webnovel

Anak Manis, Apa Kamu Tidak Ingin Mengakui Kekalahanmu?

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Ou Zun tidak menyadarinya apa pun saat diberi sebuah serangan kejutan oleh Mu Qianxun. Dia tadinya tengah bersandar dengan santai di sisi pinggiran kasur, sambil memikirkan saat-saat ketika gadis itu nantinya kalah. Dia akan melihatnya menari dengan menggunakan pakaian yang sudah disediakannya. Dia benar-benar mendambakan itu di dalam hati.

Maka dari itu, saat Mu Qianxun tiba-tiba menendangnya, Ou Zun tidak sedikit pun bersiap untuk melindungi diri. Dia pun jatuh tergulung-gulung dari atas kasur dan secara tak sadar, dia memeluk dengan erat tabletnya di dalam pelukannya.

Kemudian, Mu Qianxun memanfaatkan kesempatan ini untuk mengambil kontrol di dalam game dengan kecepatan tinggi. Dia memerangkap Iblis Tua Heishan milik Ou Zun dengan erat di dalam kepompong yang ditenun dari rambut putih karakternya.

Setelahnya, Mu Qianxun menatap Ou Zun yang jatuh bergulingan di bawah dengan bangga. Tidak perlu disebutkan lagi betapa bangganya ekspresinya itu. "Ou Zun, kamu kalah."

Ou Zun segera menatap game yang ada di tangannya. Pada saat ini, dia telah terperangkap dan terbungkus oleh kepompong yang terbuat dari serabut rambut sutra milik karakter Mu Qianxun dan tidak bisa melepaskan diri. Dia hanya bisa melihat sebuah bola berbentuk oval yang tidak henti-hentinya berputar melingkar dan berdiri tegak di sana, seolah seperti sedang menari.

Rona wajah Ou Zun pun memucat, dia lalu berseru, "Kamu bermain curang!"

Mu Qianxun mengedip-ngedipkan matanya dan membalas, "Apakah ada bukti?" 

Di sini hanya ada Ou Zun dan Mu Qianxun, dia adalah pelopor dari perbuatan busuk itu. Tapi selama dia tidak mengakuinya, memangnya pria itu bisa apa. Ditambah lagi, di mata begitu banyak pemain, kekalahan pria itu adalah sebuah fakta. Mereka tidak akan peduli dengan apa yang pada akhirnya terjadi di luar game. Dan bagaimanapun juga, pada saat ini langsung muncul sebuah ledakan pesan di area layar.

Chunyu Mianmian: Wow! 'Si Dewa, sang pacar lelaki, telah berkekuatan maksimal. Tapi tahu-tahu membiarkan istrinya mengalahkannya, benar-benar tidak ada perlawanan!

Aku Nomor Satu: Gampangnya, si Dewa telah dihajar habis-habisan!

Qing Yingzi: Istri si Dewa begitu agresif dan mendominasi!

Yuzhong: Istri si Dewa begitu agresif dan mendominasi!

Mu Qianxun mendapati bar nyawa karakter milik Ou Zun sedikit demi sedikit semakin berkurang. Dia pun menatap dengan bangga pria yang tengah berkeringat dingin di bawah kasur itu. "Ou Zun, kamu akan mati."

Sementara itu, Ou Zun tidak memedulikan Mu Qianxun. Dia menenggelamkan dirinya ke dalam game dan sedang berjuang keras, tapi saat ini benar-benar tidak ada kemungkinan untuk membalikkan keadaan situasi yang putus asa itu.

Tiba-tiba, muncul sebuah ledakan kata-kata dari pengeras suara.

Penguasa Terhormat: Si Dewa ini akan memberikan serangan balasan!

Mu Qianxun terkekeh, entah kira-kira kapan Ou Zun sempat menyentuh speaker. Akan tetapi beberapa saat setelah itu, senyuman di wajahnya pun langsung terhenti. Dia melihat tiba-tiba jumlah bar nyawa milik karakter Ou Zun yang nyaris jatuh itu menukik naik dengan tajam dan dalam waktu yang tidak sampai sedetik, tanpa diduga-duga telah naik sampai terisi penuh.

Lalu, detik berikutnya, lingkaran kepompong dari rambut putih yang melilit dan mengganggunya itu pun meledak menjadi kepingan-kepingan kecil dalam sekejap mata. Sementara itu, bar nyawa milik karakter Mu Qianxun menurun dengan kecepatan tinggi dan tidak sampai satu detik, dia pun mati.

Mu Qianxun sangat syok. Dan saat itu, sebagai responnya, air mata pun mengalir di pipinya.

Pada momen kemenangannya itu, Ou Zun telah berlari menuju ke hadapan lemari pakaian dengan antusias. Dari bagian lemari yang paling dalam, dia menemukan sebuah kantong berwarna putih dan melemparkannya dengan begitu bergairah ke arah gadis itu.

"Cepat pakai dan menarilah untukku!" ujar Ou Zun dengan sangat antusias.

Mendengar hal itu, Mu Qianxun terdiam dan masih meratapi nasibnya dalam hati. Padahal sudah jelas-jelas aku akan menang, tapi kenapa di akhir-akhir aku jadi kalah begini? Batinnya.

"Ou Zun, kamu penipu! Curang!"

Ou Zun menyipitkan matanya dengan berbahaya, lalu berkata, "Anak manis, apa kamu ini tidak mau mengakui kekalahanmu?"

Wajah Mu Qianxun dibuat meledak jadi kemerahan oleh perkataan Ou Zun karena sejujurnya di dalam hatinya dia sudah menduganya. Dia juga mengetahui dengan jelas busana macam apa yang ada di dalam kantong putih di hadapannya itu. Dia benar-benar tidak bisa memakainya.