webnovel

Dion Merasa Kacau

Setelah menelepon sekretaris untuk melanjutkan pekerjaannya, kini Dion sudah berada di bar. Meskipun masih siang, Dion ingin minum hingga mabuk untuk melupakan Andhira. Pertemuannya dengan Andhira tadi membuat Dion merasa sesak. Ia tidak menyangka bisa bertemu lagi dengan wanita yang dulu pernah dia cintai. Bermandi peluh bersama tanpa lelah. Hingga tadi Dion merasa kesal saat bertemu dengan Andhira yang sudah memiliki anak. 

Setibanya di dalam bar, Dion segera memesan minuman wine yang biasa dipesan. Dion tidak ingin mengingat Andhira lagi. Tetapi kenapa wanita yang dicintainya dulu kini muncul lagi setelah dia sudah menikah. Dan kini status Andhira juga sudah menikah, membuat Dion merasa hatinya sedikit sesak saat menerima kenyataan bahwa jika Andhira sudah dimiliki orang lain. Tapi, bukankah itu wajar, lagi pula dirinya juga sudah menikah dan punya anak. Lalu apa yang salah dengan Andhira yang sudah memiliki kekasih. Membuat Dion kembali pusing. Kemudian dia memesan minuman beralkohol lagi untuk menghilangkan stress nya. Andhira membuatnya merasakan pusing, wanita itu kenapa tidak pernah hilang dari dalam benaknya. 

Saat Dion sedang minum dan hampir setengah mabuk, tiba-tiba sahabatnya datang untuk menemani Dion karena saat Dion mau ke tempat itu dia menghubungi sahabatnya duluan agar dia ada teman. 

"Dion, udah jangan diterusin lo mabuk gini. Entar nggak sadar diri baru tau rasa lo," sergah Mike, sahabat Dion yang selama ini selalu mendengar keluh kesah Dion tentang Andhira. Mike tahu segala macam cerita tentang Andhira dari Dion. 

Dion tidak merespon, dia hanya diam saja sambil merokok namun sudah meletakkan gelas itu kembali karena minuman yang ada di botolnya. 

"Ada apa lo sampai kesini siang-siang? Ribut sama Jessica?" tanya Mike sambil menyesal wine yang dia pesan sendiri. Dion meliriknya sekilas, dia masih sadar saat Mike bertanya demikian sambil sesekali menyesap rokok yang ada di tangannya. 

"Nggak, bukan Jessica." 

"Terus siapa lagi kalau bukan Jessica? Selama ini lo kesel banget kan dengan dia, apalagi kalau dia udah banyak nuntut ke lo. Pasti ujung-ujungnya bertengkar dan lo pasti ke sini," ucap Mike yang seakan sudah hapal apa yang dialami oleh Dion. Terkadang Mike merasa kasihan dengan apa yang dialami oleh sahabatnya itu. 

"Gue ketemu sama Andhira tadi," jawab Dion singkat yang membuat Mike tercengang. Mike pasti paham betul siapa Andhira, karena nama itu sering kali muncul saat Dion sedang mabuk dan galau. Dion selalu cerita tentang Andhira. Bagaimana rindunya dia pada gadis itu. 

"Andhira? Lo yakin?" tanya Mike memastikan. Dia takut jika sahabatnya itu hanyalah berhalusinasi saja karena saking rindunya dengan Andhira. 

"Iya, gue masih ingat betul dengan wajah dia. Nggak mungkin gue salah orang. Tapi dia udah berubah," jelas Dion sambil memainkan asap rokoknya hingga hingga mengepul di udara membentuk bulatan-bulatan kecil. 

"Berubah gimana?" Mike selalu menjadi pendengar yang baik untuk mendengarkan keluh kesah Dion tentang Andhira. Karena dia merasa kasihan dengan apa yang dialami oleh Dion selama ini. 

"Dia udah punya suami dan anak," sahut Dion yang membuat Mike semakin terkejut. Hari ini Dion membawa cerita yang membuatnya merasa terkejut sejak tadi, dia tidak menyangka jika Dion akan bertemu lagi dengan Andhira. 

"Lo ketemu dimana? Apa lo yakin jika dia udah menikah dan punya anak? Kali aja lo salah lihat," ucap Mike yang berusaha untuk menghibur hati Dion yang sedang terluka karena cinta pertamanya. 

"Anak dia teman sekolahnya Kayla. Jadi tadi kita sempat makan bareng satu meja dengan suasana yang berbeda. Gue sama Jessica dan Kayla dan dia sama anaknya," jelas Dion. Kemudian dia tertawa hambar menertawakan nasibnya yang tidak beruntung dan sangat menyedihkan. 

Mike tentu saja tidak menyangka dengan apa yang diucapkan Dion barusan karena Andhira sudah menikah. Ya wajar saja jika Andhira sudah menikah, karena Dion sendiri juga sudah menikah dengan Jessica. Hingga mempunyai anak. 

***

Sementara itu, Andhira kini sedang berada di rumah untuk mengantarkan Abel untuk pulang. Agar Abel bisa istirahat dan bermain di rumah bersama pembantu di rumah. Sedangkan dia akan kembali lagi ke butik nya karena masih ada yang ingin dia selesaikan. 

"Sayang, mama kembali lagi ke butik ya? Soalnya kerjaan mama belum selesai." Andhira pamit pada Abel yang kini sudah berganti dengan pakaian rumahan. 

"Tapi mama nggak bakalan pulang malam kan?" tanya Abel yang merasa tidak senang saat mendengar jika mamanya akan kembali lagi bekerja. Waktu bermain bersama mamanya sangat terbatas sekali sehingga membuat dia tidak rela. 

"Iya, mama cepat pulang kok nanti. Janji!" ucap Andhira sambil menunjukkan jari kelingkingnya pada Abel. 

"Ya udah mama hati-hati ya?" ucap Abel sambil memeluk mamanya sebelum mamanya berangkat kerja lagi. Hati Andhira berdenyut nyeri merasakan sakit yang luar biasa karena anaknya kurang kasih sayang dari dirinya dan juga tidak mempunyai ayah. Sehingga membuat Andhira merasa bersalah. 

Setelah berpamitan pada Abel, lalu Andhira keluar dari rumahnya dan masuk ke dalam mobil. Dengan cepat Andhira menyalakan mobilnya dan berjalan memadati jalanan kota. 

Di dalam mobil Andhira tiba-tiba saja menangis karena merasa kasihan pada Abel. Perasaan Andhira semakin kacau saat dia bertemu dengan Dion tadi. Entah kenapa setelah bertemu dengan Dion dirinya merasa sangat sedih. Karena Abel tidak tahu jika Dion adalah papanya. Namun andai saja Abel tahu jika Dion adalah papanya, pasti dia akan bertanya kenapa papanya itu bersama dengan Kayla. Selama ini Andhira tidak pernah bercerita tentang Dion kepada Abel. 

Sudah berulang kali dia berusaha untuk move on dari Dion dan beberapa bulan ini dia baru bisa melupakannya, tapi kenapa takdir malah mempertemukan dia dengan Dion kembali dengan keadaan yang sudah berbeda. Andhira semakin kacau karena bertemu dengan Dion kembali. Tapi yang membuat Andhira merasa sakit hati karena Dion sudah menikah. Ternyata pria itu menghilang karena ingin menikahi gadis lain dan kini sudah mempunyai anak dan anaknya itu seumuran dengan Abel. Sungguh memikirkan hal itu membuat hati Andhira merasa sakit. 

Setelah lelah dengan pikirannya, Andhira kembali fokus menyetir agar segera sampai di tempat butik nya. Mungkin saja saat ini Jeni sedang menunggunya untuk membahas pesanan yang masuk hari ini. Terkadang Andhira selalu merasa bersyukur di saat dirinya hidup sendirian tanpa seorang lelaki yang menjadi kepala rumah tangga, justru banyak sekali pesanan yang masuk di butik nya. Dia sangat bersyukur karena butik nya sudah terkenal dan dikenali banyak orang. Bahkan kalangan sosialita saja selalu memesan baju di butik nya. 

"Jeni, ada berapa yang masuk pesanan hari ini?" tanya Andhira begitu tiba. 

"Ada 20 Bu, kata Mbak nggak boleh ditolak jika mereka sanggup menunggu," sahut Jeni yang masih berkutat dengan pekerjaannya. 

"Tapi ini ada konsumen yang cerewet sekali Mbak. Saya nggak tau harus ngomong apa lagi ke dia," keluh Jeni. 

"Siapa nama dia?"

"Jessica."