webnovel

Berani Keluar dari Rumah, Jangan Pernah Pulang Lagi

Editor: Wave Literature

"Qin Mu, sekarang tindakanmu makin keterlaluan, ya! Sudah bermain terlalu lama di warnet dengan orang lain, kamu bahkan tidak pulang ke rumah seharian! Semalam kamu ke mana saja!"

Pada hari itu, Qin Zezhang pergi keluar untuk menemani tamunya di luar sampai malam. Saat ia pulang ke rumah, jarum jam sudah menunjukkan angka sepuluh. Saat itu kepala pelayan juga menyampaikan bahwa Qin Mu sejak sore keluar dari rumah dan sampai sekarang belum pulang juga.

Saat menghubungi telepon selulernya pun tidak ada jawaban sama sekali, Qin Mu juga masih belum pulang. Alhasil, Qin Zezhang pun jadi panik hingga mengutus orang untuk mencarinya di luar. Ia khawatir bila Qin Mu telah mengalami sesuatu yang membahayakan di luar.

Namun lihatlah Qin Mu sekarang. Setelah berani berkeliaran di luar sejak semalaman, Qin Mu seakan tidak menyadari rasa panik seorang ayah terhadap anaknya. Dengan kepulangannya sekarang, ayah mana yang tidak marah!

Qin Mu membalikkan badannya dan turun kembali ke lantai bawah berjalan menuju Qin Zezhang.

Tidak merasakan apapun terhadap pertanyaan Qin Zezhang, Qin Mu mengatakan dengan enteng, "Aku memang berantakan, Sekarang kamu baru ingat mau mendisiplinkan aku, apa tidak terlambat?"

"Apa! Coba kamu katakan sekali lagi!" Qin Zezhang sangat marah dengan jawaban Qin Mu, wajahnya pun memerah.

Qin Mu mengangkat dagunya, ini juga bukan pertama kalinya ia bertengkar dengannya, "Bukankah di dalam hatimu hanya ada Qin Sichu sebagai satu-satunya buah hatimu! Asalkan anak itu bertindak baik dan tidak mempermalukan Anda, bukankah itu sudah cukup!"

Setiap kali membandingkan dirinya dengan Qin Sichu yang munafik itu, apa yang perlu dibandingkan? Qin Mu sama sekali tidak bisa belajar atas sikap Qin Sichu yang menurutnya munafik dan menjijikkan itu!

"Bangsat!" Penyakit jantung Qin Zezhang benar-benar akan kambuh gara-gara Qin Mu ini, "Sekarang yang kita bahas adalah dirimu, jangan pernah kamu melibatkan Sichu!"

Kata-kata Qin Zezhang yang terdengar sedang melindungi Qin Sichu sangat merangsang emosi Qin Mu. Amarah yang dipendam di lubuk hatinya langsung keluar, "Ibuku saja tidak pernah mengaturku, kenapa juga kamu mengaturku!"

"Kamu..."

"Apa yang aku katakan itu benar, kan!" Qin Mu menegakkan badannya dan melihat ke tangan Qin Zezhang yang tanpa sadarnya mengulur ke atas. Dengan dingin ia berkata, "Tuan Qin, kalau mau memukulku, silakan!"

Ketika Qin Mu mengatakannya, Qin Zezhang pun langsung mengetahui tangannya yang tanpa disadarinya sudah mengulur ke atas.

Seperti sebelumnya, ia sama sekali tidak bermaksud untuk memukulnya. Satu tamparannya saat itu benar-benar di luar dugaannya.

Dengan canggung ia menurunkan tangannya, namun nada suaranya tetap sangat galak, "Ibumu sudah mati, kedepannya aku yang akan mengaturmu!"

Qin Mu benar-benar sangat ingin mengatakan bahwa semenjak ibunya meninggal, pernahkah Qin Zezhang memedulikannya? Namun ia tidak dapat menanyakannya.

Mata bulat Qin Mu yang gelap tiba-tiba diselimuti oleh air, ia pun mencibir ayahnya, "Tuan Qin, jika Anda memiliki waktu untuk ini, sebaiknya Anda mendidik buah hati Anda yang lain itu saja! Tidak perlu membuang waktu untukku!"

Sungguh lucu sekali!

Setelah menikah dengan Chu Jingyun, di dalam matanya tidak pernah menganggap keberadaan anak perempuan istri pertamanya lagi. Dalam seketika, makna untuk tinggal di rumah ini menghilang begitu saja.

Qin Mu menabrak badan Qin Zezhang dan berjalan melewatinya menuju pintu rumah.

Qin Zezhang ingin menarik tangannya namun tidak sempat.

"Qin Mu, jika kamu berani melangkah keluar dari rumah ini sekarang, maka kamu juga tidak perlu pulang lagi!" Qin Zezhang berteriak dengan keras di belakangnya.

Langkah Qin Mu terhenti. Qin Zezhang mengira bila Qin Mu akan tinggal, maka nada suaranya juga tidak akan sekeras tadi. 

Tetapi sedetik selanjutnya, Qin Mu melanjutkan langkahnya tanpa menolehkan kepalanya kepada Qin Zezhang. Dalam pikiran Qin Mu, bila ia tidak pulang, maka ya sudah!

Ya, Qin Mu sudah menganggap bahwa semua orang yang ada di rumah ini membuatnya sakit hati. Tinggal di bawah atap yang sama dan menghirup oksigen yang sama, semua kemunafikan itu membuatnya mau muntah!

"Tuan, kini Anda mengusir Nona kedua dari rumah? Dia seorang gadis kecil, di mana ia bisa tinggal!" Kepala pelayan dengan cemas bertanya kepada Qin Zezhang.

Qin Zezhang juga menyesalinya, sudah jelas ia ingin menyuruhnya jangan pergi. Sayang, ucapan yang dikatakannya malah terbalik dengan isi hatinya, "Pasti dia pergi ke rumah temannya yang sembrono itu, biarkan!"