webnovel

Sebuah Peringatan

Viona merasa tertantang ingin membuktikan kepada atasannya saat ini Richard Alexander, bahwa dirinya adalah seorang kompeten di pekerjaan ini.

Ting! Bunyi lift. Tanda lift sudah sampai pada lantai yang dituju. Lantai dua.

Gadis itu segera menuju ke ruangan kerjanya yang lama untuk mengemasi barang-barang. Suasana tampak tenang di dalam ruangan divisi HR-GA. Semua orang tampak sibuk menatap layar laptop masing-masing. Mereka semua membuat sibuk mengetik dan menyusun laporan.

Viona segera menuju ke meja kerjanya yang terletak di sudut ruangan.

Mematikan laptop, mulai membereskan beberapa dokumen, memasukkan dan menyusun dokumen itu dengan rapi ke dalam kardus kotak.

Monica Lewinsky, sang manager yang duduk di meja seberang, diam-diam memperhatikan tingkah Viona dari kejauhan.

'Apa ya? Kenapa tiba-tiba Viona mengemasi barang-barangnya? Apa dia tiba-tiba dia mengundurkan diri?' batin Monica.

'Hm, mencurigakan sekali. Dasar tidak sopan. Kenapa dia tidak berbicara apa-apa kepadaku?' batin Monica sedikit kesal.

Wanita cantik rambut merah itu sangat penasaran dengan gelagat Viona yang tiba-tiba mengemasi semua barang-barang pribadinya.

"Astaga! Apa mungkin dia dipecat sepihak oleh Tuan Daniel Alexander?" lirih Monica berkata sambil menutupi mulutnya dengan kedua tangannya.

'Mungkin, Viona terlalu sedih sehingga tidak sanggup berpamitan denganku dan yang lainnya? Hm, kasihan sekali,' batin wanita bertubuh seksi itu, sambil terus memperhatikan Viona.

Monica tipe wanita yang suka sekali bermain dengan pikirannya sendiri dan membuat asumsi sesuka hatinya.

'Eh, tunggu dulu! Jika memang benar Viona dipecat, pasti Tuan Daniel akan memberitahu via telepon atau email. Tapi ini, belum ada pemberitahuan apapun,' batin Monica Lewinsky.

Monica mencoba untuk membuka dan memeriksa surat masuk pada email kantor yang ada di laptop miliknya.

'Nah iya, belum ada email masuk dan pemberitahuan apa pun. Apa aku coba telepon dan tanyakan pada Tuan Daniel Alexander ya?' batin Monica Lewinsky.

'Tapi jangan dulu ah! Takutnya Tuan Daniel sibuk saat ini. Apa aku sebaiknya tanyakan langsung kepada Viona ya? Ya, aku tanya ke langsung ke Viona saja,' batin Monica.

Monica Lewinsky pun beranjak dari tempat duduknya. Wanita berambut merah burgundy itu mulai menghampiri Viona yang masih tampak asik membereskan meja kerjanya.

"Ehem!" dehem Monica dengan keras.

Suara dehem Monica yang cukup keras itu membuat Viona menghentikan kegiatannya. Gadis itu lalu mengangkat kepalanya.

"Nona Lewinsky?" sapa Viona sedikit terkejut ketika melihat di hadapannya ada sang manager.

"Oh Viona, boleh aku bertanya sesuatu kepadamu?" tanya Monica.

"Tentu saja Nona Lewinsky," jawab Viona dengan tenang.

"Kenapa kau mengemasi barang-barangmu ini? Apa yang terjadi padamu? Apa terjadi sesuatu yang buruk padamu?" cecar Monica Lewinsky dengan nada khawatir.

Viona terdiam sejenak mencoba mencerna cecaran pertanyaan sang manager.

"Oh ini. Maafkan saya, Nona Lewinsky. Saya terlambat memberitahu anda," jawab Viona.

Monica mengerutkan alisnya sambil sedikit memiringkan kepalanya. "Apa maksudmu, Viona? I don't understand," tanya wanita seksi itu penasaran.

"Maafkan saya Nona Lewinsky, mulai hari ini saya sepertinya sudah tidak bisa bekerja bersama anda di sini lagi," ucap Viona dengan sopan.

"Apa maksudmu, Viona? Apa kau dipecat Tuan Daniel?! " tanya wanita seksi itu penasaran. Ekspresi wajah Monica terlihat tegang.

"Oh, bukan Nona Lewinsky," sergah Viona sambil menggelengkan kepala.

"Lantas? Bicara yang jelas Viona!" cecar Monica.

"Mulai hari ini saya akan pindah kerja ke lantai sebelas tepatnya di ruangan Tuan Richard Alexander, CEO yang kita baru itu," jelas gadis berambut pirang itu.

"Apa hari ini? Sekarang?" cecar Monica lagi.

"Bukankah berdasarkan SK alias Surat keputusan dari Tuan Daniel yang dikirimkan padaku kemarin. Penugasan di lantai sebelas itu besok?!" tandas Monica tidak mau kalah.

Viona menghela nafas ringan lalu tersenyum pada sang manager HR-GA.

"Memang benar, demikian Nona Lewinsky. Tapi Tuan Richard Alexander, sendiri yang meminta saya untuk mulai bekerja bersama beliau di lantai sebelas. Mulai hari ini, " terang Viona.

Monica hanya bisa tercenung sambil berkata "Oh, begitu rupanya."

Sebagai manager HR-GA, wanita cantik itu mengetahui benar bahwa tugas utama Viona memang sebagai sekretaris dari CEO. Dia hanya sementara ditempatkan di divisi HR-GA, sampai CEO yang baru tiba.

"Baiklah jika memang demikian,Viona," imbuh Monica Lewinsky.

"Maafkan saya, atas ketidak sopanan saya. Karena belum sempat mengatakan hal ini pada anda, Nona Lewinsky, karena keadaanya sangat mendadak," ucap Viona dengan sopan.

"It's Okay. Tidak masalah Viona. Jika memang keadaannya mengharuskan kamu untuk bekerja dengan Tuan Richard hari ini. Saya tidak masalah. Justru itu tugas utamamu, kan!" ujar Monica Lewinsky.

Secercah senyum terlukis di wajah Viona. Ia tidak menyangka bahwa Monica Lewinsky yang selama ini begitu cerewet bisa menjadi sangat pengertian.

"Terima kasih atas pengertian anda, Nona Lewinsky," balas Viona dengan sopan.

Monica pun tersenyum kepada Viona. "Good luck My Friend, Viona. Semoga kamu betah di sana ya," ujar sang manager HR-GA itu memberikan semangat kepada rekan kerjanya.

"Terima kasih sekali lagi Nona Lewinsky," ujar Viona.

Tiba-tiba Monica melangkah maju lalu berbisik di telinga Viona.

"Viona, sebaiknya kau berhati-hati dengan Tuan Richard. Aku peringatkan padamu! Jangan berharap banyak dari pria itu. Bekerja saja yang baik, jangan cari masalah!" bisik lirih Monica ke telinga Viona.

Ekspresi wajah Viona berubah menjadi pucat pasi, mendengar perkataan yang dibisikkan Monica ke telinganya. Mendadak bulu roma Viona meremang, saat nama Richard di ucapkan ke telinganya.

Jauh di dalam lubuk hati Viona, ia belum bisa melupakan peristiwa yang tidak sengaja ia lihat di kamar No.1220 di Hotel Ritz Carlton. Tepatnya kemarin saat mengantarkan paket untuk Richard Alexander.

'Ah, apa maksudnya? Tapi mungkin tidak ada salahnya aku mendengarkan peringatan dari Nona Lewinsky. Sebaiknya aku berhati-hati dengan si Richard itu,' batin Viona.

"Terima kasih, atas perhatiannya Nona Lewinsky. Saya janji akan bekerja dengan baik tanpa membuat masalah sedikit pun," ujar Viona.

Viona memang gadis yang polos dan naif. Jadi ia langsung percaya dengan apa yang didengarnya dari senior Monica.

Seutas senyum tipis penuh arti tersungging di bibir sexy Monica Lewinsky. Saat melihat ekspresi Viona yang terlihat ketakutan.

Wanita cantik itu, merasa senang melihat Viona yang ketakutan dan mudah termakan dengan ucapannya.

Monica memang sengaja memberikan peringatan langsung kepada Viona. Padahal tujuan sebenarnya dari Monica adalah agar Viona menjaga jarak dan tidak macam-macam dengan mantan kekasihnya itu.

Sebab Monica termasuk tipe wanita over protektif.

Monica yang tumbuh di lingkungan keluarga kaya raya, tidak pernah mengijinkan siapa pun untuk mendekati atau pun memiliki apa yang pernah menjadi miliknya. Tidak terkecuali mantan mendekati kekasihnya.

Yah, Richard Alexander adalah mantan kekasih dari Monica Lewinsky. Mereka dulu pernah menjalin kasih meskipun hanya sebentar. Hubungan itu hanya bertahan dua bulan saja.

Sebelum akhirnya, Richard pergi meninggalkan Monica ke Amerika.

Namun, meskipun sudah putus dalam waktu yang cukup lama. Pada kenyataanya sampai saat ini Monica masih terobsesi dengan pria tampan bermata biru itu.

Tring! Tring! Suara telepon di meja kerja Monica berdering dengan nyaring memecah kesunyian.

Monica melirik ke arah meja kerjanya.

Lampu di layar LED kecil yang pasang di layar telepon menyala merah terang, berkedip-kedip beberapa kali mengikuti irama dering suara telepon.

Wanita cantik itu hafal jika lampu di layar LED kecil itu menyala dengan warna dengan warna merah. Tentu panggilan yang masuk adalah panggilan dari atasan kerjanya.

"Sebentar Viona ya," ujar Monica Lewinksy.

Monica Lewinsky pun buru-buru kembali ke meja kerjanya, untuk mengangkat telepon.

"Halo, Selamat pagi, dengan Monica Lewisky di sini. Ada yang bisa dibantu?" sapa wanita cantik itu dengan ramah.

Bersambung....

Hi semuanya! Saya baru saja merevisi bab ini. Semoga ceritanya tambah menarik ya!

Creation is hard, cheer me up!

Like it ? Add to library!

I tagged this book, come and support me with a thumbs up!

Rainy_Qiucreators' thoughts