webnovel

Aku Tidak akan Merepotkan Pak Guru

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

"Xiaoqiao, kamu harus mendengarkan apa kata dokter." Ujar Gu Yishen sembari mengelus kepala Jian Xiaoqiao dengan lembut.

Jian Xiaoqiao menatap Gu Yishen dengan tatapan memelas, lalu menarik lengannya, "Pak Guru, jangan tinggalkan aku sendirian di sini. Aku sangat takut!"

Gu Yishen hanya bisa menghela nafas panjang saat melihat mata Jian Xiaoqiao yang menatapnya dengan begitu memelas. Dia saat ini tidak tahu harus mengatakan apa.

"Kau boleh tidak menemaniku besok. Tapi kamu harus berjanji padaku, saat pulang nanti kamu tidak boleh memaksaku untuk minum obat!" Ucap Jian Xiaoqiao dengan terisak.

Gu Yishen akhirnya mengerti maksud kata-kata yang dilontarkan Jian Xiaoqiao.

"Tidak bisa!" Gu Yishen menekankan setiap suku kata yang dia ucapkan. Jika tidak minum obat, kram perut Jian Xiaoqiao tidak akan membaik.

"Kamu benar-benar tidak peduli denganku!"

"Tidak mau minum obat? Tidak bisa, tidak ada jalan lain!"

"Gu Yishen…"

Sejak awal ternyata Gu Yishen tahu kalau Jian Xiaoqiao sedang berpura-pura. Tidak heran jika Gu Yishen tidak mengasihaninya.

"Simpanlah trik mu itu! Cepat pergi tidur!" Gu Yishen sudah tidak mau meladeninya lagi.

Jian Xiaoqiao mengerucutkan bibirnya, lalu dengan perasaan terpaksa dia berbaring di tempat tidurnya. Tidak lama kemudian, dia membelakangi Gu Yishen dan tertidur.

Setelah beberapa saat, terdengar suara orang yang sedang mendengkur.

Pintu kamar itu didorong hingga terbuka, Dokter Lin tampak sedikit mengintip dan kemudian berjalan masuk, "Pak Gu, apakah Xiaoqiao sudah tidur?"

"Iya, dia baru saja tertidur."

"Xiaoqiao adalah satu-satunya anak perempuan yang dimiliki keluarga Jian. Sejak kecil dia dijaga dengan sangat baik. Keluarga Dokter Jian memperlakukannya seperti seorang putri. Kehidupannya juga tidak pernah kekurangan apapun. Meskipun dia terkadang egois, tapi dia memiliki hati yang baik. Tetaplah bersamanya dan kau akan mengerti."

"Iya, aku paham."

Lin Fan berdiri di samping ranjang Jian Xiaoqiao, dia lalu melirik buah-buahan yang ada di atas meja, "Xiaoqiao sangat pemilih masalah buah. Dia tidak suka makan apel dan pisang. Selain dua buah itu dia masih mau untuk memakannya."

"Apakah kamu akrab dengan Xiaoqiao?" Tanya Gu Yishen kepada Lin Fan.

"Aku sudah memeriksanya sejak dia pertama kali mengalami kram perut. Sudah bertahun-tahun lamanya, aku pun sedikit banyak juga memahami emosinya."

Lin Fan tertawa lalu melanjutkan, "Kalau begitu aku pergi dulu. Aku masih harus pergi ke bangsal lain."

"Silakan!"

Ketika Lin Fan pergi, Gu Yishen berdiri di depan tempat tidur dan menatap Jian Xiaoqiao yang sedang tertidur. Dia sejenak membenarkan selimut Jian Xiaoqiao, lalu kembali berbaring di sofa.

Pagi di hari kedua. Ketika Jian Xiaoqiao bangun tidur, Gu Yishen sudah tidak ada di sana.

Dia kembali berbaring dan meregangkan tubuhnya di atas kasur, kemudian tidak sengaja dia melihat sekotak makanan dan segelas air berada di mejanya. Di kotak makanan itu tertinggal sebuah catatan kecil.

Dia mengambil catatan itu, di atasnya tertulis: "Ada air gula merah di gelas itu dan ada bubur di atas meja. Aku pergi ke sekolah dulu."

Jian Xiaoqiao meletakkan catatan itu di dahinya. Melihat gelas dan kotak makan yang ada di atas meja, dia tidak sadar telah menyunggingkan senyum di bibirnya.

Setelah melakukan pemeriksaan dan minum obat selama dua hari, Jian Xiaoqiao akhirnya diijinkan mengemas barangnya untuk pulang ke rumah.

"Pak Guru, apakah aku ketinggalan banyak pelajaran?" Jian Xiaoqiao bertanya kepada Gu Yishen yang sedang mengemudi.

"Di rumah nanti, aku bisa membantumu untuk belajar." Jawab Gu Yishen.

"Tidak apa-apa. Malam ini Lin Xi akan membantuku belajar di rumah. Aku tidak akan merepotkan Bapak!" Kata Jian Xiaoqiao.

"Boleh saja. Nilai Lin Xi cukup bagus, kamu beruntung karena dia bisa membantumu."

Jian Xiaoqiao menundukkan kepalanya dan tersenyum, lalu kembali mendongakkan kepalanya, "Pak Guru, bisakah kamu memasak di rumah? Lin Xi akan datang setelah pulang sekolah."