webnovel

TWENTY FOUR

"Tidak masalah, aku juga senang memiliki murid seperti anda, luna." Ujarnya dengan jenaka mengingat bagaimana hari ini dia cukup menguras sihir mana miliknya untuk menahan kekuatan dasyat yang bahkan Alexa sendiri tidak menyadarinya.

Tapi Lucas yakin, Alpha Matthias menyadari kekuatan dari sang luna. Itulah kenapa dia sendiri meminta bantuan padanya untuk mengajarkan dan menahan luna selama seminggu, memberikan pengajaran menahan kekuatan aura intimidasi miliknya dan hawa keberadaan sang luna.

Setidaknya, untuk puluhan kali percobaan Alexa terlihat tak kelelahan sedangkan Lucas sendiri sudah memiliki keringat sebesar biji jagung di dahinya. Dia mulai yakin, apa yang ia lakukan saat ini akan membuahkan hasil seperti yang ia inginkan. Alexa benar-benar akan memenangkan perang saat ini, modal untuk mencapai kemenangan itu dengan dorongan dan fasilitas juga pengajaran darinya.

"Sepertinya saya tak bisa mengajarkan dengan maksimal, mulai besok siang saya akan kembali ke menara sihir. Tapi saya memiliki beberapa alat sihir yang mumpuni, ini dinamakan jubah tudung manipulasi pandangan banyak orang. Gunakan ini seterusnya, selama anda memakai jubah tudung ini, meski tudungnya terlepas, wajah anda akan terlihat berbeda di mata orang-orang dan tak mudah dikenali." Kata Lucas sambil mengambil barang itu dari tangan pelayan yang sudah menyiapkan sedari tadi dengan perintah Lucas.

Alexa yang melihat itu semakin tercengang sambil menahan senang, barang yang Lucas berikan selalu berharga dan jarang dimiliki oleh orang lain bahkan seorang alpha sekalipun.

"Lucas, ini sudah terlalu berlebihan!!" Alexa menerima jubah tudung itu dengan tangan agak sedikit bergetar.

Lucas tersenyum begitu lembut, ini adalah modal yang diperlukan untuk menemukan penyihir hitam kembaran dari muridnya. Penyihir yang dapat membaca masa depan yang meninggalkan sejarah kelam bagi para penyihir menara, Lucas ingin segera menuntaskan semua perkara di kerajaan darat sambil ikut menyelesaikan persoalannya.

"Tak apa, aku selalu yakin dengan intuisiku untuk memberikan semua ini padamu." Jawab Lucas dengan bahasa yang lebih santai.

Alexa mengernyit berniat bertanya kembali, tetapi seseorang yang mendekat dengan begitu cepat melesat ke arah tempatnya berada bersama Lucas. Itu mengancam dengan hembusan angin yang membuat beberapa penjaga memejamkan mata, mereka telat menyadari tetapi Lucas sudah membuat barrier dengan cepat untuk melindungi dirinya terutama sang luna.

"Ini..." Dan dalam sekejap seusatu yang seperti asap putih menabrak penghalang Lucas dengan cepat.

DUK!

Suara keras menabrak penghalang milik Lucas, Alexa memejamkan mata karena terkejut. Lucas malah melotot melihat sosok hollow yang berusaha sekuat tenaga untuk mendekat kearah Alexa yang memejamkan mata sambil menutupi kepalanya, hollow ini adalah jiwa yang sekuat tenaga mencoba menerobos dengan cepat.

Aura kedatangannya yang tak ditutupi, tentu disadari oleh seluruh raja yang ada di kastil besar ini. Terutama Alpha Matthias yang menyadari lebih dulu dan mengejar dengan cepat, dia terkejut karena arah dari keberadaan makhluk ternoda ini menuju ke tempat dimana matenya tengah berlatih.

"...Tolong, mereka sudah dekat... tolong..." hollow itu meracau, jiwanya yang seperti asap putih kini mulai berubah menjadi hitam dari bawah dan menjalar ke atas.

Alexa dapat mendengar suara itu, dia perlahan membuka mata dan melihat wajah menangis yang memiliki aura merah penuh rasa dendam dan amarah.

"A-apa ini..." Alexa tanpa sadar mengangkat tangan untuk menyentuh makhluk itu tetapi segera Lucas halangi.

"Jangan sentuh itu! Jiwanya sudah ternoda!!"

"...Tanah ini sudah dikutuk... malapetaka tengah membalas dengan serampangan... tolong... raja naga merah tengah membabi buta membunuh kita..."

Lucas melihat kearah wajah hollow yang berteriak meraung kesakitan itu, jiwanya sudah dilahap oleh waktu. Namun ada sesuatu yang membuat pandangan Lucas menyendu dan melembut setelahnya, dia tersenyum sambil berusaha sekuat tenaga untuk menahan penghalang ini tetap ada agar melindungi luna. Ada satu titik bercahaya di dahi hollow itu, seseorang sengaja mengirimkan hollow ini sebagai teror pertama.

Mengatakan jika bahkan penghalang tak dapat menghalanginya.

"Maafkan aku, maafkan aku sayang..."

Dan setelah kalimat itu selesai diucapkan, hollow itu berubah menjadi hitam seluruhnya dan wajah yang tadi dapat dilihat oleh Alexa berubah menjadi hitam dan bergerak semakin agresif mendorong penghalang yang sedikit melemah akibat Lucas yang kelelahan.

Retakan mulai terlihat dan hollow itu semakin berteriak memekakkan telinga siapapun yang mendengar, jika orang biasa yang mendengarnya. Gendang telinga mereka akan pecah, hollow disebut jiwa yang ternoda yang mencoba menolak untuk kembali ke tempat seharusnya jiwa orang mati berada.

RARRR!!

Suara teriakannya sangat mengganggu, tetapi sebelum Lucas benar-benar kehabisan daya. Sosok Mathias diikuti dengan Alpha Draco dan Rudolf juga jenderal Akira datang dengan cepat dan menarik jantung dari hollow itu keluar dari tempatnya dan teriakan menyedihkan pun kembali terdengar sebelum asap hitam itu hilang perlahan, menguap di udara.

Hanya tertinggal satu, ada tetesan air yang jatuh setelah asap itu menghilang. Dan tetes air matanya mengambang di udara, dia tak hancur bersama dengan jiwanya yang ternoda.

"Alexa!! kamu tidak apa?" Matthias langsung menarik tubuh matenya dan melihat dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Mengabsen seluruh visualnya sampai yakin tak ada yang terluka, mengabaikan Lucas yang pucat dipegang oleh Jenderal Akira dengan cepat. Lucas kelelahan, mananya terkuras banyak setelah mengajarkan Alexa.

Dan kehadiran Hollow tadi, dia memakan mana yang keluar dari penghalang miliknya membuat kondisi tubuhnya semakin kritis. Napasnya memburu, dia menatap kearah Alexa dan beberapa orang di depannya dengan pandangan kabur.

"...Cas...Lucas!!"

"...Penyihir..."

"....Panggilkan dokter... bawa dia segera ke peraduan!!"

Suara-suara itu timbul hilang dalam pendengarannya, sedangkan alpha Rudolf yang melihat sisa tetes air diudara yang masih berada ditempatnya segera menyelubunginya dengan sihir perangkat miliknya. Ini akan mereka selidiki melalui cawan mata air, tetesan air mata ini akan diteteskan kesana dan melihat gambaran yang jiwa ternoda itu melihat terakhir kali sebelum dia mati.

Dan setelah itu Alpha Rudolf ikut serta dengan semua orang menggiring tubuh raja penyihir yang tak sadarkan diri, beberapa penjara sudah datang untuk mengamankan tempat tinggal raja penyihir.

Dan juga beberapa penyihir yang dibawa oleh Luas mulai merapalkan kembali sihir penghalang di tempat kastil raja mereka tinggali saat in, untuk melindungi agar kejadian tadi tak terulang. Karena bisa saja ada serangan beruntun dari musuh saat melihat keadaan genting saat ini.