webnovel

Rasa Itu

Warning....(+21)

Gak tanggung Jawab ya

Dosa tanggung sendiri2...hehehe

________________________________________________________

" Ahhhh, darling!" desah Max saat Netta memegang miliknya, dia baru tersadar jika dia hanya memakai handuk saja dari tadi dan miliknya sudah sangat tegang menjulang dengan sombongnya ke depan. Netta memainkan tangannya, mempercepat dan memperlambat gerakan tangannya.

" Ahhh, Darling! It's good!" racau Max yang sudah 5 tahun tidak pernah tersentuh atau menyentuh wanita. Max mengangkat Netta dengan cepat tanpa melepaskan ciumannya yang dalam dan panas. Dia membaringkan Netta di ranjang lalu merobek pakaian Netta hingga memperlihatkan branya. Lalu dirobeknya celana kain Netta hingga memperlihatkan G-Stringnya. Netta bukan lagi gadis 5 tahun yang lalu yang masih malu-malu di depan Max.

" Touch me, darling!" ucap Netta kasar, tapi kali ini Max tidak menganggap Netta jalang seperti dulu. Dia sangat yakin apa yang diucapkan Netta memang benar-benar isi hatinya. Max mencium kembali bibir Netta yang terlihat bengkak, lalu diangkatnya kedua tangan Netta keatas kepala. Max mencium seluruh wajah Netta tanpa terlewat. Dia menjilat telinga dan menggigitnya, lalu dia mencium ketiak Netta dan menjilatnya

" Ahhh!" Desahan lolos dari bibir Netta. Ditinggalkannya beberapa kissmark di leher dan tulang selangka Netta. Max berpindah ke bahu mulus Netta, dia menggigit bahu itu dengan lembut.

" Maxxx!" desah Netta lagi.

" Kamu masih saja merawat tubuhmu, sayang!" ucap Max.

" Apa kamu nggak mau jika aku tidak seperti dulu?" tanya Netta.

" Aku akan selalu menginginkanmu bagaimanapun dirimu!" jawab Max.

" Tapi aku ingin kamu selalu mendapatkan yang terbaik dari diriku, sayang!" kata Netta lembut.

" Aku tahu! Aku mencintaimu Arnetta Johanson! Untuk selamanya sampai kapanpun!" ucap Max ditelinga Netta. Max sudah tidak tahan lagi, dia memasukkan miliknya ke milik Netta.

" Ahhh! Sak...kit, Maxxx!" rintih Netta. Max menarik bra di dada Netta dan menyembullah puncak dada Netta yang langsung dilumat dan disesap oleh Max.

" Ssshhhh! Ma...aaxxxx!" desah Netta. Max mencoba kembali memasukkan miliknya perlahan dan dengan pelan masuk sedikit demi sedikit karena pelumas pada milik Netta telah keluar akibat remasan tangan Max dan kuluman Max pada dada Netta. Max memompa Netta pelan setelah membenamkan miliknya sejenak.

" Akhhh, darling! Kamu masih seperti dulu!" kata Max sambil terus memompa.

" Ya, sayang! Aku hanya milikmu!" jawab Netta.

" Nikmat sekali, sayang!" racau Max. Setelah beberapa menit, Max memompa pada satu sisi dengan cepat.

" Ahhh, Maxxx! Kamu masih tahu dimana letak G-Spotku, sa...yanggg! Akkhhhhhh!" teriak Netta yang telah mendapatkan pelepasannya setelah sekian tahun. Tapi Max masih saja memompa tanpa henti, sampai Netta beberapa kali mengalami orgasme.

" Aku lelah, sayang!" kata Netta.

" Sekali lagi, sayang!" ucap Max mengecup kening dan melumat bibir serta dada Netta. Netta kembali merasa tubuhnya terangsang, Max mempercepat gerakannya hingga tubuh Netta terlonjak-lonjak akibat hentakan keras Max.

" Akhhhhh!" teriak Max yang menyemburkan cairan kentalnya ke rahim Netta hingga beberapa saat. Max merasa sangat bahagia bisa menyalurkan hasratnya kembali pada Netta. Max melepaskan miliknya dan rebah disamping Netta yang telah lemas. Max meraih selimut yang terjatuh di bawah dan menutupkannya pada tubuh mereka.

" Thank you, darling! I love you so much!" bisik Max lembut tapi Netta sepertinya telah tertidur dengan lelap. Max yang memiringkan tubuhnya membiarkan Netta memakai lengannya sebagai bantal dan Netta merasa nyaman berada di dada Max. Tok! Tok! Suara pintu diketuk dari luar, Max yang mendengar menebak jika itu pasti Mirna. Dia menggantikan tangannya dengan bantal untuk dipakai Netta tidur. Max memakai boxernya lalu dilapisi celana pendek selutut dan juga kaos oblong. Dia membuka sedikit pintu kamarnya dan terlihat Marni di depan pintu.

" Maaf, Tuan Muda! Makan malam sudah siap!" kata Marni.

" Bisakah Mbok Marni bawa ke atas?" tanya Max pelan, dia takut jika Netta akan bangun.

" Baik, Tuan Muda!" jawab Marni tersenyum.

" Apa ada yang aneh dengan wajah saya?" tanya Max yang melihat Marni tersenyum-senyum melihat dirinya.

" Nggak ada, Tuan! Tuan kembali tampan! Xixixi!" kata Marni sambil pergi ke bawah. Max hanya tersenyum, seburuk itukah dirinya saat berbulu? batin Max. Ditutupnya kembali pintu kamarnya dan dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Sebenarnya aku masih ingin memakanmu, sayang! Tapi aku kasihan melihatmu kelelahan seperti itu! batin Max yang tiba-tiba gairahnya menyebar ke bagian intimnya.

Netta membuka matanya perlahan, dia mengerjap-ngerjapkan matanya sambil menguap.

" Selamat malam, sayang!" sapa Max.

" Malam, sayang!" jawab Netta belum sadar sepenuhnya.

" Apa kamu baik-baik saja?" tanya Max lagi.

" Iy...dimana aku?" tanya Netta yang melihat kesekeliling ruangan.

" Kamu lupa?" tanya Max lagi.

" Emm...Max?" kata Netta, dia merasa malu karena lupa dengan kejadian yang baru saja membuat dirinya melambung ke langit ke 7.

" Apa kamu sudah ingat?" tanya Max menggoda. Netta menutup tubuhnya hingga hidung, lalu menganggukkan kepalanya.

" Kamu sangat menggemaskan, sayang!" ucap Max lalu memeluk Netta dengan erat. Max mengecup puncak rambut Netta dan kening wanita itu.

" Apa kamu tidak apa-apa?" tanya Max.

" Tubuhku sedikit sakit!" jawab Netta.

" Maaf kalo begitu! Aku tidak akan melakukannya lagi!" kata Max pura-pura sedih.

" Eh, tidak seperti itu! Aku hanya...aku akan baik-baik saja!" jawab Netta gugup.

" Jadi kamu mau melakukannya lagi?" tanya Max cepat.

" Iya! Eh...tidak...eh...entahlah, Max! Kau membuatku malu!" jawab Netta tersipu.

" Ayo, mandilah! Aku sudah menyiapkan air hangat di bathup!" kata Max. Lalu Netta bangun dari ranjangnya dan memakai selimut untuk menutupi tubuhnya.

" Apa kamu masih malu, sayang?" tanya Max menggoda.

" Dasar mesum!" kata Netta kesal. Dia merasakan nyeri di selangkangannya, tanpa sengaja dia menggigit bibirnya.

" Apa yang aku katakan tentang bibirmu, sayang?" kata Max yang melihat Netta menggigit bibirnya.

" Tapi ini sedikit sakit, Max!' jawab Netta.

" Apa kamu sudah menjadi lemah? Dulu kamu yang selalu memuaskanku!" sindir Max.

" Aku sudah pernah melakukan operasi, Max! Tapi aku masih muda! Aku hanya baru melakukannya lagi setelah 5 tahun!" elak Netta.

" Hahaha! Kapan mandinya jika kamu terus disitu?" kata Max yang kemudian mendekati Netta dan mengangkatnya ke kamar mandi.

" Aku bisa mandi sendiri!" kata Netta malu.

" Aku tahu! Karena jika kamu memintaku, kamu akan lebih kesakitan!" jawab Max tersenyum, lalu mengecup bibir Netta dan keluar dari kamar mandi.

" Singaku telah kembali!" kata Netta ambigu. Dia merebahkan tubuhnya ke dalam bathup yang telah terisi ramuan dan air hangat.

" Halo!" M

" Max?" K

" Ken...zi?" M

" Apa kabar?" K

" Baik!" M

" Apa Netta ada bersamamu?" K

" Tidak!" M

" Jika dia kesana tolong bilang putranya mencarinya!" K

" Iya!" M

Kenzi mematikan panggilannya. Max merasa bersalah telah berbohong, tapi dia tidak mau jika mereka akan memisahkan dia dengan Netta. Sudah cukup penderitaannya selama ini, tapi bagaimana dengan anak Netta? Dia membutuhkan Netta. Apa anaknya bisa menerima dia sebagai ayah tirinya? Max ragu, karena selama ini dia belum pernah dekat dengan anak-anak.

Next chapter