webnovel

entah apa

Aku sendiri pun tak mengerti, bagaimana yang aku inginkan terasa begitu memuakan. Aku enggan untuk memikirkannya lagi.

Yang aku jalani saat ini, adalah hidupku. Dengan atau tanpa mereka yang dahulu aku anggap half-of-me. Mereka yang dulu selalu aku jadikan nomer kesekian setelah keluargaku, mereka dulu tempatku berbagi.

Tapi akhir akhir ini, aku memilih sendiri. Berjalan sendiri, menetapkan tekat sendiri, dan berusaha menjadi sedikit lebih keras dari dulu.

Jika dulu aku masih bisa pura pura baik. Sekarang mereka akan melihat saya yang sebenarnya. Melihat saya dengan semua hal yang bisa saya lakukan tanpa mereka.

Aku mulai berusaha membuka mata kepada mereka yang dulu aku lihat dengan sebelah mata. Karena setelah aku memahami mereka, aku sadar. Dulu, aku sejahat itu.

Aku tidak tahu apapun tentang mereka. Tapi aku menyimpulkan sendiri, bukannya bertanya. Ya, bisa jadi inilah karma yang kata mereka akan berjalan sesuai alurnya.

Sekarang, aku berdiri sendiri. Berusaha untuk tidak terlalu percaya dan dekat dengan orang lain. Biarlah, mereka mau melihatku seperti apa.

Aku akan menunggu mereka mengucapkan kata "tolong" kepada saya dan saat itulah mungkin mereka baru sadar.

Bahwa mereka tidak akan bisa hidup sendiri, dan percayalah. Jika kita menghindari sesuatu, maka ruang gerak kita akan terasa sempit.

Aku mengalaminya akhir akhir ini. Saya enggan bertemu tapi diharuskan bertemu. Saya enggan menyapa tapi saling melihat. Dan seharusnya tidak bertanya, hanya dia yang bisa saya tanyai.

Kita hidup berusaha, tapi Allah tetap yang menentukan.

-RestySiswati♡