๐ PART 17
Pada pukul 9 malam , kereta Hazim sudah memasuki perkarangan rumah nya . Matanya sangat berat akibat menahan ngantuk nya , kepala nya pula berdenyut-denyut . Bau alkohol sangat menyengat di badannya , masa perjalanan pulang ke rumah , dia singgah di sebuah kedai yang menjual arak lalu memesannya 2 botol . Dia keluar dari keretanya dan menutup kasar pintu keretanya , langkahnya yang longlai itu di gagahkan juga untuk masuk ke dalam rumah nya . Pintu utama di buka lalu melangkah masuk dan sekali lagi dia menghempap pintu itu .
'uhuk uhuk' . Hazim terbatuk apabila merasa arak yang di minumnya tadi menyengat di kerongkong nya . Topi yang masih kemas di kepalanya di buka kasar lalu di lempar ke atas sofa . Langkah kaki nya di halakan naik ke atas , setibanya dia di atas , langkah nya terhenti apabila terpandangkan bilik Humaira . Lantas dia mendekati pintu itu , "๐ง๐๐๐บ๐๐๐บ๐บ๐บ" . Kata Hazim yang seakan-akan berbisik di pintu bilik Humaira . Bibirnya mengukirkan senyuman sinis , apabila dia ingin berganjak ke bilik nya , secara tidak sengaja tangannya terus memulas tombol pintu Humaira . Hazim pun terus tersembam ke lantai .
Dia memegang kepalanya yang pening , dia melihat sekilas ke arah bilik Humaira yang terbuka sedikit akibat tangannya tadi yang tidak sengaja memulas tombol pintu . Dia bangun perlahan-lahan memasuki bilik Humaira , Humaira yang tidur lena itu langsung tidak menyedari akan kehadiran Hazim yang sudah berada di dalam bilik nya .
Hazim mendekati katil Humaira , wajah Humaira yang bersih itu serta kulit wajahnya yang putih lagi menarik minat Hazim untuk mendekati Humaira . Hazim sedikit menunduk lalu membelai rambut halus Humaira , sekali lagi Hazim tersenyum sinis . Tangannya membuka selimut yang di pakai Humaira , perlahan-lahan dia membuka butang baju tidur Humaira .
Baju dalam berwarna putih singkat itu milik Humaira sudah menjadi santapan kedua-dua mata Hazim . Hazim terpegun melihat tubuh Humaira yang rampinh serta kulit nya yang putih mengkilat . Nafsu Hazim sudah berombak di dadanya , baju putih milik nya terus di buka dan di lempar ke atas lantai . Humaira terjaga apabila badannya terasa sejuk yang tidak memakai selimut itu , "๐ด๐๐๐๐๐๐" . Sedar Humaira sambil mengesat wajahnya .
Hazim yang melihat Humaira bergerak terus menaiki tubuh Humaira dengan pantas . Humaira terus membuka matanya apabila dia merasa ada seseorang yang menindih nya . "๐ง๐บ๐๐๐ ! ๐ง๐บ๐๐๐ ! ๐บ๐๐บ ๐๐บ๐๐ ๐บ๐๐บ๐ ๐ผ๐๐ป๐บ ๐ป๐๐บ๐ ๐๐๐ !" . Jerit Humaira sambil memukul dada Hazim yang berada di atas nya .
"๐ฃ๐๐บ๐๐ ๐บ๐บ๐บ !" . Bengis Hazim dan terus menampar pipi Humaira . "๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐ !!!" . Jerit Humaira kesakitan apabila terasa pedih pada bahagian pipi nya . "๐ฃ๐๐บ๐๐ ๐บ๐บ ! ๐บ๐๐ ๐๐บ๐๐บ ๐ฝ๐๐บ๐ , ๐ฝ๐๐บ๐๐ ๐บ๐บ ๐ป๐๐ฝ๐๐ !" . Bengis Hazim dan terus memegang erat kedua-dua tangan Humaira . "๐ณ๐๐ ๐๐๐ !! ๐๐๐ ๐๐๐ ๐ฌ๐บ๐๐๐บ๐๐ !!!" . Jerit Humaira sambil meronta-ronta untuk di lepaskan , air matanya mulai mengalir membasahi bantal yang di baringnya .
Hazim menggeleng kan kepalanya banyak kali , terasa sakit kepala nya mencucuk-cucuk di otaknya . Akhirnya dia rebah di atas dada Humaira , terasa nafas Hazim menyentuh di leher Humaira . "๐ ๐๐๐๐๐๐ !!! ๐ซ๐พ๐๐บ๐๐ ๐บ๐บ !" . Jerit Humaira sekali lagi dan menolak tubuh Hazim sekuat tenaganya . Tangannya menyentuh tubuh sasa milik Hazim dan terus di tolak ke tepi . Humaira bingkas bangun dari katil nya , air matanya mengalir deras membasahi pipinya . Butang baju nya terbuka terus di pasang dengan tangannya yang terketar-ketar .
Tudung shawl yang di gantung di ampaian di capai bersama tudung dalam berwarna kelabu . Dia menuruni tangga dengan langkahnya yang tidak teratur , "๐ฌ๐บ๐ ! ๐บ๐๐บ๐ ! ๐๐๐ ๐๐๐ ๐ฌ๐บ๐๐๐บ๐" . Sayu Humaira sambil mengingat rambutnya , tudung dalam terus di pasangkan di kepala nya serta shawl berwarna hitam . Dia membuka pintu lalu berlari keluar dari rumah itu .
Humaira berlari seperti orang yang tidak tentu arah , dia berlari sekuat hati dengan jernihan air mata yang mengalir di pipi nya . Sekali sekala dia mengesat air matanya , hala tuju pun dia tidak tau . Dia berhenti di persimpangan jalan keluar , dia melihat sekeliling nya hanya sunyi sepi , perkara tadi terus menghantui pikirannya . "๐ ๐๐๐๐๐๐๐ ! ๐๐พ๐๐บ๐๐บ ๐บ๐๐บ๐ ๐ป๐๐บ๐ ๐๐บ๐๐บ ๐๐บ๐ผ๐บ๐ ๐๐ ๐ง๐บ๐๐๐ ! ๐บ๐๐บ๐ ๐ฝ๐บ๐ ๐๐๐ ๐บ๐๐ ๐บ๐๐บ๐ ! ๐บ๐๐บ๐ ๐๐๐ ๐บ ๐ง๐บ๐๐๐ !" . Jerit Humaira seperti orang gila . Dia menoleh ke belakang , nampaknya dia sudah jauh dari perumahan tempat tinggal Hazim . Dia meneruskan langkahnya semula , Humaira menangis teresak-esak di seberang jalan , angin pada malam itu menyapa pipinya .
Sebuah lampu kereta yang menghala ke arah nya membuat kan matanya silau . Kereta itu terus berhenti di seberang jalan , Humaira tetap melanjutkan perjalanannya tanpa mempedulikan orang di sekeliling . "๐ฏ๐พ๐๐พ๐๐๐๐บ๐ ๐๐บ๐ฝ๐ ๐๐ ๐๐บ๐ผ๐บ๐ ๐๐พ๐๐บ๐ , ๐๐บ๐๐ ๐๐๐บ๐๐บ ๐บ๐๐ ?" . Fikir lelaki tadi yang limpas di sebelah Humaira . Lantas lelaki itu turun dari keretanya , dia membiarkan saja enjin keretanya hidup . Dia membuka langkah seribu untuk mendapati Humaira yang berjalan di seberang jalan tadi . "๐ข๐๐ ! ๐ผ๐๐ ! ๐๐๐๐๐๐ !" . Jerit lelaki itu yang sedang berlari menghampiri Humaira .