Tengku Nik , Mr . Dingin

📌 PART 02

Apabila Nik telah sampai di office nya , dia terus mengirim pesan kepada Reana sebelum dia memulakan kerjanya pada pagi itu .

> 𝘮𝘦 .

"𝙄𝙢 𝙨𝙤 𝙨𝙤𝙧𝙧𝙮 𝙍𝙚𝙖𝙣𝙖 , 𝙞 𝙩𝙖𝙠 𝙗𝙤𝙡𝙚𝙝 𝙣𝙖𝙠 𝙖𝙢𝙗𝙞𝙡 𝙮𝙤𝙪 𝙠𝙖𝙩 𝙖𝙞𝙧𝙥𝙤𝙧𝙩 𝙥𝙖𝙜𝙞 𝙣𝙞 . 𝙄 𝙗𝙪𝙨𝙮 , 𝙞 𝙝𝙖𝙧𝙖𝙥 𝙮𝙤𝙪 𝙛𝙖𝙝𝙖𝙢" . Pesan Nik kepada Reana melalui aplikasi whatsapp nya .

Kini , Reana pun telah tiba di airport . Dia terus mengheret bagasi nya yang besar , dia terus mencari tempat duduk untuk menunggu kedatangan Nik . Setelah dia melabuhkan punggung nya , telefon Iphone 12 pro milik nya di keluarkan dari beg silang nya . Bila ada mesej baru yang dia terima , dia terus membuka aplikasi whatsapp nya . Tangannya laju membuka pinned mesej milik " 𝘣𝘪𝘺 ❤️ " .

"𝖶𝗁𝖺𝗍 ! 𝖽𝗂𝖺 𝗍𝖺𝗄 𝖽𝖺𝗉𝖺𝗍 𝗇𝖺𝗄 𝖺𝗆𝖻𝗂𝗅 𝖺𝗄𝗎 𝗄𝖺𝗍 𝗌𝗂𝗇𝗂 ! 𝗂𝗌𝗁𝗁 𝖭𝗂𝗄 𝗇𝗂 𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖺𝗌𝖺𝗅𝖺𝗁 𝖻𝖾𝗍𝗎𝗅 𝗅𝖺𝗁 . 𝖣𝗂𝖺 𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁 𝗉𝖾𝗇𝗍𝗂𝗇𝗀𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗋𝗃𝖺 𝖽𝖺𝗋𝗂𝗉𝖺𝖽𝖺 𝖺𝗄𝗎 ! 𝖭𝖺𝗄 𝗄𝖾𝗇𝖺 𝖽𝗂𝖺 𝗇𝗂 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖺𝗄𝗎 . 𝖪𝖺𝗎 𝗍𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝖾𝗁𝗁" . Sinis Reana dengan muka yang masam mencuka . "𝖨𝗁𝗁𝗁 ... 𝗉𝖺𝗇𝖺𝗌 𝗇𝗒𝖺𝖺 𝗁𝖺𝗍𝗂 𝖺𝗄𝗎 𝗇𝗂 . 𝖣𝗂𝖺 𝗇𝗂 𝗌𝖾𝗇𝗀𝖺𝗃𝖺 𝗅𝖺𝖺 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝖺𝗄𝗎 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗇𝗂𝗂 . 𝖣𝖺𝗁𝗅𝖺𝖺 𝖻𝖾𝗄𝗎 , 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖺𝗄𝗂𝗍𝗄𝖺𝗇 𝗁𝖺𝗍𝗂 𝗉𝗎𝗅𝖺𝗄 𝗍𝗎" . Geram Reana sambil menghentakkan kaki nya .

Reana pun datang ke office Nik dengan perasaan yang marah . Setibanya dia di sana , dia terus meluru masuk ke dalam pejabat Nik . Nik pun terus terperanjat bila kelibat Reana muncul di hadapannya . "𝖲𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝗁𝖺𝗍𝗂 𝗒𝗈𝗎 𝗄𝖺𝗇 𝗍𝖺𝗄 𝖺𝗆𝖻𝗂𝗅 𝗂 𝗍𝖺𝖽𝗂 . 𝖪𝖾𝗋𝗃𝖺 𝗒𝗈𝗎 𝗅𝖾𝖻𝗂𝗁 𝗉𝖾𝗇𝗍𝗂𝗇𝗀 𝖾𝗁 𝖽𝖺𝗋𝗂𝗉𝖺𝖽𝖺 𝗂" . Marah Reana dan terus berpeluk tubuh sambil menampakkan wajahnya yang merajuk .

"𝖸𝗈𝗎 𝗇𝗂𝗂 , 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗂𝗒𝖺 𝗉𝗎𝗇 𝗇𝖺𝗄 𝗆𝖺𝗌𝗎𝗄 , 𝗄𝖾𝗍𝗎𝗄 𝗅𝖺𝖺 𝖽𝗎𝗅𝗎 𝗉𝗂𝗇𝗍𝗎 . 𝖬𝖺𝗂𝗇 𝗍𝖾𝗋𝗃𝖺𝗁 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗍𝗎 𝗃𝖾 , 𝗍𝖺𝗄 𝗌𝗈𝗉𝖺𝗇 𝗅𝖺𝗇𝗀𝗌𝗎𝗇𝗀 . 𝖨 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗄𝖾𝗋𝗃𝖺 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗇𝗂 , 𝗌𝗈 𝗒𝗈𝗎 𝗃𝗀𝗇 𝗅𝖺 𝗇𝖺𝗄 𝗆𝖺𝗋𝖺𝗁" . Balas Nik sambil memandang Reana yang sedang duduk di sofa pejabat nya .

"𝖨𝗌𝗁 , 𝗒𝗈𝗎 𝗇𝗂 𝗄𝖺𝗇 . 𝖨 𝗅𝖺𝗉𝗈𝗋 𝗍𝖺𝗎 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗉𝖺𝗉𝖺 𝗇𝖺𝗇𝗍𝗂" . Ugut Reana dengan matanya di kecilkan ke arah Nik .

"𝖢𝗈𝗆𝖾 𝗈𝗇 𝗅𝖺𝖺 𝖱𝖾𝖺𝗇𝖺 , 𝗍𝖺𝗄 𝗁𝖺𝖻𝗂𝗌-𝗁𝖺𝖻𝗂𝗌 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗋𝖺𝗇𝗀𝖺𝗂 𝖻𝗎𝖽𝖺𝗄 𝗒𝗈𝗎 𝗍𝗎 . 𝖲𝗂𝗄𝖺𝗉 𝗒𝗈𝗎 𝗇𝗂 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗂 𝗋𝗂𝗆𝖺𝗌 𝗍𝖺𝗎 , 𝗂 𝖿𝖾𝖽𝗎𝗉 𝗅𝖺𝖺 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗇𝗂" . Rungut Nik sambil berjalan ke arah Reana . "𝖨 𝗇𝖺𝗄 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋 , 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗒𝗈𝗎 𝗇𝖺𝗄 𝗍𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗂 𝗄𝖺𝗍 𝗌𝗂𝗇𝗂 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝗆𝖺𝗅𝖺𝗆 , 𝗁𝖺𝖺 𝗒𝗈𝗎 𝗍𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗌𝖺𝗆𝗉𝖺𝗂 𝗆𝖺𝗅𝖺𝗆" . Pamit Nik dan terus berlalu meninggalkan Reana yang termanggu di situ .

"𝖨𝗌𝗁𝗁 .. 𝖽𝖺𝗌𝖺𝗋 𝗅𝖾𝗅𝖺𝗄𝗂 𝖻𝖾𝗄𝗎 . 𝖳𝖺𝗄𝗉𝖾 , 𝗂 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗒𝗈𝗎 𝗆𝖾𝗅𝗎𝗍𝗎𝗍 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗂 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 𝗅𝖾𝗉𝖺𝗌 𝖺𝗉𝖺 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗒𝗈𝗎 𝖽𝖺𝗁 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗂" . Bengis Reana dan terus meluru keluar dari pejabat Nik .

Angin sepoi-sepoi menyapa wajah Humaira pada petang itu . Dia mengambil angin di pinggir rumah nya sambil memandang ke arah jalan . Dia tersenyum-senyum sendiri sambil menikmati angin petang dan duduk di sebuah pondok kecil . Semenjak ibu nya meninggal 5 bulan lepas , tanggungjawabnya menjadi semakin besar untuk menjaga ayah nya yang juga kurang sihat . Setiap pukul 5:30 pagi habis dia mengerjakan sembahyang subuh , dia sudah menyediakan bahan-bahan masakan untuk sarapan . Dan pada pukul 7:00 pagi , dia pun sudah bersiap-siap untuk pergi ke kedai sebagai penjaga kaunter . Itulah rutin seharian yang di kerjakan oleh Humaira .

"𝖠𝗒𝖺𝗁 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗉𝖾𝗀𝗂 𝖽𝗎𝗅𝗎 𝗅𝖺𝖺 𝗒𝖺 , 𝖺𝗒𝖺𝗁 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗅𝗎𝗉𝖺 𝗆𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗎𝖻𝖺𝗍 𝗍𝖺𝗎 . 𝖭𝖺𝗇𝗍𝗂 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖺𝗌𝖺𝗄 𝗆𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗉𝖾𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗉𝗎𝗅𝖺𝗄" . Ujar Humaira kepada ayah nya yang sedang membuka kelapa .

"𝖧𝖺𝖺 𝗒𝖾𝗅𝖺𝖺 . 𝖡𝖺𝗂𝗄-𝖻𝖺𝗂𝗄 𝗒𝖾 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 , 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗋𝗃𝖺 𝗉𝖾𝗇𝖺𝗍 𝗌𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍 . 𝖱𝖾𝗁𝖺𝗍-𝗋𝖾𝗁𝖺𝗍 𝗍𝗎 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝗅𝖺𝖺 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂 𝗅𝖺𝖺 𝗇𝖺𝗇𝗍𝗂 𝗅𝖺𝗆𝖻𝖺𝗍" . Balas pakcik Musa abah kepada Humaira .

"𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂 𝖽𝗎𝗅𝗎 𝗒𝖾 𝖺𝖻𝖺𝗁 , 𝖺𝗌𝗌𝖺𝗅𝖺𝗆𝗎𝖺𝗅𝖺𝗂𝗄𝗎𝗆" . Pamit Humaira sambil menyalami tangan abah nyaa dan terus berlalu pergi dengan berjalan kaki . Maklum laa , kedai kat simpang depan tu bukan jauh sangat dari rumah Humaira .

Dalam beberapa minit Humaira berjalan , dia pun telah sampai ke kedai makcik Zaitun , pemilik kedai runcit tempat Humaira bekerja setiap hari . Kedai runcit makcik Zaitun ni akan di buka pada pukul 7:30 pagi hingga laa ke malam sampai pukul 8:00 . Akan tetapi Humaira ingin menjaga ayah nya , dia pun meminta izin kepada makcik Zaitun untuk bekerja hingga pukul 3:00 petang sahaja . Dan bila malam , makcik Zaitun la yang akan menukarnya untuk menjaga kaunter kedai runcitnya sendiri .