Arista berdeham, ia menatap Renita yang tampak canggung menikmati sarapannya di rumah besar itu, tak disangka Renita bisa sangat cantik saat memakai dress. Tadi Arista mengajaknya masuk kamar untuk meminjamkan pakaian, tapi ternyata Arista tak memberi pilihan dan justru mengambilkan sebuah dress biru muda selutut dengan pita di belakang pinggang, bagian punggung serta leher gadis itu terekspos jelas, Barra saja sampai melongo saat melihat Renita keluar dari kamar sang kakak.
Sejak gadis itu memasuki kamar, Arista sudah memperhatikannya, saat ia membantu menarik resleting di punggung Rere—atasannya di swalayan tersebut menemukan beberapa luka kecil di punggung kiri, lebih seperti bekas lecet sekitar lima centi yang sudah lama. Lantas, Arista mulai menerka-nerka dalam pikirnya.
Barra sendiri sesekali mencuri pandang seraya menikmati sarapannya penuh minat, ia tak pernah menyangka hari seperti ini akan terjadi di rumahnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com