Sebenarnya Rere tak pernah tertarik untuk melakukan aktivitas seperti ini; menikmati car free day atau lari pagi di hari bebas kendaraan yang sudah berlangsung sejak beberapa tahun silam di Jakarta. Rere memang ingin berlari, tapi bukan dalam sebuah bentuk fisik yang membuatnya makin merasa lelah hingga keringat berjatuhan di kening, Rere hanya ingin berlari dari kenyataan yang membuatnya sampai tak bisa tidur semalam.
Kalau perasaannya sedang baik-baik saja ia lebih memilih tidur hingga siang ketimbang menjadi seseorang nan merasa paling asing di antara kerumunan pagi ini. Ia tak mengenal siapa pun selain diri sendiri, gadis itu sempat berlari cukup jauh hingga akhirnya menyerah, mungkin ia agak egois karena tak ingin berinteraksi dengan siapa pun di rumah Barra, jadi alasan ikut car free day cukup menyembunyikan niat besarnya menghindar, terlebih sejak Rere menyadari kalau Arista melihatnya semalam.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com