"Kok nomor Rere masih enggak bisa dihubungi sih? Emang dia ke mana aja?" Barra berdecak kesal, untuk kesekian kali ia melangsungkan panggilan keluar pada nomor Rere, tapi sama sekali tak terbubung alias tidak aktif. Ini aneh, dari malam kemarin hingga malam ini, memangnya Rere ke mana saja?
Ia melangkah mondar-mandir di dalam kamarnya sembari berkacak pinggang, Barra sempat berjanji pada diri sendiri agar tenang menanti kabar perempuan itu, tapi hingga malam kembali datang, masih saja nihil, hasilnya nol besar.
Laki-laki itu melangkah keluar kamar, langkahnya sudah terlihat normal, ia menghampiri kamar Arista dan mengetuknya beberapa kali. "Mbak, Mbak. Gue mau bilang sesuatu."
Tampak Arista membukakan pintu menemui adiknya, wanita itu baru saja memasang masker di wajah, membuat Barra hampir saja menjerit jika ia tak melihat kaki Arista yang masih menapak lantai. "Ada apa, Barr?"
"Gue mau pinjam mobil lo boleh?"
"Buat apa?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com