"Kamu?" Rere terpaku beberapa detik sekadar menafsirkan lagi maksud dari bola mata yang mungkin salah, tak mungkin seperti ini, tak mungkin kalau laki-laki yang berdiri di depan pintu kost adalah Jordan.
"Hai, Re." Laki-laki itu melambai seraya tersenyum, manis sekali. Ia mengulurkan sebuah totte bag cokelat.
Sorot mata Renita meredup, mengapa harus seperti ini acapkali Rere menemukannya—seolah segala masa lalu tentang mereka kembali datang dan membuat semangat dalam diri Renita lenyap. Mengapa harus seperti ini, seolah kehadiran Jordan membawa kesedihan.
Renita enggan meraih totte bag tersebut, ia melebarkan ruang pintu agar Jordan bisa masuk, bagaimanapun laki-laki itu adalah tamu, dan Renita harus melayaninya dengan layak meski rasanya benar-benar resah.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com