Renita yang menyadari jika Barra mengikutinya lantas bergegas masuk ke tempat kost setelah turun dari motor dengan tergesa, ia bahkan mengunci pintu—tanpa ingin membiarkan Barra sampai masuk, rasa cemas Rere berganti kecewa, bukankah sebuah penjelasan harusnya didengarkan? Bukan dihindari.
Ia mendengar suara motor Barra memasuki halaman kost, Rere segera menghampiri ranjang dan duduk di sana tanpa ingin memedulikan manusia yang kini menyerukan namanya berkali-kali, bahkan suara ketukan pintu mulai terdengar, tapi tubuh Renita tak bisa diajak beranjak karena jiwa raga pemiliknya baru saja menelan pil pahit yang membuatnya merasa begitu lemas.
Rere merebahkan tubuh, menarik selimut hingga menutupi kepala, kini ia bersembunyi di sana seraya menulikan telinga, sungguh baru kali ini Rere merasa begitu marah pada Barra, tingkahnya sudah keterlaluan sampai tak bisa dinasihati—meskipun Rere sudah sangat merendahkan harga dirinya, Barra tetap mengeraskan hati.
Tok-tok-tok!
Support your favorite authors and translators in webnovel.com