webnovel

Sekolah baru

Sekolah baruku berada di jalan Soekarno-Hatta lintas Sumatera. Banyak sekali mobil-mobil besar bermuatan berat lalu lalang di jalan itu. Sekolah Menengah Atas berstatus negeri itu memiliki sebelas lokal terdiri dari tiga bangunan yang terpisah. Satu bangunan yang menghadap ke Barat berisi empat lokal, dua lokal menghadap ke utara dan satu bangunan lagi berbentuk L terdiri dari dua lokal menghadap ke Utara dan tiga lokal menghadap ke Timur. Berada di pojok antara tiga lokal yang menghadap ke Timur itulah tempat wc umum. Kelas yang bersebelahan dengan wc itu adalah kelas yang paling sial karena bau pesing dari wc umum itu kerap tercium sampai ke dalam ruangan kelas.

Bangunan kelas berbentuk L itu menyambung dengan ruangan kepala sekolah, guru dan tata usaha. Di antara kedua ruangan itu terdapat ruangan seukuran kelas yang berfungsi sebagai gerbang masuk sekolah. Ruangan kepala sekolah bersebelah dengan ruang guru dan kantor tata usaha. ruangan itu menyambung dengan ruang rapat membentuk L. Tiga lokal untuk ruang kepala sekolah, ruang guru dan tata usaha, dua lokal untuk ruang rapat. Bangunan satu lagi, berjajar dengan ruang rapat terdiri dari dua lokal yang digunakan untuk laboratorium dan tempat pratikum. Ruangan itu menghadap ke Selatan. Seluruh bangunan utama itu membentuk empat persegi yang di tengahnya dipergunakan untuk tempat upacara, tempat olah raga dan lapangan voley.

Ada tiga lokal bangunan lain yang berada berbatasan dengan pagar sebelah Selatan yang bangunannya menghadap ke arah Timur. Namun bangunan itu tidak dipergunakan untuk aktivitas belajar mengajar. Aku tidak faham mengapa ruangan itu tidak dipergunakan, namun yang aku tahu selama aku sekolah di sana, tiga lokal bangunan tambahan itu tidak pernah digunakan. Pintunya selalu tertutup rapat. Bangunan lainnya berfungsi sebagai mushola. Bangunan itu menghadap ke arah Barat atau berhadapan dengan bangunan tambahan yang tidak dipergunakan itu. Di belakang mushola terdapat sumur yang menjadi sumber air satu-satunya di sekolah. Untuk kebutuhan air, kami harus menimbanya dari sumur sekolah.

Bangunan lainnya adalah bangunan tidak permanen yang terbuat dari papan. Ada tiga bangunan non permanen di sekolahku. Dua rumah berada di belakang mushola, sedangkan satu bangunan lainnya berada di antara bangunan berisi empat lokal kelas yang menghadap ke Barat dan bangunan berisi dua lokal yang menghadap ke Utara. Dua rumah papan itu digunakan untuk penjaga sekolah, sementara satu bangunan papan lainnya untuk kantin sekolah.

Muksin, Parman dan Lai adalah penjaga sekolah kami. Mereka merupakan pegawai honorer yang telah bertugas sejak sekolah kami berdiri tahun 1987 silam. Selain menjaga sekolah, mereka juga merangkap bertugas sebagai pembersih sekolah. Di sekolahku ini tidak ada satpam yang bertugas karenanya Pak Muksin, Pak Parman dan Lai juga bertugas sebagai keamanan sekolah. Gajinya jangan ditanya karena sangat kecil sehingga tidak patut untuk diceritakan.

Setiap angkatan terdiri dari tujuh kelas. Akibatnya, sebelas lokal kelas yang tersedia tidak mampu menampung seluruh siswa. Untuk itu diberlakukan sistem sekolah pagi dan sore hari. Seluruh siswa kelas satu masuk siang dan siswa kelas dua jurusan sosial pada semester pertama masuk siang, sedangkan seluruh kelas tiga dan siswa kelas dua jurusan fisika dan biologi masuk pagi pada semester pertama. Semester kedua siswa kelas dua jurusan sosial gantian masuk pagi dan siswa kelas dua jurusan fisika dan biologi masuk siang.

*****