webnovel

Hanya Kamu

"Dafa ngapain disini, bukannya kamu mau ketemu dia" Clara kaget melihat Dafa ada didepan rumahnya. Dafa menarik ganggang pintu lalu masuk ke rumah dan menghempaskan tubuh lelahn ke sofa berwarna coklat itu sambil mengusap-usap wajahnya yang frustasi. Clara yang masih berdiri di depan pintu mengernyit heran lalu menutup pintu mengikuti Dafa duduk di sofa.

"Rara, aku gak mau nikah sama dia" ucap Dafa sambil memegang ke dua tangan gadis itu.

"aku Cuma cinta sama kamu" matanya mulai berkaca begitu tulusnya dia mencintai Clara gadis yang memberikan warna dalam hidupnya.

"aku juga cinta sama kamu, tapi orangtua mu tidak suka denganku, aku bisa apa"jawab Clara yang tidak tau harus merespon apa.

"bagaimana kalau kita kabur saja, yang penting kita bersama"Dafa berniat untuk mengajak Clara pergi jauh dari kota itu dan memulai hidup baru.

"tapi itu gak baik Dafa, bagaimana dengan orang tua mu"- jawab Clara mendengar apa yang dikatakan Dafa. Gadis yang tumbuh besar di panti asuhan itu, yang bahkan tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua tapi Dafa memiliki orang tua dia menghormati orang tua pacarnya berusaha bersikap untuk lebih baik.

"bicaralah baik-baik pada orang tua mu, setelah itu baru putuskan" ucap Clara padanya sambil mengusap pipi Dafa memberikan kepastian "aku tetap ada disini bersama mu Dafa". Clara mencium bibir Dafa yang dibalas oleh laki-laki itu. Beberapa menit mereka berciuman hingga semakin panas Clara mem

Ndorong dada Dafa.

"kau nakal aku kehabisan nafas" ucap Clara yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Dafa yang seakan meminta ijin untuk melakukan hal yang lebih. Clara tidak tau harus berkata apa dia tidak mau kehilangan Dafa. Ia menganggukan menandakan bahwa dia mau memberikan hidupnya pada Dafa. Dafa menciumnya sekilas dan menggendong Clara ke Kamar membaringkannya dikasur.

"aku mencintai mu Clara, aku akan menikahi mu saja " ucap Dafa menatap Clara yang ada di bawah tubuhnya. "aku juga mencintaimu" Clara mencium bibir laki-laki itu.

^^^^

"Dafa.. Dafa bangun ada telepon" – ucap Clara membangunkan kekasihnya.

"ah.. nanti saja aku masih ngantuk" ucapnya sambil memeluk erat Clara .

"ada telepon dari ayahmu"-jawab Clara membuat Dafa membuka matanya dan mengambil posisi duduk.

"kamu kemana saja tidak pulang ke rumah, sekarang papah mau kamu ada di rumah jam 10 ini" ayah Dafa menelpon dengan nada kesal.

"iya, iya, nanti aku pulang"-jawab dafa singkat dan langsung mematikan teleponnya.

"ada apa?" Tanya Clara "ayah menyuruhku untuk pulang sebelum jam sepuluh" Dafa membaringkan tubuhnya lagi dan menatap Clara sambil tersenyum.

"kenapa lihat-lihat" Tanya Clara yang sangat malu dan menutupi wajahnya dengan selimut.

"kamu cantik saat bangun pagi" Dafa menarik selimut yang menutupi wajah Clara hingga mata mereka bertemu dan mencium bibir kekasihnya sambil berkata "morning kiss beb" hingga mendapatkan pukulan pelan di lengannya.

Dafa pergi pulang kerumahnya dan melihat beberapa orang duduk diruang tamu

"Dafa kemari" Dafa dengan enggan pergi menghampiri mereka.

"Perkenalkan ini nyonya Iren tante dari Arumi" ucap ayahnya memperkenalkan seorang wanita yang duduk dengan menyilangkan kaki duduk dengan elegan dan terlihat jelas aura orang kaya.

Dafa diminta untuk duduk disofa dan mendengarkan apa yang mereka katakan. Selang beberapa saat Tante Iren langsung pada inti pembicaraan

"Pernikahan kalian akan dilangsungkan 1 bulan lagi, besok kamu temani Arumi buat mencari gaun pengantin dan juga jas untuk mu" ucap Iren tersenyum memberi tahu Dafa.

"Tapi saya ti.." Ucapan Dafa terhenti oleh Ayahnya ia menoleh dan menatap ayahnya tajam seakan-akan tatapan itu bisa membunuh seseorang.

"Oke nyonya Iren Dafa bakal pergi besok dengan Arumi" Ayah Dafa tersenyum memotong kata yang mau disampaikan oleh Dafa.

"Baiklah saya pamit tuan Anggara" Iren berdiri dan diikuti ayah ibu Dafa sambil tersenyum mereka mengantar Iren keluar dari rumah.

"Hati-hati nyonya" Iren masuk ke dalam mobil mewah berwarna putih yang sudah di buka oleh sopir pribadinya.

"Apa-apaan, aku tidak mau menikah dengan wanita itu, aku hanya akan menikah dengan Clara " Dafa berdiri dan menghampiri orang tuanya sambil marah dan sedikit membentak.

"Kamu harus mau menikah dengannya kalau tidak aku buat hidup pacarmu jadi makin susah"-ayahnya mengancam Dafa hanya bisa melihat sinis mendekati ayahnya.

"Ayah adalah orang paling jahat yang pernah ada, demi uang rela membuat kebahagiaan anaknya hancur" Dafa benar-benar menahan amarahnya bisa saja dia memukul ayahnya tapi dia tidak seburuk itu . Dafa pergi ke kamarnya duduk di atas kasur dengan perasaan campur aduk.

"Aku harus bicara pada gadis itu besok" Ia kemudian mengambil jaketnya dan pergi dari rumah untuk menenangkan pikirannya.

***

"Arumi besok ingat ya, pergi buat pilih baju pengantin" ucap tante Iren.

"Iya, serahkan saja sama kak Adit (desainer baju keluarga purnomo) dia tau yang mana sesuai ukuran tubuhku dan yang cantik aku gak usah pergi masih ada yang aku urus" ucap Arumi membolak balikan kertas yang ada ditangannya.

"Gak bisa, kamu harus pergi untuk lebih dekat lagi, mengenal calon suamimu" ucap Iren memberikan perintah dan keluar dari kamarnya.

"Cih, dasar keluarga gila harta menjodohkan anaknya hanya karena tidak mau bangkrut" gumam Arumi yang sudah mencari tau semua hal tentang keluarga Anggara yang sebentar lagi akan bangkrut.

"Anaknya mati-matian menolak ku karena kekasihnya, ternyata tidak bisa membatalkan acara ini" membaringkan tubuhnya. Arumi bisa saja membatalkan semua ini tapi dia tidak ingin melakukannya dengan alasan yang tak masuk diakal karena Arumi hanya ingin tau seberapa cinta laki-laki itu pada pacarnya.

Arumi hanya akan membiarkan ini terjadi sebelum undangan di sebarkan.

***

"Clara antar minuman ini ke meja no.9"pelayan lain menyuruh clara. Ia membawa nampan itu ke meja.

"Clara!!" Ucap seorang laki-laki yang ternyata teman clara

"Oh, Raka"ucapnya sambil menaruh nampan berisi makanan itu.

"Lama tidak bertemu ya"Raka terlihat senang.

"Iya, kamu ngapain disini" tanya Clara.

"Aku kuliah disini sekarang" sambil meminum jus yang ada didepannya.

"Kamu, gimana lanjut kuliah setelah keluar dari panti Asuhan itu" Raka balik bertanya.

"Ah.. aku lulus SMA tapi tidak lanjut kuliah dan sekarang seperti yang kamu lihat aku kerja disini" jawabnya sambil mengangkat bahu.

Ia menoleh melihat teman satu kerjanya sedang melambaikan tangan memerlukan bantuan membuatnya harus bekerja lagi.

"Oh ya aku tidak bisa berlama-lama harus kembali bekerja"

"Baiklah, tapi aku boleh minta nomor mu?" Laki-laki itu menyodorkan ponselnya dan Clara menatap pria itu sekilas lalu mengetik nomor ponselnya

"Oke, ini nomorku" memberikan ponsel pria itu kembali.