"Selamat siang semuanya" sapa lelaki berpenampilan rapih dengan kacamata yang bertengger di hidungnya dan seketika kelas ramai
"Siangggg" jawab seisi kelas
"Anjir itu kenapa gurunya ganteng banget kampret" seru Sergia menghadap ke bangku Putri dan Tawa
"Shit! dia pelajarannya Sosiologi lagi" umpat Fitri
"Aduh kerangsang dah gueeee" bisik Agustina yang ada di belakang bangku Fitri dan Sindi. 7 gadis itu pun mengangguk menyetujui kata kata Agus
"Mari kita buka buku paket halaman 26" teriaknya lantang setelah duduk di kursi guru
"Killer gak ya?" Tanya Excel
"Klo sampe iya gue makin cinta hahaha" lanjut Excel yang langsung di jitak oleh Aldo
"Liat cogan dikit aja langsung nengok"
"Dodo dia itu emang ganteng" kata Excel sambil senyam-senyum dan kami para kaum hawa pun mengangguk lagi
"Gantengan juga gue!" Teriak Gio lelaki bertubuh besar yang berada dipojok kelas
"Kenapa kalian ribut? Hari ini kita akan membahas tentang Free Sex" Guru tampan itu berdiri tepat di hadapan Robeka dan Sergia
"Free Sex itu sangat lah berbahaya. Jika kalian sudah pernah melakukannya periksalah ke dokter, takut kalian terserang penyakit.." lelaki itu berjalan kearah papan tulis dan menulis kata kata
HIV
"PAK KURANG I" seru Aldo alias Dodo membuat semua anak anak di kelas tertawa mendengarnya
Ya mereka tau itu garing hanya saja, Kelas terasa sangat menegangkan. Si ketua kelas Fitri pun tertawa paling besar di kelas itu
"Lalu kamu ingin beryanyi? Orang ketiga atau pelangi?" tanya guru itu terkekeh kecil
Dan yang lain pun tertawa "Aduhh Fit coba hape ga di simpen di kantor ya. Pasti udah gue foto itu orang ketawa" bisik Tawa dan Putri pun menyetujuinya
"Kamis besok gak usah ngumpulin lah, wkwk" usul si ketua kelas
"Pak kita semua belum kenalan, Masa baru masuk langsung pelajaran" teriak Sergia tak terima. Anak laki laki pun setuju, siapa yang tidak menyukai free sex
eh free class
"Ah baiklah. Nama saya..." Dia menulis di papan tulis dan Fitri memperhatikan lengan itu, ya ampun itu otot pikir Fitri dan guru itu pun berbalik dan langsung bertatapan langsung kepada si ketua kelas
"Nama saya Alfiandi Mahardika. Biasa di panggil Al" jawabnya masih belum lepas dari pandangan Fitri, Fitri pun juga seperti itu
"Karena kalian sudah tau nama saya... saya pun ingin mengetahui nama kalian" dan saat itulah mata mereka sudah tidak saling beradu
Fitri menunduk tersenyum miris dan suara berisik pun di isi oleh 7 perempuan di kelas 'saya pak! 'saya!'
'saya saja pak' dan masih banyak lagi
"Sudah sudah. Saya mulai dari sini" tunjuk Al pada barisan meja sebelah kiri perempuan, disana berisi 5 laki laki
"Nama saya Beni Angustion"
"Nama saya Yayan Aditya"
"Nama saya Okin ne"
"Nama saya Alvin aja"
"Ha apa? Alvin aja. Tunggu di sini ga ada nama Alvin aja ada nya cuma Alvin doang" seru guru itu bingung
"Iya itu nama saya bapak" Alvin memutar bola matanya malas dan yang lain hanya tertawa 'selalu kaya gini' pikir ketua kelas
"Oke oke! Lanjut"
"Peb! Peb! Bangun woy" bisik Fitri menendang nendang bangku di sebelahnya
"APAAN SIH" serunya malas namun menyelekit
"Itu bego! Di tanya nama lo siapa" jelas Alvin
"Emm....Febri" jawabnya tanpa berdiri. Al pun hanya menatap Febri dengan santai
"Saya pak! Saya!"
"Iya kamu?"
"Sergia pak, ini Robeka, ini Putri, ini Tawa, terus ini--"
"Stop Sergia! saya ingin mendengar mereka yang berbicara" potong Al
"Ok" Sergia tidak kesal toh tadi dia puas melihat wajah guru itu
"Robeka, Putri, Tawa, em.... Kamu?"
"Fitri" jawab Fitri. Al mengambil buku Absen dan melihatnya
"Fitri Hasan? Hasan nama ayah kamu?" Fitri mengangguk
Setelah itu dia tidak konsen karna merasa perutnya mues "Sin toilet yuk?" ajak Fitri dengan keringat yang sudah membasahi dahi nya
"Oke! Lagian tu guru udah tahu nama gue ini hahaha" Fitri mengambil kertas izin di dalam tas nya dan memberi satu ke Sindi
"Pak kami izin ke toilet ya" bapak itu mengangguk dan mereka pun berlari menuruni tangga
Di toilet
"Anjir ga keluar Sin" ucap Fitri gusar
"Lo lagi dapet?" Fitri mengagguk
"Itu mah efeknya kali! " dengus Sindi
"Udah yuk ke atas aja, panas nih!" jawab Sindi mengipas wajahnya dengan tangan sambil melengos pergi meninggalkan Fitri menuju kelas nya
Ada yang perlu kalian tau... Kelas mereka ada di lantai paling atas yaitu lantai ke-3
Kelas 10
Kelas 11
Kelas 12
Gerbang, kantor, TU, lab IPA, lab, dll
"Sebutkan apa yang biasa di luar negeri da---"
"Assalamualaikum" seru Fitri yang membuat guru itu menengok kearah nya
"Walaikumsalam" jawab guru itu
"Saya lanjut! Yang biasa di luar negeri dan tidak biasa di Indonesia"
"Di luar negeri boleh Free sex di Indonseia enggak" jawab Sergia mengacungkan tangan nya
"Yap benar. Ada lagi?"
"Manggil orang tua. Kalau di luar negeri langsung manggil nama tapi kalo di indonesia itu tuh gak sopan! jadi panggilan nya Mama, Papa atau sejenisnya" jelas Fitri, guru itu menatap Fitri lama lalu mengagguk pelan
"Ada lagi?"
"Saya pak. Di luar negeri pake narkotika gak begitu di perduliin, Di indonesia langsung di rehab atau gak masuk penjara" jawab Dodo
"Yap kalian pintar. Untuk kelas ini dapat A+" serunya
"Pak Sex itu apa?" Tanya Sindi bingung
"Apa kamu gak tau? Kamu mau berapa ronde sama saya biar kamu paham?" Dia menghampiri meja Fitri padahal yang bertanya Sindi
Fitri yang mendengar pertanyaan itu sontak melotot dan mencubit paha Sindi lalu melirik marah dengan mata dia berkata 'lo yang nanya kenapa gue yang kena njir'
Sindi pun melirik ke arah Fitri dengan pandangan tidak enak seolah ia berkata 'maaf maaf keceplosan' sambil senyum canggung
"Emm..." Fitri mengigit bibir bawahnya bingung , Tentu saja dia tau arti kata Ronde di sini. Namun ia tak tahu harus menjawab apa
Dia harus apa? Poor Firti
'Apa suara gue mirip Sindi?' hatinya bertanya
"HAHAHA LIHATLAH WAJAHMU! Yatuhan merah sekali seperti pantat bayi yang iritasi, hahahahaha" tawanya meledak dan semua anak laki pun juga tertawa kecuali dirinya dan Febri. Ya anak lelaki itu tidur lagi
hai ini cerita pertama aku. Semoga suka ya