"Hehehe ... marahlah dia. Kalau begitu, sekalian saja, aku mau mengantar anak tiriku dan suaminya. Tapi tenang saja, aku tidak akan merebut suamimu itu, hehehe. Kalau suami miskin, mah itu untuk kamu saja. Karena untuk apa hidup miskin kalau bisa dapat yang kaya? Kalau si bandot tua itu mati, sebagai seorang istri, juga pasti akan mendapatkan harta gono-gini, kan?"
"Kurang ajar! Kalau berani, coba saja kamu mengajak si bajingan itu. Ternyataaa kau juga sama bajingannya dengan dia! Cuihh! Lebih baik kau tidak perlu mengotori rumah ibuku! Dan kalau mau ambil Benny pun itu tidak masalah! Kalau perlu, kalian berdua membusuk di kuburan!" Jelas Farisha emosi karena kelakuan wanita itu. Tidak tahu apa yang ia bisa katakan, mengeluarkan segala emosinya. Ingin sekali ia menggambar wanita tidak tahu diri itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com