webnovel
#WEAKTOSTRONG
#CULTIVATION
#XIANXIA

Tanril: Telaga Api

Legenda satu orang yang bisa menahan kepungan ratusan ribu pasukan, menaklukkan puluhan ribu tentara elit, serta menghentikan Perang Saudara berkepanjangan. Wander Atale Oward adalah anak kelima dari Likuun dan Chiru’un. Sejak kecil ia adalah anak yang lemah dan sakit-sakitan. Ketika ia sudah bersekolah, ia menjadi bulan-bulanan anak-anak saudagar di sekolahnya, ditindas dengan licik, hingga dikeluarkan dari sekolah. Wander tetap berkeinginan untuk mempelajari “Rijeen” atau seni bela diri. Ia mendesak ayahnya untuk mencarikan lagi guru baginya, hingga akhirnya ia diterima sebagai murid tunggal seorang ahli Rijeen yang eksentrik bernama Kurt Manjare. Kurt tidak mengajarkan ilmu bertarung, tetapi mengajarkan Teknik mengelola dan menguasai Khici. Kurt tahu bahwa Wander adalah anak yang istimewa. Wander terlahir sebagai “Tanril’, atau ia yang memiliki telaga api Khici dalam dirinya. Untuk bisa memanfaatkan itu, Wander perlu diarahkan dengan benar. Dalam bimbingan Kurt, Wander mengalami kemajuan pesat. Kemudian, Kurt ternyata mengungkap bahwa ia bukanlah guru sejati Wander. Ia hanya dipesan untuk mengajari Wander hal=hal yang mendasar, tetapi ia perlu mencipta sendiri Rijeen-nya di bawah bimbingan guru sesungguhnya bernama Jie Bi Shinjin yang misterius. Pada usia belasan tahun, Kerajaan Telentium, tempat tinggal Wander mengalami pergolakan. Raja negeri itu mangkat. Takhta kerajaan menjadi perebutan berdarah, hingga negeri terbelah dan pecah perang saudara. Pasukan Pangeran Pertama yang penuh ambisi kini mengarah menuju kota kelahiran Wander, Fru Gar. Atas pesan gurunya, Wander berusaha mempertahankan kota ini sekaligus berusaha menyelamatkan keluarga dan para penduduk kota.

Jadeteacup · Fantasy
Not enough ratings
309 Chs
#WEAKTOSTRONG
#CULTIVATION
#XIANXIA

Teori Pemberdayaan Khici (1)

Zutkukkishi ri'l Waya

Empat Pembunuh duduk mengelilingi meja.

Kartu, pion catur, bijih hitam dan putih, kertas dan pena berserakan.

Sudah jenuh semuanya dimainkan, dan kebosanan kini meraja

Siapa yang duluan akan tercerai berai berantakan?

Empat Pembunuh duduk saling melingkar.

Bertatapan penuh intrik dan kebosanan

Muka-muka lama telah saling mengenal hingga mengakar

Baik dari luar kulit sampai ke dalam sumsum nan licin

Empat Pembunuh mengobrol basa-basi

Menunggu waktu makin pagi

Menyingsing malam makin sepi

Menanti tanpa ampun datangnya hari

Empat Pembunuh duduk bersandar

Kursi bergoyang pisau berpendar

Kawat halus melayang kilat bertabur

Nyali siapakah yang tidak kabur?

Empat Pembunuh menunggu Pesta

Festival dibuka mereka menyorak ria

Saatnya berlomba merebut Nama

Saatnya menghadap Junjungan Mereka

Empat Pembunuh menggulir dadu

Neraca hitam menjeblak Gerbang Kelabu

Suka dan duka tiada dihirau

Siapakah sang Pelayan Tertinggi? Apakah Engkau?

*