Tatapan matanya panik kala bertabrakan dengan Pangeran yang kejang-kejang. Matanya terbeliak. Darah berlelehan dari tujuh lubang di tubuhnya, dari sumpalan kain yang memerah dan membuih di mulutnya.
Barjan dengan cekatan membuka sumpalan mulutnya namun memasukkan tangannya untuk mengganjal rahang Pangeran sebelum terkena bahaya menggigit lidahnya sendiri.
"Bantu aku! Cepat!"
"Ada apa?"
"Aku salah menakar! Racunnya terlalu kuat! Ia akan mati kecuali... ambilkan penawar di sakuku!"
Wander panik. Ia merogohi saku Barjan. Ia menemukan kendi-kendi kecil beraneka warna. Ada yang hitam, hijau, dan biru.
"Buka yang biru, lalu masukkan ke mulutnya!" seru Barjan sambil memegangi mulut Pangeran agar tetap membuka. Ia menindih separuh badan Pangeran yang masih melejang-lejang.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com