webnovel

Tanril: Telaga Api

Legenda satu orang yang bisa menahan kepungan ratusan ribu pasukan, menaklukkan puluhan ribu tentara elit, serta menghentikan Perang Saudara berkepanjangan. Wander Atale Oward adalah anak kelima dari Likuun dan Chiru’un. Sejak kecil ia adalah anak yang lemah dan sakit-sakitan. Ketika ia sudah bersekolah, ia menjadi bulan-bulanan anak-anak saudagar di sekolahnya, ditindas dengan licik, hingga dikeluarkan dari sekolah. Wander tetap berkeinginan untuk mempelajari “Rijeen” atau seni bela diri. Ia mendesak ayahnya untuk mencarikan lagi guru baginya, hingga akhirnya ia diterima sebagai murid tunggal seorang ahli Rijeen yang eksentrik bernama Kurt Manjare. Kurt tidak mengajarkan ilmu bertarung, tetapi mengajarkan Teknik mengelola dan menguasai Khici. Kurt tahu bahwa Wander adalah anak yang istimewa. Wander terlahir sebagai “Tanril’, atau ia yang memiliki telaga api Khici dalam dirinya. Untuk bisa memanfaatkan itu, Wander perlu diarahkan dengan benar. Dalam bimbingan Kurt, Wander mengalami kemajuan pesat. Kemudian, Kurt ternyata mengungkap bahwa ia bukanlah guru sejati Wander. Ia hanya dipesan untuk mengajari Wander hal=hal yang mendasar, tetapi ia perlu mencipta sendiri Rijeen-nya di bawah bimbingan guru sesungguhnya bernama Jie Bi Shinjin yang misterius. Pada usia belasan tahun, Kerajaan Telentium, tempat tinggal Wander mengalami pergolakan. Raja negeri itu mangkat. Takhta kerajaan menjadi perebutan berdarah, hingga negeri terbelah dan pecah perang saudara. Pasukan Pangeran Pertama yang penuh ambisi kini mengarah menuju kota kelahiran Wander, Fru Gar. Atas pesan gurunya, Wander berusaha mempertahankan kota ini sekaligus berusaha menyelamatkan keluarga dan para penduduk kota.

Jadeteacup · Fantasy
Not enough ratings
309 Chs

Mendobrak dari Dalam (3)

Dua dan setengah jam setelah Tengah Malam…

Perjalanan ke Distrik Selatan, melewati Distrik Utara menuju jantung markas musuh, sekaligus kota Krog Naum di kejauhan bak pengalaman dalam mimpi baginya.

Apa yang semula adalah distrik yang dipenuhi para prajurit sekarang begitu menjadi sunyi senyap bagai kuburan, meski sesekali suara-suara lengking terompet atau tanda bahaya sekali-kali meledak mengagetkan.

Suara teriakan-teriakan di kejauhan bagaikan gaung hantu dan demit. Sisa-sisa perkelahian dan pertempuran membekas dimana-mana. Patahan tombak, perisai, pedang, sampai darah berceceran.

Jalan-jalan yang mereka lalui kosong melompong, berbagai kelompok prajurit yang mereka temui pun cepat-cepat menyingkir ketika melihat mereka. Kesunyian besar mewarnai sebagian besar perjalanan itu. Rasanya seperti begitu tidak nyata, seakan mereka sedang berada di pusat badai. Suara jantung mereka terdengar jelas seiring tiap langkah mereka dalam ketenangan menggiriskan ini.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com