webnovel

Menjadi Seorang Petualang

"Akulah sang pahlawan! Petualang dari Barat! "

Keesokan harinya, Merlin terbangun oleh teriakan anak anak di sekitar rumahnya. Merlin nampak masih ingin tidur kembali namun mendengarkan teriakan anak anak itu, ia mengingat sesuatu dan segera pergi ke luar kamarnya untuk membersihkan dirinya.

'Tes Petualang!'

"Merlin! Selesai mandi, segera ke dapur. Mari kita sarapan bersama sebelum pergi ke Asosiasi petualang."

Merlin yang mendengar itu mengangguk dan segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Beberapa menit kemudian ia selesai dan segera berpakaian.

"Kemarilah, makan ini dulu sebelum pergi."

Setelah itu, Merlin pergi ke ruang makan dan melihat Rose sudah menunggu dirinya di meja makan. Di meja makan terlihat beberapa makanan sehari hari seperti roti, telur dan sayur sayuran.

"Rose, apa aku akan berhasil dalam tes petualang itu?"

"Tentu, kan kau sudah bekerja sangat keras untuk itu. Lagipula para petualang tidak perlu sangat profesional dalam apapun, asalkan memiliki minat dan kemampuan yang menjajdi standar mereka maka tentu akan diterima menjadi seorang petualang."

Mendengar hal itu meredakan kegugupan yang ada di hati Merlin, walaupun ia sudah berlatih keras dan sangat tertarik dalam belajar sehingga memperkuat kemampuannya, tetap saja ia hanyalah seorang anak muda yang baru saja mencapai umur dewasa sehingga tentu tidak mudah untuk mendapatkan kepercayaan diri yang tinggi.

"Baik, persiapkan peralatanmu dan kita akan pergi dalam setelah kau selesai."

"Baiklah"

Beberapa menit kemudian, Merlin menyelesaikan makanan nya dan membersihkan meja makan. Setelah itu ia pergi kembali menuju kamarnya menyiapkan segala peralatan yang ia perlukan.

Setelah selesai dengan semua itu, Merlin memanggil Rose dan mereka pun pergi menuju Asosiasi petualang. Dalam perjalanan mereka bertemu dengan beberapa tetangga yang mereka kenal dan berbincang bincang sedikit dengan mereka.

Para tetangga mereka tau bahwa tahun ini Merlin akan mengikuti tes petualang tahun ini sebab ia dahulu sering sekali menyebutkannya. Mereka menyemangati Merlin dan hal itu sangat membantu Merlin mengatasi kegugupan nya.

Beberapa menit perjalanan, mereka akhirnya sampai di Asosiasi petualang. Tempat itu sangat ramai dengan orang dan dapat terdengar teriakan yang sangat riuh dari sana.

"Baiklah, Merlin. Pergilah ke tempat pendaftaran, aku akan memperhatikan mu dari luar panggung."

"Baik, Rose. Aku harap aku akan terpilih menjadi seorang petualang, do'akan saja diriku ya! "

"Baiklah, baiklah, sudah pergi sana"

Rose tertawa kecil melihat tingkah laku pemuda itu, setelah beberapa saat ia pergi ke lokasi para penonton untuk melihat kemampuan Merlin.

Merlin yang sudah berpisah dengan rose kemudian pergi ke tempat pendaftaran, setelah ia mendapat nomor gilirannya ia mengantri di barisan.

Sesaat ia sampai di barisannya, ia menemukan beberapa orang yang menarik menurutnya. Seperti pria dengan otot yang sangat besar, ia hampir terlihat seperti beruang. Lalu ada seorang wanita yang sepenuhnya tertutup dengan jubah hitam. Kemudian ada pula orang yang terlihat seperti anak kecil dengan pedang yang sebesar dirinya di sebelah ia berdiri.

'Woah, para petualang memang hebat!'

Petualang dalam benak Merlin selalu seperti seorang manusia paling berani, menjelajah seluruh dunia dan mengumpulkan segala hal yang menarik di dunia ini. Cerita cerita mereka akan diabadikan dalam buku buku cerita yang kemudian akan di dongengkan dalam cerita anak anak.

Walau kenyataannya tidak selalu seperti itu, masih ada yang benar benar nyata seperti legenda legenda yang dahulu sudah ada.

"076! 077! 078! "

Sembari memikirkan itu, Merlin mendengar teriakan dari para pengelola Asosiasi petualang. Mendengar nomor yang dipanggil, pria yang nampak seperti beruang kemampuannya dan beberapa orang lainnya pergi ke ruangan yang berbeda untuk menunjukan kemampuannya

Beberapa saat kemudian, pria berbadan beruang itu kembali bersama dengan yang lainnya, beberapa dari mereka memiliki ekspresi ketakutan. Merlin yang melihat itu terkejut dan bertanya tanya apa yang terjadi dengannya. Dengan terus dipanggilnya nomor nomor antrian, akhirnya giliran Merlin datang juga.

"090! 091! 092! "

Mendengar nomor nya dipanggil, ia segera menyiapkan pedangnya keluar dari sarungnya. Pedang ini selalu ia simpan hingga saat ini, karena ia sedikit sakit hati dengan harga yang ia bayar untuk pedang asli seperti itu.

Setelah menyiapkan peralatannya, Merlin berdiri dan berjalan. Wanita berjubah hitam dan pria kecil dengan pedang besar juga berjalan disebelahnya, nampaknya mereka akan menjadi rekan seperjuangannya di tes kali ini.

Setelah memasuki ruangan pengujian, Merlin terkejut dengan apa yang ia lihat. Sebuah makhluk kecil dengan kulit berwarna hijau dan memiliki wajah yang sangat jelek. Ditangannya ada sebuah pentungan dari kayu yang goblin itu selalu mainkan.

"Goblin! "

Ia terkejut karena ia tidak tahu bahwa tes kali ini akan menyuruh mereka untuk membunuh seekor Goblin, pantas saja beberapa orang nampak ketakutan. Namun, setelah menarik nafas beberapa kali Merlin berhasil menenangkan dirinya. Ia mememutar kepalanya kesamping hanya untuk melihat salah satu dari kedua rekan yang masuk bersamanya menjerit ketakutan.

Mendengar teriakan, Goblin itu langsung menatap mereka bertiga dan meraung.

"Kyaak!! "

Melihat itu, Merlin dan pria kecil dengan pedang besar itu segera menghunuskan pedang mereka. Sedangkan wanita yang berteriak tadi berjongkok ketakutan di belakang mereka.

"Hei! Ayo kita serang bersama, pastikan untuk berhati hati!"

Kata pria kecil dengan pedang besar melirik Merlin yang juga menghunuskan pedangnya disamping. Merlin yang mendengar itu setuju dan bersama mereka maju kedepan.

Goblin yang melihat mereka berdua maju nampak marah dan memukul mukul pentungannya di tanah. Setelah mencapai cakupan pedangnya, Merlin menebas bagian lengan dari Goblin itu diikuti dengan tebasan yang kuat setelah itu dari pria kecil dengan pedang besar itu.

Tebasan Merlin mengenai bagian lengan Goblin itu sedangkan tebasan pria kecil tidak mengenai Goblin namun hal itu membuat marah Goblin itu. Goblin yang marah mengangkat pentungannya dan mengayunkan pentungannya pada Merlin. Merlin yang melihat itu segera menghindar dan menindak lanjuti dengan menusukkan pedangnya ke dada Goblin.

Goblin yang sulit mengendalikan dirinya setelah ayunan pentungan tidak dapat menghindar dan tertusuk di bagian dada, namun tidak segera mati. Pria kecil dengan pedang besar yang melihaht kesempatan setelah tusukan Merlin yang berhasil segera mengayunkan pedang besarnya padaa Goblin dan berhasil memotong kepala Goblin dengan sempurna.

Kepala Goblin itu terbang dan jatuh ke tanah, teriakan para pengamat di luar ruangan sangat bergemuruh akibat tebasan itu. Pria kecil dengan pedang besar kemudian berjalan ke ruangan sebelumnya diikuti dengan Merlin dan wanita berjubah hitam yang sudah tidak lagi ketakutan walaupun ia masih memiliki wajah yang pucat.

Para juri pengamat mengangguk dengan senang melihat pertarungan mereka. Pria kecil dengan pedang besar dan Merlin kemudian di nyatakan lulus sebagai petualang dan segera akan di berikan lencana petualang mereka.

"Hei, Anak muda! Permainan pedangmu sangat bagus, asah terus itu dan akan berguna kedepannya. Namaku Luis, salam kenal."

"Ah, salam kenal. Nama saya Merlin, pak. Kemampuan saya tidak sebaik itu, terima kasih untuk pujiannya pak. "

Mendapat pujian dari rekan seperjuangan dalam tes, Merlin sedikit malu karena ia beranggapan serangan yang ia lakukan hanyalah luka luka kecil dibandingkan serang dari pria itu.

Setelah itu, mereka lanjut berbincang bincang dan setelah mereka berdua mendapat lencana petualang mereka, lalu mereka berpisah. Merlin yang sudah mendapatkan lencana petualangnya kemudian pergi ke tempat para pengamat dan menemukan Rose yang sudah menunggunya disana.

"Ha.. Aku sedikit terkejut dengan tes kali ini, tidak ku sangka mereka akan menangkap seekor Goblin untuk dijadikan sebagai penguji tes."

Ucap Rose pada Merlin setelah mereka bertemu kembali. Merlin yang mendengar itu hanya tertawa kecil dan mengatakan itu adalah hal normal karena itu akan membiasakan para calon petualang untuk mengatasi masalah seperti itu di masa depan. Mereka berdua kemudian melihat lihat para calon petualang di tempat para pengamat. mereka semua sangat menarik untuk dilihat karena beberapa diantara mereka memiliki cara yang berbeda beda menghadapi Goblin. Acara itu berlanjut hingga hari menunjukan matahari terbenam, Merlin dan rose juga kembalik ke rumah mereka.