15 Terungkapnya Rahasia

Malam itu Devan dan Tama memulai kembali pencarian hantu pendendam. Mereka harus pergi ke sebuah wilayah yang gelap, karena hantu itu menyukai kegelapan. Kemunculan hantu itu tentu secara tiba - tiba, mereka harus selalu waspada.

"Tam kayanya dia gak akan pergi ke sungai itu lagi deh, soalnya kan kemarin dia udah hampir ketangkap sama kita", kata Devan.

"Bener juga bro, kemana ya dia kira - kira"

"Dipikir - pikir sekitaran sini daerah gelap.. hmmm.. ah gue tau! Kampung Garuda!" tegas Devan.

"Oh iya, kok gue gak kepikiran, let's go!"

Tama dan Devan berjalan menuju Kampung Garuda. Kampung Garuda adalah desa terpencil yang ada di wilayah Provinsi Banten. Karena tempatnya yang cukup jauh dari kawasan perkotaan, kampung itu jarang dikunjungi oleh orang dari daerah lain, kecuali bagi mereka yang memiliki keluarga di kampung itu. Rumor mengatakan bahwa di kampung itu masih kental dengan adat istiadat suku yang menduduki kampung tersebut, sehingga warga kota yang datang kesana kemungkinan akan sulit untuk menyesuaikan diri.

Rumah - rumah penduduk disana terbuat dari bilik bambu yang beratapkan jerami. Pada jam 7 malam listrik di kampung tersebut di padamkan guna menghemat pasokan listrik. Setiap malam warga kampung tersebut menyalahkan petromax dan pelita untuk menerangi rumah mereka.

"Sepi banget ya, ada begal gak nih", kata Tama.

"Astagah, lu kan arwah, masa takut dibegal".

"Oh iya ya, kan gue punya kekuatan, kalo ada begal tinggal setrum aja ya"

"Begal nya juga gak akan liat elu kali, kecuali dia indigo"

Dua sejoli ini selalu saja memperdebatkan hal yang tidak penting. Disaat mereka sedang adu mulut, tiba - tiba mereka mencium bau parfum wanita.

"Bro, ini wangi nya kayanya wangi orang kaya nih", kata Devan.

"Bukan, ini sih wangi orang kaya yang jatuh miskin", sangkal Tama.

Tiba - tiba seseorang menjewer kuping Tama.

"Dasar pelayan kurang ajar, beraninya kamu menghinaku", kata Kirana yang muncul tiba - tiba.

"Aw.. aw... ampun"

Ternyata Kirana datang menyusul Tama dan Devan. Meskipun Tama sudah diajarkan cara menggunakan kekuatannya oleh Kirana, tetapi Kirana merasa khawatir. Akhirnya dia mutuskan untuk menyusul mereka.

Saat itu Kirana mulai merasakan energi dari hantu pendendam itu. Kirana mengatakan bahwa hantu itu harus dipancing oleh manusia, maka ia meminta Devan untuk berjalan sendirian di tengah perkampungan. Devan langsung terdiam dan ketakutan.

"Apa? kenapa harus saya putri, nanti kalau saya dibunuh bagaimana?" tanya Devan.

"Tenang saja, kamu bukan targetnya, dia hanya mengincar orang yang menyimpan dendam seperti dia, mungkin kau hanya diganggu sedikit"

"Baiklah kalau begitu"

Devan pun mulai berjalan sendirian ditengah perkampungan, sementara Kirana dan Tama mengamatinya dari kejauhan. Devan mulai merinding, tetapi dia tetap berusaha untuk melawan rasa takutnya. Ia percaya bahwa Kirana dan Tama pasti akan melindunginya.

Tiba - tiba terdengar suara seseorang yang berjalan mendekatinya. Devan terhenti, ia memikirkan apa yang harus ia lakukan. Apakah ia harus menoleh ke belakang?

Meski ia diselimuti rasa takut, Devan memilih untuk menoleh secara perlahan. Namun ternyata setelah ia menoleh, tidak ada hantu pendendam. Yang ada hanyalah seorang ibu yang mungkin usianya sekitar 50 tahun.

"Apa yang kau lakukan disini nak?"

"Saya datang bersama teman, tapi saya kehilangan dia", jawab Devan.

Dari kejauhan Kirana dan Tama sedang mengamati wanita itu.

"Apakah dia manusia benaran?" tanya Tama.

"Sepertinya dia dirasuki oleh hantu pendendam itu", jawab Kirana.

Kirana mengajak Tama untuk berjalan mendekat ke arah Devan dan wanita itu. Tidak disangka wanita itu telah mengetahui kedatangan Tama dan Kirana.

"Apakah temanmu seorang arwah penasaran, ataukah siluman ular?" tanya wanita itu dengan senyuman sinis.

"K..kau.. kau hantu pendendam!" teriak Devan.

Tama dan Kirana lompat dan mengeluarkan kekuatan mereka berdua, tetapi hantu pendendam itu berhasil melarikan diri bersama tubuh wanita itu. Tetapi Tama dan Kirana terus mengejar mereka. Tinggalah Devan sendiri di tengah perkampungan itu.

Tiba - tiba ia merasa bahwa ia pernah melihat wajah wanita itu. Siapa wanita itu? Apakah mereka pernah bertemu? Kapan? dan untuk apa bertemu?

Saat Devan berjalan dengan pikiran kosong, ia mendapatkan kenangan saat masih berusia 2 tahun, sepertinya ia melihat wajah itu tertawa dihadapannya sambil berkata, "Anak pintar". Devan menghentikan langkahnya lalu berteriak. "IBU!!"

Devan berlari untuk mengejar wanita itu. Ternyata wanita itu adalah ibu yang melahirkan Devan. Namun ia pergi meninggalkan Devan saat ia berusia 2 tahun. Entah apa yang terjadi dimasa lalu karena ayah Devan tidak pernah menceritakannya. Tidak lama setelah ibu kandungnya pergi meninggalkan rumah, ayahnya menikah lagi. Sesaat setelah pernikahan ayahnya, ia diberi tahu bahwa ibunya telah meninggal dunia, dan ia pun dibesarkan oleh ayah dan ibu tirinya dengan bahagia. Tapi hari ini sebuah fakta telah terungkap bahwa ibu kandungnya masih hidup.

Tama dan Kirana sudah ada dibelakang wanita yang dirasuki oleh hantu pendendam itu, tepat dihadapannya adalah sebuah jurang hingga ia tidak bisa melarikan diri kemanapun.

"Berhenti mengejarku, atau aku akan melompat dengan tubuh wanita ini!"

"Lompat saja, aku tau wanita itu sudah mati kemarin, tapi kau mengambil alih tubuhnya hingga ia tidak bisa pergi ke alam baka!" teriak Kirana.

"Baiklah kalau begitu"

Hantu pendendam itu pun melompat bersama tubuh ibu kandung Devan. Tama berlari dan mengejarnya, kemudian Tama berhasil meraih tangan sebelah kanan wanita itu. Kirana pun turut menarik tangan sebelah kirinya. Pada saat itu Kirana dan Tama pun mengambil kenangan dari dendam yang selama ini dipelihara oleh hantu itu.

*JAKARTA, 1998*

Pada bulan mei ditahun tersebut, terjadi kerusuhan dimana - mana. Rakyat mengamuk meminta Presiden yang menjabat saat itu untuk segera turun dari kursinya. Saat kerusuhan terjadi, banyak yang sengaja menghancurkan toko - toko di ibu kota dan menzarah barang dagangan yang ada di dalamnya.

Dan pada saat itu seorang pria berusia 25 tahun bernama Liem Soetjipto mengalami musibah terberat dalam hidupnya. Toko emas dan berlian miliknya dizarah, lalu setelahnya dibakar, dan ia pun mengalami kebangkrutan. Dalam sekejap ia jatuh miskin, bahkan ia tidak mampu untuk sekedar membeli sarapan.

Melihat kehidupannya yang miskin, tunangannya yang bernama Linda Lau berselingkuh dengan pengusaha asal Singapura, lalu meninggalkannya yang sedang dalam kondisi terpuruk. Linda Lau menikah dengan pengusaha asal Singapura itu dan menetap di Singapura. Sementara Liem Soetjipto hanya bisa meratapi nasib nya yang mengenaskan. Sudah miskin, ditinggalkan kekasih pula. Akhirnya ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan menggantung dirinya sendiri.

Ke esokan harinya, berita mengenai kematian Liem Soetjipto pun mulai tersebar. Saat pemakamannya, ia berharap Linda Lau datang untuk mengantarnya ke tempat peristirahatan terakhirnya, namun ternyata Linda Lau sudah tidak memperdulikannya.

Liem Soetjipto sudah pergi ke alam baka, semua arwah yang sudah meninggal harus berjalan melewati gurun pangaksama selama 20 tahun hingga mereka bisa melupakan semua hal yang mereka alami sebelumnya di dunia, untuk bisa bereinkarnasi kembali. Namun ternyata Liem Soetjipto membalikan badannya dan berlari keluar dari alam baka dan kembali ke dunia yang ditinggali manusia karena ia ingin membalaskan dendamnya pada Linda Lau yang telah menghianatinya. Dan Liem Soetjipto pun berubah menjadi hantu pendendam.

****

Ketika seluruh dendam di hati Liem Soetjipto berhasil diambil oleh Tama dan Kirana. Liem pun keluar dari tubuh Ibu kandung Devan. Tidak lama kemudian Malaikat pencabut nyawa datang untuk mengambil arwah hantu pendendam itu.

"Ah kau lambat sekali seperti inspektur pijay yang datangnya selalu belakangan", kata Kirana.

"Hehe, Terima kasih ya neng, kapan - kapan abang traktir ngopi"

Tetapi hari itu malaikat pencabut nyawa tidak hanya membawa arwah Liem Soetjipto, ia juga akan membawa arwah ibu kandung Devan. Lalu apakah Devan mampu merelakan ibu yang ia rindukan selama puluhan tahun?

avataravatar
Next chapter