webnovel

pesona Cleopatra

Syifa melihat diri-nya di dalam cermin seolah bukan dia seperti sosok lain menghiasi pesona Cleopatra yang penuh dengan make up. "Apakah ini aku?" gumam dalam hati Syifa dengan rasa kagum spontan dia ucap istiqfar karena dia tau ini merupakan sifat ujub.

"Hey nak malah bengong di depan cermin, tamu tu udah nunggu." panggil ibu Syifa ketika masuk kamar anak-nya.

"Iya, Ma."

Hari ini hari yang paling bahagia buat Syifa. Dialah yang akan jadi ratu sehari yang penuh dengan pesona dan manja. Para keluarga, tetangga dan saudara semua hadir untuk menghadiri acara akad nikah Syifa dan Calon Suaminya yang akan akan menjadi suami sah nya hari ini.

Sang penghulu melontarkan beberapa pertanyaan kepala mempalai pengantin pria dan Ayah Syifa sebagai wali. Acara akad ijab kabul lancar tanpa ada yang salah dan semua ikut bahagia. Syifa menumpahkan butiran mutiara air mata rasa bahagia campur terharu. Tidak nyangka bahwa hari ini dia bisa bersanding dengan orang dicintai seolah kemarin ia masih bersama teman-teman di pondok.

"Allahumma shalli 'ala Muhammad." Syifa terlena dengan bacaan shalawat-nya berasa syukur.

Syifa mencium tangan suami-nya dengan rasa getar mengikuti denyuk jantung, pertama kalinya dia mencium tangan saorang pria yang bukan mahramnya sejak akil baliq.

"Tarasa hangat, kenapa hati-ku bergetar, kenapa air mata tumpah?." gumam dalam hati Syifa

Malam begitu sunyi di kampung pucok Alue Barat. sepasang pengantin baru sangat bahagia ini adalah malah mareka. Malaikat terasa malu membuat mareka menghindari jangan sampai menganggu pasangan pengantin.

"Yuk, Shalat isya jamaah Dek." pinta Rizal.

Syifa yang sudah dulu berwudhu sambil membawa segelas susu kambing yang murni dalam kamar mareka atas usulan ibunya. Susu kambing sangat bagus bagi pencernaan dan sekaligus obat kuat.

Mareka hanyut dalam Shalat di iringi dengan Shalat sunah nikah. Inilah Shalat yang paling lezat di lakukan Syifa bersama seorang lelaki yang sudah menjadi Suaminya.

Syifa yang sudah mulai canggung menunggu dari aba aba dari suami nya dengan rasa tersipu malu sambil salam tangan suaminya.

"Dek, boleh aku menciummu." pinta Rizal yang sangat malu.

Syifa yang tak jawab hanya menunduk dengan rasa malu. Membuat suaminya paham ini adalah kata setuju. Ketika Rizal mendekat wajah Syifa

"Bang, lebih baik baca doa dulu."

Tersentak malu Rizal karena dia lupa dia paling sakral dalam pengantin baru. Membuat dia canggung serba salah. Lafadz doa dia benar benar lupa yang dia pelajari dari teman kampusnya satu Minggu yang lalu. Sehingga dia memegang ubun-ubun kepala istrinya, entah apa yang di baca tapi Syifa tersenyum sipu malu mendengar suara kecil suami nya membaca dan Al Falak dan shalawat. Syifa bisa maklumin karena kita ada terasa tegang dan malu hafalan yang seribu doa atau bait-bait akan terasa kaku dan lupa sendirinya waktu setoran hafalan di depan ustadz yang cukup galak pengalaman dia di pondok dulu menghafal 300 bait nadzom Alfiyah.

Biar suasana harmonis dan tidak canggung Syifa memberi susu pada Suaminya.

"Mi.. num Bang, masih segar."

"Ah.. Kok rasanya tawar gak ada manisnya. Susu apa ni?" tanya Rizal

"Masa, coba adek minum. Ini manis kok!"

"Yang betul adek bilang. Sini Abang minum. Ah... rasanya manis. Apakah ini gara-gara mulut bidadari dari susu tawar jadi manis." Gombal Rizal dengan mencubit pipi istrinya yang begitu lembut.

"Bisa aja, Abang ini semua susu terasa manis bang." bela Syifa dengan tersipu malu.

Malam itu adalah malam paling indah syahdu cakrawala magrifah cinta. Inilah nikmat Allah beri kepada kita hamba jangan sampai kita sia- siakan Anugrah dengan perbuatan haram hubungan pasangan suami-istri sebelum nikah.

Bismillah, allahumma jannibnas-syaithaan wa jannibis-syaithaana maa razaq-tanaa.

Artinya: "Dengan (menyebut) nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami."

***

Pagi-nya sesudah mareka Shalat subuh di ruang tamu bersama keluarga Syifa yang di imami oleh ayah-nya di lanjut dengan makan bersama di meja makan. Syifa yang duduk sebelah suaminya yang masih canggung, sekali-kali melirik wajah orang tuanya yang tersenyum.

"Tengku¹ Rizal akan tinggal satu tahun kan disini." tanya lelaki yang umur 52 tahun yang bernama Tengku Haji Yakub yang sedang makan

Tersendak Rizal mendegar tutur kata Ayah mertuanya.

"Ini air." Kasih Syifa kepada Suaminya.

"Ayah, mungkin hanya satu bulan tinggal di sini sebagaimana perjanjian saya dengan Syifa. Saya masih menjadi status mahasiswa. Isyaallah 1 semester lagi baru lulus baru Rizal disini lagi."

Membuat suasana terasa hening cepat cepat Ibu Syifa membalik suasana.

"Tengku, saat ini biarlah mareka jalanin seperti biasa. Jangan Tengku buat mareka tak enak" tutur wanita yang berwajah yang masih rona kecantikan empat puluhan kepada Suaminya.

"Iya Mi."

***

Syifa hanyut dalam shalat Dzuhanya dia sangat bersyukur sudah memiliki suami sepenuhnya mencintai tampa ikatan pacaran dulu. Tak lupa ia membaca surat Al-Waqiah sebagai perantara memperbudah rezeki dan keberkahan.

"Ya Allah terima kasih Engkau sudah memberi hadiah yang begitu spesial kepada hamba ini. Persatukanlah kami selalu dalam mahligai ridhamu Ya Allah. Berilah kepada kami keturunan yang Sholeh dan Sholehah." Syifa terbuai dalam sajadahnya dengan membasahi pipinya dengan rasa syukur.

"Adek, kenapa menangis." tanya Rizal yang baru masuk ke kamar pulang dari halaman depan untuk menyapa warga sekitar.

"Bukan apa-apa Abang."

Rizal langsung mendekati wajah dengan wajah Istrinya menyapu air mati dengan jemarinya.

"Apa kamu tidak senang, menikah dengan Abang ?" tanya Rizal

"Senang bang, justru Adek menangis karena begitu senang dan bersyukur kepada Allah sudah mempertemukan kita."

Mendegar kata istrinya Rizal langsung mencium bibirnya yang begitu lembut dan terasa manis. Beda rasa seperti wanita yang pernah dia ciuman. Barasa dia sepertinya tidak pantas mencium istri yang begitu baik, polos dan Sholehah, sedangkan dia seperti bumi dan langit.

"Abang akan selalu menjaga adek sampai hayat di kandung badan, Isyaallah."

"Amin... udah Shalat Dzuha Abang."

"Belum sih, ini Abang mau Sholat. Ajarin Abang ya dek. Adek seumur hidup tak pernah Shalat Dzuha." ucap Rizal dengan nada malu

"Iya Abang, doa seperti biasa shalat Fardhu yang beda cuma niatnya di ganti sengaja saya shalat sunat Dzuha dua rakaat karena Allah ta'ala."

"Oh gitu, Abang Shalat ya."

"Wudhu dulu, kan tadi ciuman."

"Emang batal wudhu ya walaupun istri sendiri."

"Iya batal dalam mazhab Syafi'i, kalau Mazhabnya Hambali tidak."

"Kalau gitu Abang cium lagi, mumpung belum ambil wudhu, teringat dalam shalat nanti."

"eummm Suamiku." Syifa mencubit hidung Suaminya dengan ngemes.

"Dan di antara tanda-tanda kebesarannya ialah dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dia menjadikan diantara kamu rasa kasih dan sayang." (Surat Ar-Rum ayat 21)