webnovel

Talak 3

Arkan mengucapkan talak pada Istrinya Aisyah hingga tiga kali. Dia tak mengetahui konsekuensi dari ucapannya itu. Begitu tersadar, istrinya tak akan pernah bisa kembali lagi padanya, untuk selamanya. kecuali.... hal itu terjadi. Arkan meminta bantuan Julian untuk menikahi Aisyah dan kembali menceraikannya. Setelah melihat Aisyah, Julian kaget, ternyata perempuan itu tidak seperti pikirannya.Dia pernah melihat Arkan bersama perempuan lain. Bukan Aisyah. Sayangnya, Julian yang sudah mengenal Aisyah semenjak SMP tak ingin mempermainkan pernikahannya untuk ke dua kalinya. Julian tak ingin kesalahannya pada Dyani terulang lagi. Dan tak ingin melepaskan perempuan itu untuk selamanya. bagaimana kisah lengkapnya? silahkan mampir ya... Cerita ini hanya fiksi belaka. Jika ada kesamaan nama dan kejadian, itu hanyalah hal yang tak di sengaja ?

dian18051984 · Urban
Not enough ratings
18 Chs

Permohonan Rujuk Aisyah.

Aisyah menunggu kepulangan Arkan di ruang tamu. Padahal hari sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB. Arkan tak pernah pulang selarut ini. Aisyah bahkan belum makan malam karena ingin makan malam bersama Arkan. Meskipun perutnya sudah terasa perih akibat belum diisi sejak siang tadi. Aisyah sibuk membereskan rumah dan menyiapkan makan malam istimewa untuk mereka berdua. Karena dia berharap suaminya akan mau memaafkannya dan mereka kembali rujuk.

Aisyah kembali melihat jam dinding, memandang keluar jendela berharap suaminya akan segera pulang.

Aisyah sangat khawatir, Arkan tak menjawab satu kalipun panggilannya, padahal Aisyah sudah melakukan puluhan kali panggilan.

"Mas ... kamu kemana? Aku khawatir!" gumam Aisyah lirih.

Tanpa sadar Aisyah tertidur d sofa ruang tamu.

****

Dilain tempat.

Arkan langsung bangkit dari tempat tidur saat sadar kalau dia tak berada di kamarnya. Arkan semakin kaget saat melihat jam dinding sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Arkan buru-buru memungut pakaiannya dan langsung menuju kamar mandi.

Aisyah sempat terlintas dipikirkannya beberapa saat, namun otaknya kembali mensugesti bahwa perbuatan yang dilakukannya tidak salah, dia tak menghianati Aisyah karena status mereka adalah mantan untuk saat ini.

Itulah sebabnya dia memenuhi undangan sekretarisnya untuk datang kerumah melanjutkan aksi mereka siang tadi di hotel yang sempat tertunda karena waktu mepet.

"Sayang ... Mas harus pulang! " Ucap Arkan sambil mencium dan memeluk perempuan itu yang sedang tertidur. Perempuan itu menggeliat, dan bangun. Menatap Arkan dengan tatapan kecewa karena dia tak ingin Arkan pulang malam ini.

"Mas ... kenapa gak nginap disini aja!" Kata perempuan itu dengan suara manja.

"Lain kali ya! Hari ini Mas harus pulang dulu!" kata Arkan sambil mendarat kecupan singkat di bibir perempuan tersebut. Bahkan panggilan sapaan mereka telah berubah saat ini.

Meski dengan wajah cemberut, perempuan itu tetap mengantar Arkan sampai ke pintu rumahnya.

"Hati-hati di jalan ya Mas!" Arkan menjawab dengan senyuman sambil mencium kening perempuan itu.

*******

Arkan tertegun melihat Aisyah yang tertidur di ruang tamu. Tanpa bantal, tanpa selimut. Ada sedikit nyeri di hatinya, namun segera di tepis. Arkan menuju dapur untuk mengambil minuman, sekali lagi dia tertegun karena melihat masakan Aisyah tertata rapi di sana. Dua buah piring tertelungkup di meja dekat tempat duduk mereka masing-masing, yang menandakan Aisyah belum makan malam. Namun egonya kembali menguasai hati.

Ketika Arkan hendak memasuki kamar, dia melihat Aisyah yang masih ada di ruang tamu. Arkan tak tega membiarkan mantan istrinya itu meringkuk kedinginan sendirian di sana. Dengan hati-hati Arkan menggendong Aisyah dan membaringkannya di ranjang mereka lalu menyelimutinya.

Arkan tertegun melihat wajah lelah Aisyah.

"Maafkan aku. Andai saja kamu mau mendengarkan ku, Aku tak akan melakukan hal ini! " Gumamnya lirih sambil berjalan meninggalkan Aisyah di kamar mereka dan menuju kamar tamu.

*******

Aisyah mengerjapkan mata saat menyadari kalau dia tak berada lagi di ruang tamu. Aisyah tersenyum, karena dia yakin, Arkan yang memindahkannya ke kamar mereka. Tapi dimana suaminya itu?.

Aisyah berjalan mencari keberadaan Arkan, tapi tak menemukannya. Akhirnya Aisyah menuju kamar tamu dan mendapati pria itu ada di sana.

"Mas ... bangun ! udah waktunta Sholat Subuh.!" Kata Aisyah sambil mengguncang tubuh Arkan yang dibalut selimut.

Arkan membuka mata dan mendapati Aisyah di sana. Senyum Arkan hampir mengembang, tapi kembali ingat kalau dia sudah menjatuhkan talak untuk istrinya ini.

"Aku wudu dulu. Kamu duluan aja! " Jawab Arkan ketus.

"Jamaah ya! " Bujuk Aisyah. karena biasanya Sholat Subuh dan magrib mereka selalu sholat berjamaah meskipun Arkan sedikit canggung untuk mengimami Aisyah.

"Maaf! kali ini aku tak bisa! " Jawab Arkan tanpa melihat Aisyah.

"Baiklah Mas, Aku Sholat duluan. Makasih kamu udah memasukkan makanan di meja ke dalam kulkas!" Kata Aisyah sambil berlalu dari kamar yang ditempati Arkan dan kembali ke kamar mereka untuk menunaikan kewajibannya.

*****

Aisyah berkutat di dapur untuk menyiapkan sarapan untuk Arkan. Tapi sepertinya Arkan tak hendak untuk sarapan di rumah.

Aisyah mengejar Arkan ke ruang depan dan meminta untu sarapan.

"Aku pesan di kantor saja nanti. Maaf, Aku buru-buru." ucap Arkan sambil berlalu.

"Mas! Aisyah berlari memintas Arkan dan berdiri di depannya.

"Maafkan Aku! Aku akan berhenti kerja. Tapi aku mohon rujuklah aku! Aku akan menjadi istri yang baik untu kamu. Aku akan selalu patuh sama kamu. Aku mohon! jangan bercerai ya!" Pinta Aisyah tulus. Andai saja dia tau apa yang telah dilakukan pria yang sangat dicintainya malam tadi, akankah mungkin Aisyah mengemis mint rujuk seperti saat ini.

Arkan hanya terdiam. Hatinya ingin sekali untuk terus bersama Aisyah, tapi dia juga sudah mulai nyaman bersama sekretarisnya yang saat ini sudah menjadi pacarnya.

"Aku butuh waktu!" jawab Arkan akhirnya. Dia tak ingin semudah itu memberikan kesempatan pada Aisyah. Arkan harus mempertimbangkan hal ini lebih lanjut.

*****

"Mas ... ini agenda kamu hari ini! " suara lembut dan mendayu itu membuat Arkan mengangkat wajahnya yang tadi sedang fokus memeriksa file yang harus ditanda tanganinya.

Senyum Arkan cerah saat melihat tubuh seksi itu mendekat kearahnya. Arkan langsung meraih pinggang kekasihnya itu dan menduduknya di pangkuannya.

"Ah, andaikan Aisyah mau dandan seperti ini, pasti aku akan sangat bahagia! " batin Arkan. Dia kembali teringat dengan permohonan Aisyah pagi tadi. Tapi Arkan juga berat untuk melepas perempuan yang baru berstatus sebagai kelasihnya ini.

Jika Arkan meninggalkan Aisyah, pasti orang tuanya akan murka. Apalagi usia pernikahan mereka baru seumur jagung. Orang tuanya belum tentu akan menerima kekasihnya ini karena orang tua Arkan sangat menyayangi Aisyah, bahkan melebihi sayang pada dirinya.

Akhirnya Arkan mendiskusikannya dengan kekasihnya ini. Dan perempuan itu menyarankan agar Arkan kembali rujuk dengan Aisyah, tapi tak mengakhiri hubungan mereka.

Arkan bingung. Bagaimana mungkin kekasihnya ini mengusulkan hal tersebut. Namun jawaban sang kekasih membuat Arkan semakin kagum dan mencintainya.

"Aku gak ingin Mas Arkan di cap sebagai anak durhaka. Ibumu pasti sangat sedih jika kalian berpisah. Aku gak papa menjadi yang kedua dan tak diketahui Mas, karena cintaku tulus tanpa syarat. Aku gak ingin kamu dalam masalah. Kita masih tetap bersama asal Mas tidak memutuskanku" kata perempuan itu sambil bersandar di dada bidang Arkan.

"Makasih sayang, aku gak akan mungkin meninggalkanmu karena kamu begitu sempurna dimataku! " jawab Arkan sambil mengecup kening wanita itu.

Perempuan itu tersenyum penuh arti. Tak akan mungkin juga dia menjalin hubungan serius dengan bosnya itu. Meskipun suaminya berada di desa, tapi penghasilannya tak main-main. Dia tak akan mungkin meninggalkan suami yang sangat mencintainya. Arkan hanya selingan untuk mendapatkan tambahan nafkah lahir batin saat dia berada di kota ini.