webnovel

6.Panggilan Itu

"hufhh... jalan ini panjang sekali, aku sudah lama berjalan sampai kaki ku sakit namun ujung jalan ini tidak tau sampai kemana, tidak tau mengarah kemana," Ucap Ccya sedih sembari melihat kakinya yang sudah bengkak karena berjalan jauh tanpa mengenakan alas kaki.

Ccya langsung terduduk kelelahan dan putus asa, dia tidak tau sekarang sedang berada di mana, dia tidak tau cara kembali kerumah, disini terasa sepi dan damai namun damai yang mencekam, bahkan suara burung berkicau pun tidak ada, tidak ada kupu-kupu atau lebah yang mencari nektar bunga, disini hanya ada hamparan bunga, jalan setapak, dan dirinya.

Ccya menunduk sedih dan perlahan-lahan menangis, jika ini mimpi dia ingin segera bangun, entah berapa kali Ccya mencubit lengannya agar dia bangun, dia sedikit yakin ini mimpi namun melihat lengannya yang biru dan rasa sakit saat dia mencubit lengannya, menandakan bahwa ini bukan mimpi.

"Ccya"

Sebuah panggilan membuat Ccya langsung berdiri, "ada yang memanggil namaku, ada orang disini selain aku " Batin Ccya sumrigah sembari bersiap hendak menjawab panggilan itu.

"eehh...Jangan kalau itu orang jahat gimana," gumam Ccya seketika tersadar saat ini dia tengah di tempat asing.

"Halmeoni kan selalu bilang agar berhati-hati dengan orang asing," gumam Ccya lagi

"Jalan ini satu-satunya akses lalu lalang, kalau orang itu menemukanku, gimana ? kalau dia orang jahat gimana?, aku harus sembunyi," gumam Ccya waspada sembari mondar-mandir dengan panik mencari tepat untuk sembunyi

"Ccya,"

Seruan itu kembali terdengar namun jauh lebih jelas dari tadi, itu menandakan orang itu semakin mendekat kearah Ccya.

"Felicya Louist"

Seruan itu seketika membuat bola mata Ccya membulat, " dari mana dia tau nama asli ku" Batin Ccya gemetaran takut

"Aku harus bersembunyi dimana ? " Gumam Ccya panik melihat area sekitarnya mencari tempat bersembunyi yang aman

"Tidak, aku tidak boleh gemetaran, nanti aku ketahuan," Ccya mengepalkan tangannya erat sampai buku-buku jarinya memutih dan perlahan mengatur nafasnya untuk mengurangi ketakutan yang dia rasakan.

"Felicya Louist"

Seruan itu terdengar sangat dekat

"Apa, dia tau aku disini," batin Ccya panik

"Felicya Louist"

Srekk...

"aghh...tolong... tolong...jangan sakiti aku" teriak Ccya takut sembari menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya.

"Ccya, sayang,"

"Pergi..pergii.. jangan sakiti aku...." ucap Ccya ketakutan.

"Ccya, aku bukan orang jahat,"

"Jangan takut, ayo lihat aku," ucapnya lembut sembari memegang tangan Ccya.

"Ccya, " ucap orang itu menyingkirkan tangan Ccya dari wajah. tampak wajah yang selalu iya rindukan kini menutup rapat matanya, dia tampak ketakutan.

"Ccya, ini Halmeoni sayang" panggilnya sekali lagi sembari memegang wajah Ccya mengelusnya perlahan, Ccya yang merasa usapan lembut yang familiar di wajahnya perlahan-lahan membuka matanya.

"Halmeoni....." pekik Ccya terkejut dan langsung memeluknya dengan erat

"Halmeoni...aku rindu, aku sangat merindukanmu," tangis Ccya

" Halmeoni juga merindukan mu sayang," ucap nenek Ccya tersenyum lembut sembari mengusap puncak kepala cucu kesayangan nya.

"Ccya, dengarkan Halmeoni baik-baik ya," Ucapnya lembut

"Hmmm..." Ccya mengganguk kan kepalanya mengiyakan ucapan neneknya.

"Ccya, kehidupan yang akan kamu jalani kedepannya akan penuh rintangan dan air mata namun Halmeoni yakin kamu bisa melaluinya, jangan membenci terlalu dalam, kamu harus belajar lebih banyak memaafkan tanpa mengungkit kembali,"

"Dendam, pembalasan, bukan hal yang baik, balas dendam hanya akan membuat mu menjadi jahat, menjadi sama dengan mereka, Jika orang lain melukaimu, diam lah jangan lakukan pembalasan apapun tapi doakan mereka, biarkan Tuhan yang membalasnya, selagi yang mereka lakukan tidak menginjak harga diri mu, jika harga dirimu di pertaruhkan maka lawanlah sampai akhir, kamu mengerti,"

"Mmm... Ccya mengerti Halmeoni," ucap Ccya dengan nada malas, dia hanya ingin memeluk neneknya bukan mendengar omelannya.

"Kelak, kamu akan menjadi seorang istri, jadi lah istri yang patuh dan ibu yang baik, ya sayang"

"Iya, tapi Ccya belum mau nikah, Halmeoni, Ccya mau gapai mimpi Ccya dulu, nikah bukan prioritas utama bagi Ccya, Ccya juga belum siap" Jawab Ccya

"Cepat atau lambat kamu pasti akan menikah," Jawab Halmeoni

"Iya, Halmeoni," Jawab Ccya

"Ccya, ayo kamu tidak boleh lama-lama disini, ini bukan tempat mu," ucap nenek Ccya tampak khawatir

"Kenapa, Halmeoni ?" tanya Ccya kebingungan.

"Ayo, Halmeoni antar kamu kembali,"

Ccya dan neneknya berjalan beriringan menyusuri jalan setapak dan mereka berhenti berjalan saat tiba di sebuah lorong

"Halmeoni, tadi waktu Ccya berjalan sendiri, jalan ini kelihatan tidak ada ujungnya, tidak tau mengarah kemana," tanya Ccya mengutarakan kebingungan nya

"Itu karena kamu bukan penghuni tempat ini," jawab nenek Ccya lembut sembari mengelus rambut cucu kesayangan nya.

"Ccya gak paham Halmeoni," ucap Ccya sembari menatap mata Halmeoni nya mencari jawaban

"Ccya, tempat ini di sediakan bagi orang-orang yang sudah pergi dari bumi, mereka semua akan menunggu disini, menunggu orang-orang yang di kasihnya,"

"Kamu harus segera kembali, ingat pesan Halmeoni, kamu harus hidup dengan baik, jangan terlalu sering menangis, kamu harus bahagia, belajarlah menyayangi dan membahagiakan dirimu sendiri dengan begitu kamu akan bisa membahagiakan orang yang kamu kasihi,"

"Kamu lihat lorong yang di depan berjalan lah terus menyusuri lorong itu, apapun yang terjadi jangan pernah kembali kebelakang, kamu harus terus maju kedepan sampai kamu menemukan setitik cahaya,"

"Halmeoni, menyayangi mu," ucap nenek Ccya sembari mencium kening cucunya

"Halmeoni, apa kita akan berpisah ?" tanya Ccya sedih.

"iya," Halmeoni menganggukkan kepalanya

"Apa Ccya tidak bisa tinggal disini ?" tanya Ccya, dia merasa enggan untuk berpisah dengan neneknya.

"Ccya, tempat ini bukan tempat untuk orang seperti mu, Halmeoni bisa merasakan nafas kehidupan dari tubuh, kamu dan Halmeoni sudah tidak bisa bersama lagi, alam kita berbeda,"

"Ayo, lekas lah berjalan kelorong itu, terlalu lama disini kamu bisa sakit," tunjuk Halmeoni pada lorong di depan mereka dengan wajah khawatir.

"huuuuhhuhu...Baik, Halmeoni," Ccya menghela nafas sedih dia sangat ingin tinggal bersama Halmeoni nya, ia sadar jika dunia ini bukan dunia tempat orang yang masih hidup berada, Ccya harusnya bersyukur dapat di pertemukan dengan Halmeoni nya, Ccya dengan enggan berjalan ke arah lorong, sebelum memasuki lorong Ccya menoleh kebelakang melihat Halmeoninya tampak Halmeoni tersenyum dan melambaikan tangannya serta memberi isyarat agar Ccya segera berjalan masuk kelorong.

Lorong ini aneh, awalnya terlihat terang saat masuk berubah jadi abu-abu dan semakin Ccya masuk kedalam semakin tidak ada cahaya namun Ccya bertekad untuk terus berjalan, Halmeoni ingin dia terus hidup, jadi dia harus hidup, Ccya sangat takut mengecewakan Halmeoni nya.

"Ini, lorong apa, kenapa semakin jauh semakin gelap dan mencekam, Halmeoni aku takut," lirih Ccya ketakutan namun dia masih mencoba untuk berjalan kedepan walaupun kakinya sudah lemas dan seluruh tubuhnya gemetaran hebat.

Semakin Ccya berjalan semakin gelap dan mencekam yang dia rasakan dan mulai ada suara-suara aneh bermunculan pada awalnya suara itu masih bisa Ccya abaikan namun makin lama makin suara itu makin mengerikan, kadang terdengar seperti hembusan angin, kadang seperti suara orang berbicara namun apa yang di bicarakan tidak jelas, kadang seperti orang sedang bertengkar dan masih banyak lagi hingga Ccya mendengar jeritan yang saling bersahutan satu dengan yang lain, Ccya terduduk ketakutan dia tidak punya tenaga untuk bangun, suara ini terlalu menakutkan, Ccya hanya bisa menangis memeluk kedua lututnya.

"Ccya, cucu ku sayang, bangun lah nak, berlari lah kedepan, abaikan semua hal yang membuatmu takut, Halmeoni percaya Ccya pasti bisa,"

Diisela Isak tangis Ccya dia mendengar dengan jelas suara Halmeoninya

"Halmeoni," lirih Ccya

"Kalau Halmeoni menginginkan Ccya hidup maka Ccya harus hidup," ucap Ccya seraya berlari kedepan mengabaikan suara-suara yang mencoba mengganggunya

Didepan Ccya melihat setitik cahaya kecil, sangat kecil dan hampir tidak terlihat,

" Mungkin itu cahaya yang Halmeoni maksud" gumam Ccya sembari memaksa tubuhnya kembali berlari, dia mengulurkan tangannya kedepan agar bisa menggapai setitik cahaya itu.

Srassshhhh... Seketika cahaya kecil itu berpendar menyelimuti tubuhnya.