webnovel

Salah paham

Memasuki kamarnya Nick.

Ketika Bianca membuka pintu kamar, ia melihat pria itu masih tertidur begitu pulas padahal mereka sudah berjanji akan bertemu. Berjalan masuk ke dalam kamar itu.

"Hey ... bangun! Ah kamu ini, katanya kita ketemu sekarang, tapi masih aja tidur kaya kebo!" ketus Bianca dengan penuh Kekesalan meskipun sahabatnya itu to menggubrisnya sama sekali bahkan Nick justru menarik selimutnya itu, dan tidur kembali dengan nyaman.

Bianca berdiri dengan kedua tangan di melipat di dadanya, ia merasa kesal. Jika tahu begini, lebih baik dia tidak mau untuk berjanji apalagi sudah bersiap-siap sekarang, pikirnya saat itu.

Saat Bianca sedang kesal, tiba-tiba saja ia dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang sungguh membuatnya tidak menduga akan hal itu. Ternyata, Benny datang untuk menemuinya. Memang sedang tadi tanpa sepengetahuan Bianca, pria itu sudah mengintai kemana istrinya akan pergi, dan sungguh membuat Benny tidak sangka jika Bianca akan pergi ke rumah pria, dan langsung masuk ke dalam kamar seorang pria dewasa di saat statusnya menjadi istri orang.

Bianca sampai menelan ludahnya sendiri ketika melihat Benny tiba-tiba berada di depan pintu kamar itu, ia pun berkata. "Ba-bapak! Kok bisa ada di sini?"

Tatapan Bianca ketakutan, apalagi sekarang Nick masih tertidur pulas ditambah ia juga sedang berdiri di dalam kamar sahabatnya.

"Kamu ikut aku pulang sekarang!" paksa Benny dengan suara yang lantang. Hal itu membuat Nick terkejut dari tidurnya, ketika ia sadar ia masih kebingungan, dan mencoba mengumpulkan sebagian nyawanya.

Sampai akhirnya ia tahu jika ada Bianca di dalam kamarnya, dan juga ia teringat dengan janji yang telah mereka sepakati. Tapi yang membuatnya terheran saat melihat ada seorang pria yang memakai jas sedang berdiri di depan pintu kamarnya itu, meskipun Nick mencoba mengingat beberapa saat siapa pria tersebut hingga ia tahu bahwa pria itu suami dari sahabatnya.

Bianca yang berjalan dengan pelan-pelan dalam ketakutan, hingga akhirnya ia ditarik paksa oleh Benny. Namun, Nick bergegas bangkit untuk menahan pria itu berbuat semena-mena dengan sahabatnya. Hingga Bianca berada di tengah-tengah kedua pria yang sedang berusaha menariknya.

"Lepaskan tangannya, kau tidak punya hak untuk itu!" bentak Benny dengan kasar.

"Anda tidak bisa main paksa seperti ini terhadap wanita apalagi ini adalah rumahku. Jadi lebih baik pergilah dari sini, karena ini bukan kekuasaan mu, Tuan Benny," sahut Nick yang tidak ingin kalah, dan melepaskan tarikannya juga.

Berbeda dengan Bianca, ia menjadi sasaran tarik ulur dari kedua pria itu, namun ia benar-benar tidak menyangka jika sampai suaminya mengganggu privasinya padahal mereka sudah berhasil untuk tidak menganggu privasi masing-masing, apalagi ia juga tidak enak hati dengan Nick, karena sudah membuat keributan di dalam rumahnya.

Tarikan sekali lagi, dan Benny berkata. "Mau ini di mana kek! Mau di rumahmu atau tempat apapun itu tetap saja ini menjadi kekuasaan ku karena dia adalah istriku."

"Ya-ya aku tahu dia istrimu, tapi bisakah kamu bersikap lebih gentleman sedikit, dan tidak sampai memaksa wanita seperti itu meskipun dia memang benar istrimu. Walaupun begitu aku tetap tidak suka Anda menarik wanita demikian apalagi katanya Anda sudah pernah menikah. Oh jangan-jangan aku tahu pasti sikap Anda terhadap istri Anda sebelumnya pasti sangat buruk ya, sampai Anda ditinggalkan pergi. Seharusnya istri Anda sebelumnya itu jadi milikku bukan denganmu," ledek Nick sembari menertawakannya.

Bianca benar-benar tercengang dengan apa yang sedang Nick katakan, ia sampai tidak tahu jika sudah membuat kesalahan besar dengan mengatakan untuk mendiang istri dari suaminya terdahulu, sampai membuat Bianca menggeleng-gelengkan kepalanya demi membuat sebuah tanda agar Nick berhenti mengucap kata terlarang kepada Benny, lalu batinnya berkata. 'Ya ampun, Nick! Kamu ini sedang cari mati ya.'

Benny langsung melepaskan tarikannya pada Bianca, ia pun melangkah dengan tatapan tajam serta mengerask rahangnya, ketika itu dengan tiba-tiba brug! Satu pukulan keras mendarat di wajah Nick tepat di bawah bibirnya, dan kemudian brug! Sekali lagi pukulan yang lebih keras lagi.

"Hentikan berkata buruk untuk mendiang istriku! Karena kamu tidak tahu apapun kenapa aku sampai berpisah jadi tolong agar mulutmu bisa berkata dengan jelas, bukan perkataan bodoh seperti ini! Dan kamu, Bianca! Ikut keluar denganku sekarang!" bentak Benny ketika melihat Nick sudah terjatuh akibat pukulannya itu, ia pun langsung menarik tangan istrinya, dan dengan terpaksa Bianca mencoba menurut tanpa bantahan.

Benny menarik pergelangan tangan Bianca sampai ke dalam mobil, pria itu langsung mengunci pintu mobil agar istrinya tidak dapat kabur. Bianca yang belum pernah melihat kemarahan Benny sampai seperti itu sungguh membuatnya terkejut, dan ia hanya bisa menundukkan kepalanya dengan rasa takut.

Berbeda dengan Benny, yang justru menatap kearah Bianca dengan tajam, entah kenapa dia harus bersikap seperti itu kenapa istri barunya itu sampai harus mengintainya segala, dan bisa-bisanya membuat keributan di dalam rumah orang lain. Ia sampai mengusap wajahnya dengan kasar ketika ia terheran dengan sikapnya kali ini, namun Benny kembali menyakinkan dirinya jika ia hanya takut kalau namanya tercoreng akibat istri barunya yang tidak tahu diri masuk ke dalam rumah pria lain.

"Hey! Bianca, aku sudah katakan padamu kan kalau kamu harus fokus dulu terhadap anakku. Belum genap satu Minggu kita menikah kamu sudah mendatangkan masalah baru, bagaimana jika seandainya ada yang lihat istri seorang CEO tampan sepertiku berada di dalam rumah sedang berselingkuh dengan pria lain, kau pikir itu menyenangkan? Justru itu akan mencoreng nama baikku sebagai CEO," ucap Benny dengan kasar.

"Ma-maaf, Pak. Aku sungguh tidak bermaksud demikian, aku hanya datang kemari untuk membicarakan sesuatu dengan sahabatku, tapi kenapa, Pak? Kamu mengganggu privasi ku?" Bianca merasa takut, tapi tidak ingin menunda apa yang akan ia tanyakan, justru ia terlihat bodoh saat itu.

"Menggangu privasi katamu? Hey! Kau itu istriku sekarang jadi apapun yang kukatakan kamu harus ikuti. Lagipula aku juga memberikan bayaran untukmu, jadi dimata hukum dan agama kamu itu harus mengikuti semua perintah suamimu ini," sahut Benny.

"Ya, Pak. Aku memang istrimu, dan aku tahu kewajiban ku sebagai istri yang dibayar hanya perlu untuk menjaga anakmu kan? Jadi apa aku salah jika memiliki teman pria? Dan Bapak juga sudah bersalah telah memukul temanku seperti tadi, lagipula niatku juga bukan untuk berselingkuh, apalagi sampai membuatmu malu, Pak, dan pernikahan kita juga tersembunyi. Ku rasa itu tidak akan membuat kehormatan Bapak turun dimata semua orang." Bianca memang berani untuk menjawab segala ucapan yang menyakitinya, hanya saja jika mengenai hati, dia begitu susah.

Next chapter