Sania langsung segera pergi saat Reno sedang sibuk dengan Al - Qurannya. Dia menuju ke balkon mengangkat telpon dari Farhan
"Mau apa lagi kamu!"
"Sania aku tau kamu sekarang didalam, keluar sebentar sekarang aku ada didepan rumahmu"
Setengah mati Sania kaget, betapa tidaknya Farhan datang kerumahnya bagaimana jika Reno tau.
"Kamu gila, apa?!"
"Please San, aku mau ngomong sama kamu sebentar"
"Lebih baik kamu pulang sekarang, aku gak mau ketemu sama kamu lagi!"
"Sania bentar aja"
"Oke aku keluar"
Sania segera keluar dari rumahnya menuju ke depan pagar, sesekali ia menoleh kebelakang takut Reno muncul tiba - tiba.
"Mau ngomong apa kamu Farhan?" cuek Sania
"Sania aku tau kamu gak bahagia kan sama Reno?" tanya Farhan
"Ck. Tau dari mana kamu aku gak bahagia?"
"Aku tau Sania, jadi aku mau menebus kesalahan aku dan minta maaf"
"Han, aku udah maafin kamu, gak usah tebus kesalahan kita sudah selesai Farhan!"
"Aku mau nikahin kamu"
"Apa!! kamu gila!!! aku udah ada suami, Farhan!" kaget Sania
"Aku tau kamu gak bahagia Sania"
"Aku sekarang bahagia bersama suami aku!"
"Please San, kasih aku satu kesempatan"
"Nggak Han, lebih baik kamu pergi sebelum Reno tau"
"Aku tau kamu gak bahagia, aku tau semuanya dari Farah"
"Farah? sudah aku duga pasti semua karena Farah. Asal kamu tau ya Farah itu udah mencuci otak kamu. Aku tegaskan sekali lagi aku bahagia!" ucap Sania lalu pergi dengan buru - buru masuk kedalan rumah.
****************
Pagi harinya Sania dan Reno bersiap - siap untuk pergi ketempat latihan Reno, ia ingin Sania pergi menemaninya.
"Apa kamu yakin ngajak aku kesini?" tanya Sania setelah sampai
"Yakin sayang"
"Bukannya waktu itu kam..."
"Itu dulu Sania, sekarang aku mau kamu temani latihan"
Sania mengangguk
"Oh iya aku ke toilet dulu ya"
"Iya sayang, kamu nanti nyusul aja kesana"
"Oke"
Sania keluar dari toilet menuju tempat Reno berada, saat Sania berjalan dia kaget karena ada Tara disini.
"Ternyata lo disini juga" ucap Tara sinis
"Memangnya kenapa kalau aku kesini Tar?"
"Lo gak pantes disini, karena disini tempat my baby latihan"
"Ck. My baby kamu udah lenyap sekarang, sekarang dia my baby aku. Lebih baik kamu pulang" ucap Sania bergegas pergi meninggalkan Tara yang kesal dengan perkataan Sania
Sania menghampiri Reno saat sedang istirahat dan disamping Reno ada Wira.
"Eh bro ada Sania tuh. Kesempatan gue nih" ucap Wira
Reno hanya tersenyum.
"Sania duduk disini" ucapnya mempersilahkan duduk di sebelah dirinya tetapi Sania malah duduk disanping Reno
"Kok kamu duduk di samping Reno?"
"Memangnya kenapa? ada yang salah?"
"Hmm nggak sih. Oh iya btw malam minggu kamu bisa jalan bareng aku?"
"Bisa kok. Tapi harus minta ijin dulu sama suami aku?"
"Suami?" bingung Wira
"Iyah, nih suamiku disamping sekarang" ucap Sania menyenggol lengan Reno
"APA! ka..kalian udah nikah"
Mereka hanya tertawa melihat kelakuan Wira.
****************
Akhirnya Sania dan Reno akan pergi ke Bali tetapi sebelum itu mereka kerumah kakeknya terlebih dahulu.
"Kek, kita berangkat sekarang ya?"
"Iya Sania, kamu baik - baik ya disana"
"Iya kek"
"Hey Reno, kamu pastikan mamamu tidak membulynya, dan jaga Sania juga"
"Pasti kek"
"Kakek ingin kamu bilang Insyaallah lebih enak didengar, lain kali kamu ajari dia Sania"
Reno menghela nafas panjangnya " Insyaallah kakek"
"Kek, nenek masih lama pulangnya?"
kayaknya masih Sania, nenekmu baru aja pergi nanti kakek bilang ke nenek ya" ucap kakek Suroso
"Kakau gitu kami pergi ya kek, salam aja untuk nenek. Assalamualaikum" ucap Sania mencium tangan kakek dan diikuti oleh Reno
"Waalaikumsalam"
****************
"Assalamuakim mama" panggil Reno saat membuka pintu rumah mamanya
Daniah turun dari tangga dan berlari menuju anaknya "Reno, mama kangen sama kamu" Ucap Daniah memeluk Reno
"Mama apa kabar?"
"Baik kok"
"Oh iya ma, kenalin ini Sania istri Reno"
Daniah melihat penampilan Sania dari atas sampai kebawah, keliatan dari ekspresi wajahnya ia tidak menyukai Sania.
"Mama" ucap Sania menyalami Daniah, tetapi belum juga menyentuh kekening Sania, Daniah segera melepaskannya
Wajah Sania berubah menjadi tidak enak terhadap mertuanya.
"Reno yuk masuk kekamar, pasti kamu capek" ucap Daniah menarik tangan Reno dia tidak peduli dengan menantunya itu.
Reno pun menarik tangan istrinya juga.
"Wah kamar Reno gak pernah berubah ya ma" ucap Reno saat masuk kekamarnya
"Pasti dong Ren, mama gak pernah merubah apapun. Kalau mama rindu Reno pasti mama tidur dikamar ini. Andai saja kamu dulu gak direbut sama kakekmu"
Sania dan Reno saling pandang mendengar ucapan itu.
"Kalau gitu kalian istirahat. Sania pasti capek istirahat juga ya" ucap Daniah
"Oh iya ma, papa mana?" tanya Reno
"Biasa lah lagi tidur sekarang. Dia semalam habis ke club pulang - pulang mabuk. Untung ada supir kalau nggak..."
"Pasti gak bakal pulang" potong Reno
"Bener"
Wajah Sania benar - benar berubah menjadi kecewa, dia tidak menyangka mertuanya mempunyai kehidupan yang seperti itu.
"Kakau gitu mama keluar ya" ucap Daniah keluar dari kamar
"Mas, aku baru tau ternyata kelakuan orang tua kamu seperti itu"
"Hahahaha Itu sudah bi..."
Belum sempat Reno menyelesaikan omongannya, Reno sudah mempelototi Reno. Reno terdiam tanpa bicara apapun.
"Yuk sholat" ucap Sania
"Iya, aku ambil wudhu dulu sekalian ganti baju" ucapnya lalu pergi
Dibalik pintu Daniah mendengar semua apa yang di katakan Sania. Dia merasa jijik melihat Sania memperlakukan anaknya seperti itu.
Setelah selesai sholat mereka keluar kamar untuk bertu dengan papanya.
"Pa" panggil Reno menghampiri Darwin ayahnya
Darwin menoleh kebelakang ternyata anaknya yang sudah lama ia rindukan datang kemari
"Reno, apa kabar?"
"Alhamdulillah pa baik, oh kenalin ini istri Reno pa, Sania" ucap Reno
"Pa" panggil Sania ingin menyalami Darwin tetapi malah Darwin merentangkan kedua tangannya agar Sania memeluknya. Sania langsung saja lari kebelakang Reno.
"Maaf pa, Sania gak terbiasa dengan itu" ucap Reno
Tiba - tiba mama datang langsung duduk. "Sania kamu gak perlu takut dengan suami saya, harap maklum jika suami saya seperti itu kekamu" ucapnya cuek
Sania dan Reno saling pandang. "Maaf" ucap Reno
"Gak papa Mas" ucapnya
Daniah berada didapur membuatkan minuman untuk suaminya, saat itu juga Sania ingin ke dapur juga untuk minum. Dia menarik nafasnya terlebih dahulu sebelum dia menemui mertuanya.
"Ma, mama buat apa?" tanya Sania
"Kamu gak liat saya buat apa" ucap Daniah cuek
"Sania bantu ya ma"
"Gak perlu, saya gak mau barang - barang saya kamu sentuh" Darniah pergi dari dapur meninggalkan Sania
Sania murung diperlakukan itu kepada mama mertuanya. Lalu ia membereskan gelas yang kotor dan mencucinya.