Bagi seorang anak laki-laki, kehilangan sesosok ayah tak ubahnya kehilangan separuh jiwa. Tidak ada lagi gairah yang membara, semua hilang entah ke mana. Bak sinar mentari yang tertutupi tebalnya awan mendung. Ya, Pak Ardi pergi untuk selamanya. Tanpa gejala, tanpa lara yang kentara.
Di sudut ruang yang merupakan tempat kerja mendiang sang papa dulu, Adrian termenung dengan air mata yang tak berhenti mengalir. "Mas ... ikhlaskan," seru Meera parau. Sesungguhnya ia pun amat terpukul akan kepergian mertua laki-lakinya itu.
"Mas, papa pasti sedih melihatmu seperti ini. Kau yang ...."
"Tinggalkan aku sendiri, Meera. Tolong." Suara yang biasanya begitu terdengar gagah kini hilang. Hanya kepiluan yang terdengar.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com