webnovel

My Life in Pesantren

Hai, perkenalkan namaku Khadijah aku anak dari seorang petani, aku mempunyai seorang kakak laki-laki dia seorang ustadz di pondok pesantren sedangkan aku sendiri seorang santri wati kelas akhir.

Aku memang bukan berasal dari kalangan orang yang punya namun hal tersebut tidak menghalangi ku untuk meraih mimpi.

Aku akan bercerita tentang seseorang yang mencintaiku sejak lama bahkan aku pun awalnya tidak tahu bahwa dia selama ini mencintaiku dan akhirnya dia kini telah menjadi suamiku.

Ini dia kisah ku.

Di pagi hari menjelang siang aku duduk di bangku kelas seorang diri sambil mengulang hafalan kitab Jurmiah ku

Suasana begitu tenang sampai ketika seseorang datang menghampiri ku merusak suasana tenang ku.

Aku menutup kitab Jurmiah ku lalu menatapnya

"Assalamualaikum Dijah" sapa temanku yang bernama Khalifah

"wa'allaikum Salam, ada apa kau terlihat senang sekali?" tanyaku

"Dijah, hari ini aku sedang jatuh cinta pada seorang santri wan dia anak pindahan, dia sangat tampan" jawab Khalifah dengan antusias

Aku mengangkat sebelah alisku "lalu?" tanyaku pada Khalifah

Khalifah duduk di sampingku dan memegang kedua bahuku " aku minta tolong padamu untuk membuat kan ku surat untuknya, aku tidak bisa membuat surat seindah buatan mu. Tolong yah Dijah" kata Khalifah dengan pandangan memohon

Aku pun tersenyum padanya dan menganggukkan kepalaku "hn aku akan membantu mu sebisa ku" jawab ku

"ALHAMDULILLAH terima kasih Dijah" ucap Khalifah kegirangan

Seperti yang aku janjikan pada sahabat ku, malam ini setelah salat isya, setoran hafalan dan belajar aku menulis sebuah surat yang di minta sahabat ku. Sebenarnya hal ini sudah biasa setiap ada orang yang sedang jatuh cinta mereka pasti meminta bantuan ku untuk menuliskan surat, katanya surat buatan ku adalah surat yang paling indah dari rangkaian katanya sampai cara penulisannya pun sangat indah

Tapi menurutku itu biasa saja karena aku melakukannya karena ingin membantu teman-teman ku, sejujurnya aku belum pernah sekalipun berpacaran karena menurut ku hal tersebut hanya sia-sia dan membuang waktu.

Jam menunjukkan pukul 20:14 sudah waktunya untuk tidur, aku segera membereskan alat tulisku, setelah itu aku langsung bersiap-siap untuk tidur.

Pagi harinya setelah setoran hafalan Alquran aku menyapu halaman pesantren sambil terus mengulangi hafalan

Ketika sedang asyik menyapu tiba-tiba temanku yang bernama Khalifah menghampiri ku

" Assalamualaikum Khadijah" sapa temanku memberi salam

" wa'allaikum salam Khalifah" sahut ku

" emm Dijah mana surat ku?" tanya Khalifah sambil menyodorkan kedua tangannya ke depan ku

" Ah, tunggu yah suratnya sudah jadi dan ada di asrama aku ambil dulu yah" kataku

"Iya tidak masalah" sahut Khalifah

Aku memasuki kamar asrama ku dan mengambil surat buatan ku yang ada di meja belajar

Aku kembali menemui Khalifah yang sedang menunggu ku sambil senyum-senyum sendiri

"Khalifah" panggilku sambil menepuk pundaknya

"ARGHH Astagfirullah Dijah, kau mengejutkan ku" protesnya sambil mengusap dadanya

"hehe maaf abisnya kau tadi senyum-senyum sendiri sih..." kataku meminta maaf

"ck, lain kali jangan kayak gitu" katanya

" iya iya maaf" kataku sambil terkekeh pelan "Oh iya Khalifah, ini suratnya maaf yah kalo jelek" kataku sambil menyerahkan surat yang aku buat

"Terima kasih, surat buatan mu selalu bagus kok Dijah" katanya setelah menerima surat

" Ah, iya aku harus pergi sebenarnya aku juga sedang bersih-bersih kamar jadi aku takut para senior akan marah" katanya

"aku pergi dulu Dijah Assalamualaikum" pamitnya

"Iya Wa'allaikum Salam" sahutku

Setelah Khalifah pergi aku melanjutkan acara menyapu ku.

Jam menunjukkan pukul 13:40

Setelah salat Dzuhur dan tadarus bersama aku kembali ke asrama untuk istirahat.

Saat di perjalanan menuju Asrama seorang santri wan (santri laki-laki) Memanggilku. Aku pun berbalik namun menundukkan kepalaku untuk menghindari zina mata.

" Assalamualaikum Khadijah" sapanya

"Wa'allaikum salam, ada perlu apa yah" tanyaku

" Ah, maaf mengganggu waktu mu tapi aku ingin sore nanti kita bertemu di sungai" pintanya

" boleh tapi jangan lama-lama yah" kataku sambil tetap menundukkan kepala

"Yah, tidak lama kok hanya minta satu menit saja" katanya sambil menggaruk kepala belakangnya

"baiklah aku akan datang" kataku.

Sore harinya sesuai dengan perjanjian aku datang ke sungai namun aku tidak datang sendiri aku membawa dua orang tamanku agar menghindari fitnah.

Beberapa menit kemudian orang yang mengajak ku bertemu akhirnya datang dia juga membawa satu orang temannya

" Assalamualaikum, maaf sudah menunggu lama" katanya

"wa'allaikum salam, tidak kok kami juga baru saja datang" kataku

Lalu ia mulai mendekati ku namun masih menjaga jarak. Teman-teman ku pun memberikan kami ruang untuk berbicara berdua

" maaf sebelumnya Khadijah, perkenalkan namaku Ardi aku ingin mengatakan ini"

Aku masih menunggu dia berbicara

" aku menyukai mu Khadijah" katanya dengan gamblang

Aku cukup terkejut dengan pengakuannya, aku juga bingung mau menjawab apa

" lalu?"

" aku mau kau menjadi pacarku tapi jika kau tidak mau yah tidak apa-apa yang penting aku telah mengungkapkanperasaan ku"

" maaf sebelumnya Ardi, kita ini adalah santri dan kita tidak pantas berpacaran, lagipula dalam surah Al- Isra sudah jelas bahwa pacaran itu di larang" perkataan ku membuat nya terdiam

" tetapi jika kau ingin berpacaran dengan ku tunggulah aku lulus dari pesantren namun jika kau tidak bisa menunggu maka kau boleh meninggalkan ku" kataku membuat ia mengangkat kepalanya dan menatap ku

" yah, aku akan menunggu sampai waktunya tiba" katanya bersungguh-sungguh

Seminggu setelah kejadian Ardi mengungkapkan perasaannya terdengar desas-desus bahwa ia berpacaran dengan temanku, bukan hanya terdengar dari orang lain bahkan temanku sendiri yang mengatakan padaku bahwa ia berpacaran dengan Ardi

Aku tidak peduli, aku tidak cemburu dan aku tidak marah ia tidak menepati janjinya karena itu haknya aku tidak mau mengekang sesuatu yang bukan milikku

Saat ini aku sedang duduk di bangku taman sendirian sambil membaca buku lalu tiba-tiba Khalifah datang menghampiri ku

" Assalamualaikum Khadijah" sapanya sambil memberi salam

" Wa'allaikum salam Khalifah" sahutku sambil menutup buku ku

Khalifah duduk di sampingku dan mengambil buku yang aku baca

"sendirian saja" tanyanya sambil membaca setiap kalimat di buku

"yah, seperti yang kau lihat" jawabku

" Dijah"

"yah?" aku menoleh menatap Khalifah yang saat itu sedang menatap ku

" kau tahukan Nabila dan Ardi berpacaran?" tanyanya dengan serius

" yah, terus?" aku menjawab pertanyaan Khalifah dengan santai

" bukannya Ardi pernah mengungkapkan perasaannya padamu? Dan dia juga pernah berjanji padamu bahwa dia akan menunggumu?"

Aku terkejut sesaat ketika Khalifah ternyata mengetahuinya " iya, lalu?"

" Kok dia pacaran sama Nabila cintanya kan padamu?" Tanyanya

" Itu haknya" jawabku

" tapi... Kau tidak sakit hatikan?"

Aku mengernyitkan alis bingung " hah, maksudmu?"

" Aku tahu kok kamu sebenarnya ada rasa sama Ardi, kau diam-diam menyukainya kan?!" kata Khalifah dengan senyum seringai

Aku terkejut sekaligus bingung dengan pernyataan Khalifah bagaimana dia bisa tahu bahwa selama ini aku mencintai Ardi dalam diam

" haha sudah ku duga kau akan terkejut, Dijah dengar yah, jika kau mencintai seseorang kau harus mengungkapkan nya jangan cuman di pendam"

" tapi cinta tak harus di umbar kan?"

"Iya, tapi jika terus di pendam kau akan sakit melihat orang yang kau cintai bersama yang lain"

" tidak apa, Sayyidah Fatimah juga mencintai Sayidina Ali dalam diam"

" Itu sih beda cerita beliau ending nya bisa hidup bersama. Lah kau, boro-boro Ardi nya saja sekarang pacaran sama yang lain"

" jodoh tidak ada yang tahu, lagipula itu haknya mau dengan siapa aku tidak bisa memaksa jika dia bukan jodohku aku yakin Allah pasti akan memberikan jodoh yang terbaik untuk ku" kata ku sambil mendongakkan wajah menghadap langit

Khalifah menghela nafas lalu ia ikut mendongakkan wajahnya " terserah kau saja itu hak mu"

Aku tersenyum lalu menghela nafas, sakit memang melihat orang yang selama ini kita cintai secara diam-diam memiliki gadis lain tapi sakitnya itu hanya sementara karena ada Allah SWT yang akan menyembuhkan.