Suatu hari, Nova City menjadi saksi pertemuan yang tak terduga antara Ethan Mitchell, alias Sinar Keabadian, dan Julia, seorang wanita cantik yang bekerja sebagai jurnalis di salah satu surat kabar terkemuka. Saat itu, Ethan sedang sibuk menggagalkan perampokan di salah satu bank utama kota. Dengan kecepatan dan ketangkasannya yang luar biasa, tentu dia akan berhasil menetralisir para penjahat dan menyelamatkan para sandera.
Dalam kekacauan perampokan yang melanda bank utama Nova City, kehadiran Sinar Keabadian menjadi titik terang di tengah kegelapan. Dengan langkah lincah dan gerakan yang terkoordinasi, Ethan Mitchell meluncur ke arah para penjahat dengan kecepatan yang luar biasa. Serangan-serangannya begitu presisi dan efektif sehingga para perampok tidak bisa merespons dengan cepat.
"Pergilah, tinggalkan tempat ini jika kalian masih ingin hidup!" seru Ethan dengan suaranya yang menggema di dalam ruangan. Dia menghadapi perampok-perampok dengan ketenangan yang luar biasa, seolah tak terpengaruh oleh ancaman yang dihadapinya.
Salah satu perampok berani melawan dan melontarkan serangan dengan pisau yang tajam. Namun, Ethan dengan sigap menghindarinya dengan gerakan cepat dan akurat. Dia menangkap lengan perampok dengan kecepatan kilat, membuatnya terperangkap dalam cengkeraman besi yang tak terlihat.
"Kau tidak bisa mengalahkanku," bisik Ethan dengan tajam, seakan menjanjikan hukuman yang tak terhindarkan. Dalam sekejap, perampok tersebut tak berdaya di hadapannya.
Sementara itu, Julia, yang menyaksikan aksi Sinar Keabadian dari kejauhan, merasa terpana oleh kehebatannya. Hatinya berdebar melihat pertarungan epik yang terjadi di hadapannya. Tapi naluri jurnalistiknya segera bangkit, mendorongnya untuk mendapatkan informasi eksklusif yang akan mengubah karirnya.
Julia mendekati sekelompok perampok yang telah tertangkap dan terikat di sudut ruangan, berusaha memancing mereka untuk memberikan komentar. "Hei, apa kalian punya sesuatu yang ingin kalian katakan tentang pahlawan misterius ini? Apa yang kalian rasakan saat dihadapinya?"
Para perampok, yang merasa terdesak oleh kehadiran Julia, melirik satu sama lain dengan wajah penuh ketakutan. Salah satu dari mereka, dengan suara gemetar, berbicara, "Kami tidak pernah melawan seseorang sekuat dia sebelumnya. Dia seperti hantu yang tak terlihat, tak bisa dihentikan."
Julia terus menekan mereka dengan pertanyaan lebih jauh, berusaha mendapatkan informasi yang lebih dalam. Namun, perampok-perampok itu semakin gelisah dan enggan untuk memberikan jawaban lebih lanjut. Mereka tahu bahwa tidak ada yang bisa mengalahkan pahlawan Sinar Keabadian.
Sementara itu, Ethan mengejar beberapa perampok yang melarikan diri, lalu melanjutkan pertempuran dengan kecepatan dan keahlian yang menakjubkan. Gerakan-gerakannya begitu mulus dan terkoordinasi, seolah dia tahu setiap langkah yang akan diambil oleh para perampok. Setiap pukulan, tendangan, dan serangan kekuatan sinar keabadian yang dia luncurkan memiliki maksud yang jelas: melumpuhkan musuh dan melindungi orang-orang yang tak bersalah, Dalam sekejap, para perampok berhasil diatasi olehnya.
Sesaat setelah kejadian tersebut, sambil membawa alat perekam, Julia berlari mendekati Ethan bermaksud mencari bahan tulisan berita, mata mereka bertemu. Ada kilatan yang tidak bisa dijelaskan dalam tatapan mereka, seakan ada ikatan khusus yang terbentuk secara tak terduga dan mengejutkan mereka. Ethan membuka topengnya dan bertatapan langsung dengan Julia, Julia merasa terpesona oleh keberanian dan kemampuan Ethan dalam melawan kejahatan, sedangkan Ethan merasakan getaran yang berbeda dalam hatinya, seperti ada kekuatan yang mengikatnya pada Julia.
Julia memberanikan diri untuk menyapa Ethan dengan suara yang bergetar, "Kau... kau sungguh luar biasa, Pahlawan Sinar Keabadian. Aku tak pernah bertemu dengan pahlawan seperti dirimu sebelumnya."
Lalu mereka saling berkenalan, meskipun sebenarnya mereka sudah saling mengetahui, ini adalah awal perkenalan mereka.
Ethan : "(sambil menyalami tangan julia), namaku Ethan" sepertinya aku sering melihatmu dalam setiap artikel majalah kota Nova.
Julia : "(dengan tersenyum), ya Ethan, aku wartawan dan jurnalis, ternyata selama ini pahlawan itu kau, Dr. Ethan Mitchell yang seringkali masuk majalah ilmiah, perkenalkan aku Julia, ternyata kau begitu sangat luar biasa.
Julia memeluk Ethan, tapi dengan sekejap Ethan langsung melepaskan pelukan itu.
Ethan tersenyum lembut, merasakan getaran dalam dirinya, tetapi ia tidak bisa melupakan perasaan yang ada dalam hatinya untuk Sofia. "Terima kasih,. Aku berusaha melakukan yang terbaik. Namun, aku ingin menjelaskan ada orang yang sudah lama mendampingiku dalam perjuangan ini, yaitu Sofia. Dia adalah orang yang sangat penting bagiku."
Julia merasa terkejut mendengar nama Sofia. Dia mengernyitkan kening, mencoba memahami situasi ini. "Sofia? Siapa dia?"
Ethan menjelaskan dengan penuh kejujuran, "Sofia adalah sahabat sekaligus mitra perjuanganku. Dia adalah orang yang mengerti keadaanku lebih dari siapa pun. Kita telah melalui banyak hal bersama dan ada perasaan yang tumbuh di antara kami."
Julia merasa hatinya terombang-ambing antara perasaan yang tumbuh untuk Ethan dan rasa hormatnya terhadap hubungan yang ada. "Aku mengerti, Ethan. Aku tidak ingin mengganggu apa pun yang kalian miliki. Tapi, aku merasa ada sesuatu yang istimewa diantara kita."
Ethan menatap Julia dengan penuh kehangatan, tetapi juga dengan jujur dan bijaksana Ethan berkata "Julia, aku merasakan ikatan itu juga. Tetapi, aku harus memikirkan Sofia dan hubungan kami. Kami telah melalui begitu banyak bersama. Aku ingin kita menjadi teman yang baik, dan aku berharap kau bisa mengerti."
Julia menggigit bibirnya, berusaha menahan kekecewaannya. Dia tahu bahwa hati Ethan sudah ditempati oleh orang lain. "Tentu, Ethan. Aku menghargai kejujuranmu. Aku akan berusaha memahami dan tetap menjadi teman terbaikmu."
Ethan tersenyum lembut, mengangkat tangan Julia dan memberikan sentuhan lembut di atasnya. "Terima kasih, Julia. Aku sangat berterima kasih atas pemahamanmu. Kita akan terus bekerja bersama sebagai tim yang solid dalam memerangi kejahatan."
Meskipun hati Julia sedikit terluka, dia tahu bahwa keputusan itu adalah yang terbaik untuk semua orang yang terlibat.