webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Fantasy
Not enough ratings
92 Chs

Pertanyaan

Langit sudah mulai terang, namun udara tetap terasa dingin. Kiara berdiri di samping sebuah pohon, dia sedang menunggu Orion. Seperti biasa, Mereka akan melakukan olahraga pagi. Sudah 2 tahun ini mereka melakukannya hampir setiap pagi, Kiara merasa sedikit aneh.

Orion tidak pernah terlambat, dia selalu menunggu Kiara di pohon itu. Namun kali ini Kiara lah yang menunggunya, Kiara menganggap itu hal yang wajar. Tidak ada salahnya Orion terlambat, karena Kiara juga sesekali terlambat.

Orion sekarang masih tertidur dan Anna disampingnya, memeluk Orion dengan hampir telanjang. Dinginnya udara semalam tidak mengganggunya meski dirinya sedang demam dan hampir telanjang.

Anna bangun, dia merasa tubuhnya menjadi lebih baik. Ketika dia sepenuhnya membuka mata, dia terkejut melihat Orion yang ada di sampingnya. Anna juga terkejut melihat dirinya yang hampir telanjang dan hanya menyisakan pakaian dalam saja.

"Apa yang terjadi kemarin? Seingat ku, aku merasa sangat pusing di lapangan. Orion menggendong ku untuk pulang, setelah itu aku tidak ingat apa lagi" Anna mengusap matanya.

Anna melihat ke meja kecil yang ada di samping kasurnya, disana ada beberapa botol obat dan kompres yang di rendam. Dia tersenyum lalu melihat ke Orion dan mengusap kepalanya, Anna mendekatkan wajahnya ke wajah Orion.

CUP

"Terima kasih, Orion. Terima kasih karena sudah menjaga ku" Anna berkata setelah mencium pipi Orion. Setelah itu, dia turun dari kasurnya dan kembali memakai pakaiannya lalu keluar dari kamarnya.

"Itu kamu, Orion?" Suara May terdengar, dia mendengar suara tangga yang berderit.

"Bukan, Bu. Ini aku" Anna mendekat ke May.

"Oh, sayang. Kamu sudah bangun..." May memeluk Anna.

"Apa kamu sudah merasa baik? Apa masih ada yang sakit? Seperti kepala atau yang lainnya?" May menatap Anna.

"Aku sudah sembuh, Bu. Ini karena Orion menjaga ku" Anna tersenyum.

"Syukurlah, ibu lega mendengarnya....." May mengusap dadanya.

"Adik mu benar-benar pandai merawat mu semalam. Dia bahkan kemarin tetap di sana, semalaman. Menggenggam tangan mu hingga kemudian dia tertidur dalam duduknya, ayah mu memindahkannya ke samping mu"

"Begitu, ya...Aku akan berterima kasih nantinya" Anna tersenyum, dia sudah tahu karena ketika itu. Dia sayup-sayup masih sadar dan melihat hampir itu semua, meski ingatan itu cukup buram.

"Ibu, aku lapar" Anna langsung duduk di meja makan.

"Ibu akan ambilkan sarapan, tunggu sebentar" May pergi ke dapur.

"Ayah dimana, Bu?"

"Ke hutan bersama Ray dan beberapa orang lainnya, mereka pergi berburu" May berkata dari dapur.

"Ho..."

TOK TOK TOK

Terdengar suara pintu diketuk, Anna berdiri dan langsung menuju ke pintu. Begitu dia membuka pintu, dia cukup terkejut. Kiara yang datang, Anna mengajaknya masuk ke dalam.

"Kenapa berdiri di sana, Kiara? Duduklah" Anna mempersilakan, dia sendiri sudah duduk di meja makan.

"Umm, baik" Kiara duduk.

"Anna, siapa yang datang?" May keluar dari dapur.

"Selamat pagi, bibi May. Maaf mengganggu pagi-pagi" Kiara membungkuk kecil.

"Oh, kamu tidak mengganggu Kiara. Apa kamu mau sarapan? Kebetulan Anna akan sarapan, kalian bisa sarapan bersama"

"Terima kasih bibi, tapi Kiara sudah makan tadi" Kiara tersenyum tipis.

"Ah, senyum mu manis sekali sayang. Bibi jadi gemas" May memeluk Kiara.

"Terima kasih pujiannya, bibi" Kiara merasa senang.

"Kalau begitu, kalian ibu tinggal. Ibu harus ke rumah Iona, kalian mengobrol saja. Anna, habiskan makanan mu. Agar cepat pulih" May pergi ke pintu keluar.

"Iya, Bu" Anna mulai makan.

"Kak Anna, apa kakak sudah sembuh?" Kiara bertanya.

"Sudah, ini karena Orion merawat ku dengan baik" Anna mengangguk.

"Orion?"

"Ya, ibu yang bilang..."

"Orion yang merawat ku. Dia bahkan tidak meninggalkan ku dan sekarang masih tertidur di kamar ku, dia benar-benar baik. Aku menyayanginya, hehehe" Anna terkekeh.

"....." Kiara diam, dia masih memikirkan pernyataan Orion kemarin.

"Ada apa, Kiara?"

"Kiara jadi tahu sekarang, kenapa Orion tidak muncul tadi" Kiara berkata.

"Memangnya, kalian ada janji untuk bertemu?" Anna sama sekali tidak tahu tentang Orion dan Kiara yang selalu olahraga pagi.

"Bukan janji, tapi memang seharusnya bertemu. Karena Kiara dan Orion akan melakukan olahraga pagi, kami selalu melakukan itu hampir setiap hari" Kiara menggeleng.

"Ho.... Orion tidak pernah bilang soal itu"

"Mungkin dia lupa"

"Ya, mungkin saja" Anna kembali makan.

"Ho, ada Kiara" Suara orion terdengar, dia berdiri di dekat pintu sambil mengusap matanya.

"Selamat pagi Orion" Kiara berkata.

"Ya, pagi" Orion mendekat, dia duduk di samping Anna.

"Orion, kau belum makan apapun dari kemarin kan?" Anna melihat ke Orion.

"Belum, aku bahkan tidak makan malam" Orion menggeleng.

"Nah, buka mulut mu. Aaa..." Anna menyuapi Orion.

"A-apa yang kau lakukan, kak" Orion merasa sedikit malu, itu karena perlakuan Anna serta kehadiran Kiara.

"Sudah tidak apa, buka mulut mu" Anna tetap menyodorkan sendoknya.

"..." Orion diam sesaat, kemudian membuka mulutnya dengan perlahan.

Anna menyuapi Orion, Kiara yang menyaksikan itu hanya terdiam. Tiba-tiba dia merasa kesal melihat tingkah Orion dan Anna, namun dia sendiri tidak tahu kenapa.

"Sudah, kakak lanjut saja makan" Orion berdiri.

"Kau mau kemana, Orion?" Anna kembali makan.

"Mandi"

"Aku ikut" Anna langsung berdiri.

"Eh?" Kiara yang mendengar itu terkejut, wajahnya yang biasanya tenang dan dingin berubah.

"Apa yang kau katakan, kak? Sejak kapan aku mengizinkan mu mandi bersama ku?" Orion berkata, dia mengatakan itu untuk membuat Kiara tidak salah sangka.

"Tapi, dul-"

"Sudah, aku ingin mandi..." Orion melambaikan tangan dengan pelan.

"Oh, iya. Kiara, maaf karena aku tidak datang hari ini" Orion menatap Kiara.

"Tidak masalah, Orion. Kita bisa melakukannya besok"

"Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu" Orion pun pergi.

"Kak Anna, kenapa kakak ingin mandi bersama Orion?" Kiara melihat ke Anna.

"Umm....Karena aku ingin menyukai Orion, jadi wajar saja jika aku ingin selalu di dekatnya" Anna berkata dengan santai.

"Ta-tapi, bukankah kalian itu bersaudara?" Kiara terkejut namun masih bisa tenang.

"Ya...Itu benar, Orion juga bilang begitu. Dia selalu enggan untuk ku peluk atau cium, padahal hanya pelukan biasa dan ciuman di pipi atau dahi" Anna tampak cemberut.

"O-oh, begitu ya" Kiara kembali terkejut dengan pernyataan Anna, dia juga merasa lega mendengar Orion yang selalu menolak.

Kiara dan Anna pun mulai saling berbicara, Orion sedang duduk di bathtub dengan {Black rover} di tangannya. Dia masih memiliki beberapa pertanyaan tentang pedang itu, namun penjelasan serta jawaban yang dia dapatkan dari {Ensiklopedia dunia} tidak memuaskan baginya. Dia merasa ada yang kurang.

'Apa iblis itu bisa mendengar ku?' Orion mengingat kejadian kemarin, dimana sebuah suara muncul di kepalanya.

'Ya, aku bisa mendengar mu' suara itu kembali terdengar.

'Kenapa ini bisa terjadi?'

'Itu karena sekarang, kau adalah pemilik dari pedang ini. Jadi setiap kali kau menyentuh ku, maka pikiran kita saling terhubung'

'Aku memiliki beberapa pertanyaan'

'Begitu juga dengan ku'

'Kalau begitu, aku akan bertanya saja kepada mu sekarang'

'Mungkin lebih baik, jika kita bertemu'

'Bagaimana caranya? Apa kau akan keluar dari pedang ini lagi?'

'Tidak, meski dengan memiliki mu sebagai pemilik yang membuat ku pulih kembali. Akan sangat berbahaya bagi ku yang tidak memiliki tubuh keluar dari wadah ini'

'Lalu, bagaimana? Aku juga tidak bisa masuk ke pedang ini'

'Sebenarnya, kau bisa. Tapi hanya kesadaran sana'

'Sungguh? Katakan, bagaimana caranya'

'Cukup kirimkan kesadaran mu masuk kedalam pedang ini'

'Ho...Kau tidak sedang menipu ku, kan?'

'Tidak, aku tidak berbohong'

'Apa ucapan seorang iblis yang baru ku kalahkan bisa di percaya?'

'Sebaiknya, kau tidak percaya pada iblis kebanyakan. Mereka licik, tapi aku tidak seburuk itu. Aku tahu, bahwa kau sudah mencari sedikit informasi tentang pedang ini dan aku yakin bahwa kau bisa menyimpulkan kalau aku ini iblis yang baik'

'Kurasa begitu, baiklah. Akan ku coba...' Orion pun mengirim kesadarannya ke pedang itu.

Ketika Orion kembali membuka matanya, dia bukan lagi berada di kamar mandinya. Dia berada di tempat serba putih sejauh mata memandang, ketika Orion berbalik.

Dia menemukan Rover dalam wujudnya yang sebenarnya, besar, tinggi, menyeramkan dan terlihat begitu kejam. Orion sendiri hanya setinggi tumit dari Rover, Rover mengecil ukuran tubuhnya hingga setinggi orang dewasa.

"Kau tidak takut melihat wujud ku?" Rover cukup terkejut, selama dia hidup. Sangat jarang ada yang tidak terkejut melihat wujudnya, bahkan beberapa dari mereka selalu takut. Meskipun sudah mengenalnya.

"Tidak, untuk apa?" Orion masih melihat ke sekitar.

"Tidak untuk apapun, hanya saja cukup jarang melihat makhluk seperti mu"

"Oh, kalau begitu berbangga lah. Karena tuan mu adalah makhluk yang langkah itu"

"Tuan?"

"Ya, mulai detik ini, kau harus memanggil ku tuan"

"....." Rover terlihat tidak senang akan hal itu.

"Kau tidak suka, tidak apa. Waktu kita masih banyak, tidak perlu terburu-buru....."

"Langsung saja ke poin utama, apa yang ingin kau tanyakan?" Orion menatap Rover, Rover bergeming.

Dia terkejut, dia memang sudah lama tidak berinteraksi dengan manusia. Namun dengan melihat sikap Orion, membuatnya bertanya-tanya apakah sekarang semua anak manusia menjadi seperti Orion.

"Tidak, tidak semua anak manusia seperti ku" Orion berkata dan itu membuat Rover tambah terkejut.

"Ka-kau, bagaimana bisa..." Rover kehilangan kata-kata.

"Wajahmu yang mengatakan itu, walau aku belum pernah melihat iblis sebelumnya. Tapi aku tetap bisa membaca pikiran orang hanya dengan raut wajah, meskipun cukup sulit karena kau bukan manusia...."

"Tapi sepertinya tebakkan ku benar"

'Itu bukan tebakan lagi, bagaimana bisa sangat tepat begitu?' Rover semakin tertarik untuk mengetahui siapa Orion.

"Sudah, tidak perlu memikirkan hal-hal yang sia-sia. Langsung saja, apa yang ingin kau tanyakan"

"Baiklah, pertama. Apa kau makhluk dari dunia lain?" Rover menatap Orion.

"....." Orion diam.

'Aku tidak tahu apakah tebakkan ku benar atau tidak, anak ini tidak menunjukkan keterkejutan atau ketidaktahuan'

"Hah....Ya, kau benar. Darimana kau tahu?" Orion menghembuskan nafas panjang.

'Dia tidak bereaksi aneh sama sekali, anak benar-benar sesuatu'

"Ketika kita bertarung kemarin, reaksi yang diberikan oleh mahkota mu itu, sangat mirip dengan raja Grey"

"Oh, benar juga. Kau dulu sempat bertarung bersama raja Grey, tapi tahu dari mana kau kalau yang ku pakai adalah {Mahkota raja dunia kuno}?"

"Dahulu, ketika {Mahkota raja dunia kuno} ditemukan semua Orang menginginkannya. Karena mereka tahu apa yang Mahkota itu bisa lakukan, hal itu terus terjadi. Hingga suatu hari, dia datang..."

"Awalnya, Mahkota itu hanya bisa meningkatkan kekuatan seseorang 2 kali lipat dan itu memiliki durasi serta ada efek sampingnya yang sangat besar. Tapi, ketika Grey menggunakan itu...."

"Mahkota itu berubah, menjadi benda yang lebih berbahaya dan semakin di inginkan oleh semua makhluk yang mendengar tentangnya...."

"Mahkota itu bisa meningkatkan kekuatan hingga ke tingkat yang tidak bisa dibayangkan, tidak memiliki durasi, bahkan efek sampingnya juga menghilang ketika Grey menggunakan itu..."

"Pada suatu hari, Grey berencana memberikan mahkota itu kepada siapapun yang bisa menggunakannya. Tentu saja semua yang mendengar itu langsung datang ke tempat Grey berada yang saat itu hanyalah desa kecil..."

"Namun tidak ada yang berhasil, tidak satu pun. Mahkota itu hanya aksesoris belaka Ketika digunakan oleh orang selain Grey dan tidak ada yang tahu kenapa, ketika dia menggunakan itu..."

" Aura dan kehadirannya menjadi sangat berbeda dan itu juga ku rasakan kemarin" Rover melirik ke Orion.