webnovel

System penakluk

Orion, seseorang dari dunia lain yang secara tiba-tiba muncul di dunia yang penuh dengan sihir dan fantasy bagi orang-orang di dunianya. Dia sendiri adalah orang yang menolak percaya akan sihir dan hal-hal fantasy lainnya, namun itu berubah ketika dia melihatnya langsung. Selain berpindah dunia, Orion juga mendapatkan sesuatu yang membuatnya cukup terkejut. Ada sebuah system yang melekat pada dirinya, dia tahu bahwa system itu akan membuatnya menjadi apapun yang dia inginkan dan dia tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun untuk tujuannya tercapai. Orion adalah orang yang buruk dan dia sendiri sadar akan hal itu, dia juga memiliki masa lalu yang buruk dan kelam. Hal yang ingin dia simpan sendiri dalam-dalam dan di tutup rapat di ingatannya saja. Orion mulai berusaha untuk merubah dirinya, begitu dia bertemu dengan sebuah keluarga sederhana. Keluarga yang menerima dia apa adanya, meski mereka tahu apa yang Orion lakukan. Dengan bersama mereka, Orion mulai berusaha berubah. Agar bisa menjadi lebih baik. Dia berusaha berubah untuk menjadi orang baik, orang baik menurutnya. Bersama dengan bantuan system dan orang-orang sekitarnya, Orion sendiri bertanya. Apakah dia bisa berubah dan sepenuhnya mengubur masa lalunya.

DRH01 · Fantasy
Not enough ratings
92 Chs

Desa Harpie

Argus dan beberapa harpie itu sedang terlihat membicarakan sesuatu, dengan sebuah papan tulis yang berdiri di antara mereka.

"Argus" Orion berkata.

Argus yang mendengar itu, bergeming. Dia langsung melihat ke sumber suara dan begitu melihat Orion, dia langsung berlutut di depan Orion.

"Syukurlah kau sudah bangun, tuan. Aku mengkhawatirkan mu" Argus berkata.

"Ya, aku juga senang sudah bangun dan dalam kondisi yang cukup prima. Luka dan rasa lelah ku sudah menghilang, tapi sepertinya kondisi sekitar ku tidak sebaik kondisi ku…." Orion melihat ke sekitar.

"Apa yang terjadi di sini?" Orion melihat ke Argus.

"Syukurlah anda sudah bangun, tuan Orion" Seseorang berkata.

Orion bergeming dan melihat ke sumber suara, seorang gadis mendekat ke dia dan Argus. Tampak sekilas bahwa gadis itu seperti para harpie, memiliki sayap di punggunanya.

Tapi dia berbeda dari para harpie pada umumnya, dia tidak memiliki bulu pada tangannya, kakinya seperti kaki manusia dan dia hanya memiliki sepasang sayap yang menunjukkan bahwa dirinya adalah harpie.

Memiliki rambut pirang yang panjang, matanya berwarna merah yang tidak menunjukkan ke kejaman sama sekali, wajahnya yang menawan dan terlihat ramah.

Tubuhnya di tutupi oleh pakaian hitam yang ketat, pakaian yang hanya menutupi tubuh bagian atasnya dan sedikit di bagian pahanya.

Untuk sejenak Orion tidak memalingkan wajahnya dari wajah dan dada gadis itu, dia segera sadar dan melihat ke Argus untuk menghilangkan pikiran kotornya itu.

"Ah, terima kasih atas sambutan mu. Tapi saat ini aku benar-benar bingung, tentang apa yang terjadi di sini dan mungkin juga sedikit tentang diri mu"

"Ah, maafkan aku. Dimana sopan santu ku, perkenalkan…"

"Nama ku, Latifa. Aku adalah pemimpin di desa ini, senang bertemu dengan mu" Latifah membungkukkan tubuhnya.

"Ku mohon angkat kepala mu, nona Latifah. Tidak sepantasnya seorang pemimpin menundukkan kepalanya dengan begitu mudah, anda akan di remehkan nantinya"

"Tidak masalah, ini adalah bentuk terima kasih ku. Kepada diri mu, yang telah menyelamatkan keluarga ku. Aku sangat berterima kasih karena itu"

"Baiklah….Aku tidak punya pilihan untuk menolak itu…"

"Anda sudah mengetahui nama ku dari Argus, tapi. Izinkan aku memperkenalkan diri dengan benar, kepada mu…"

"Nama ku, Orion. Senang bertemu dengan mu, nona Latifa" Orion mengulurkan tangannya.

TAP

"Ya, begitu juga dengan saya" Latifa menjabat tangan Orion.

Setelah itu, Orion bergabung dengan Argus dan yang lainnya. Mereka memberitahu Orion apa yang terjadi kepada desa Latifa. Tapi sebelum itu, Argus menjelaskan kepada Orion. Apa yang terjadi ketika mereka akan ke desa Latifa.

Ketika mereka akan mencapai desa, Argus dan yang lainnya berpapasan dengan sekelompok serigala raksasa. Mereka mencoba untuk menghindari para serigala itu dan berhasil, namun mereka terkejut dengan apa yang ada di depan sana.

Desa para harpie sedang di serang oleh sekelompok besar serigala raksasa, itu membuat Argus dan yang lainnya terjebak oleh 2 sisi.

Rover pun mengorbankan dirinya, dengan menjadi umpan. Agar Argus dan yang lainnya bisa segera ke desa, Argus dan para harpie segera menyerahkan Orion ke kelompok medis desa.

Kay menjelaskan secara singkat, tentang hubungannya dengan Orion. Meski dia berbohong dan setelah itu, Argus dan Kay memutuskan untuk segera ke tempat Rover.

Tapi mereka terlambat, Rover sudah di kalahkan dan hanya menyisahkan {Black rover} di tempatnya. Jarak Rover dengan kelompok yang bertarung di depan gerbang desa, cukup jauh. Sehingga para harpie tidak bisa membantu Rover yang di kepung.

"Begitulah yang terjadi, tuan" Argus berkata.

"….." Orion hanya diam.

"…." Itu membuat yang lainnya juga ikut diam, Latifa melirik ke Orion.

"Eh, tuan Orion. Apa kau masih mau mendengarkan cerita dari ku?"

"Um…Tentu saja, tolong beritahu aku" Orion mengangguk.

....

"Berarti, ini adalah murni penyerangan tanpa sebab" Orion berkata.

"Ya, karena kami tidak tahu. Dari mana serigala-serigala itu datang, bahkan mereka berbeda dari kelompok serigala pada umumnya…." Latifa mengangguk.

"Jumlah mereka tidaklah wajar" Dia melanjutkan.

"Jumlah….Itu memang merepotkan, apalagi jika lawanya adalah makhluk yang bisa memperbesar ukuran mereka" Orion melihat ke papan tulis yang ada di depan sana.

'Sejauh ini, mereka hanya menyerang dari depan gerbang, tapi bukan berarti area lainnya bisa di lepaskan begitu saja…'

'Jika desa ini di serang dari 2 arah, maka akan jauh lebih sulit untuk mempertahankan desa ini'

"Mungkin aneh, jika kami berkata bahwa penyerangan yang di lakukan oleh kelompok serigala raksasa ini aneh" Latifa berkata.

"Hmm? Apa maksud mu, nona Latifa?" Orion melihat ke Latifa dengan bingung.

"Ah, begini…"

"Di hutan ini, yang kuat akan mendominasi. Semua yang ada di hutan ini ingin mendominasi yang lainnya dan itu tentu berlaku untuk individu ataupun kelompok…."

"Jadi penyerangan seperti sekarang, biasa terjadi di hutan ini. Tidak ada tempat yang aman di hutan ini, setidaknya selagi individu itu tidak memiliki kelompok…."

"….." Latifa yang tadi terlihat ingin bicara, memilih untuk diam.

"Aku mengerti, itu memang sangat di sayangkan…" Orion berkata.

"Argus, sudah berapa lama sejak pertempuran berakhir?" Orion melihat ke Argus.

"Kurang lebih, sudah 1 jam"

SRET

"Kalau begitu, bersiaplah. Kita akan kembali berperang" Orion berdiri dari kursinya dan berjalan mendekati papan tulis.

Semuanya bingung dengan apa yang Orion katakan, mereka baru saja bertempur dan masih banyak yang kelelahan.

"Dengar, aku berkata seperti itu bukan memaksa kalian untuk bertarung. Tapi musuh kita yang melakukan itu, mereka tidak akan memberikan kita waktu untuk istirahat dan santai…"

TAP

"Mereka akan datang dari sini…" Orion berkata sambil menunjuk ke bagian belakang dari desa.

"Alasan yang kita sebut sebagai "Istirahat" saat ini, hanyalah kedok agar mereka bisa memutar dan menyerang dari arah sebaliknya"

"Ta-tapi, dari mana tuan tahu itu?" Salah satu harpie berkata.

"Tidak ada hal yang khusus, itu hanya intuisi ku"

Perkataan Orion itu membuat mereka diam, tampak jelas bahwa mereka ragu dengan apa yang di katakan Orion. Kondisi mereka sedang tidak bagus dan mereka tidak bisa hanya bergantung pada intusis orang asing semata.

"Ah…Aku mengerti, memang sulit untuk mempercayai ku….."

"Apa lagi aku adalah orang asing dan yang ku andalkan itu adalah intuisi ku, itu hanya pemikiran ku saja dan tidak ada bukti yang mendukung intuisi ku" Orion berkata, dia bisa melihat keraguan pada mereka.

"Tuan Orion, apa anda mau membantu kami?" Latifa berkata.

"Eh? Tentu saja, kenapa aku mau repot-repot memberikan intuisi ku kepada kalian. Jika aku tidak ingin membantu, lagi pula…

"Aku berhutang budi kepada kalian dan terkadang aku adalah orang yang selalu membalas sebuah kebaikan dengan 2 kebaikan" Orion mengangkat 2 jarinya.

"Terima kasih, tuan Orion" Latifa kembali membungkukkan tubuhnya.

"Tidak, jangan berkata begitu. Ini hanya balas budi, sudah ku bilang sebelumnya"

"Baiklah, kami akan mengikuti rencana mu" Latifa berkata.

Itu membuat para harpie terkejut, begitu juga dengan Orion. Para harpie meminta Latifa untuk kembali memikirkan itu, mereka masih ragu dengan perkataan Orion. Dan terlepas dari hal yang dia lakukan kepada Kay, Orion tetaplah orang asing.

'Gadis ini…Dia tidak seharusnya mempercayai ku begitu saja, aku ini orang asing…'

'Pemikiran naïf seperti ini, hanya akan membawa petaka untuknya'

"Nona Latifa, aku setuju dengan apa yang bawahan mu katakan. Kau tidak bisa sepenuhnya percaya kepada ku begitu saja, aku ini orang asing. Meski saat ini aku tidak memiliki niat untuk merugikan mu"

"Tidak masalah, tuan Orion. Aku tahu kalau anda adalah orang yang baik, itu terlukis di wajah dan mata mu"

"Apa kau tahu, nona Latifa. Kalau mata bisa menipu, begitu juga dengan wajah…"

"Aku senang kau mempercayai ku dengan sepenuh hati, tapi ku pikir. Itu tidaklah baik, bisa-bisa suatu saat nanti kau akan membawa petaka untuk mu dan keluarga mu yang lain"

"….." Latifa terdiam mendengar itu, para harpie mengangguk setuju.

"Ah, maaf. Jika aku membuat mu tersinggung, aku sedikit keterlaluan. Maafkan aku" Orion membungkuk sedikit.

"Ah, ya. Tidak masalah, tapi aku akan tetap mempercayai rencana mu itu"

"Jika memang begitu, izinkan aku menjelaskannya lebih lanjut"

....

Orion sedang duduk di bawah dinding sebuah rumah yang kosong, rumah itu hanya menyisahkan puing-puing semata.

'Semoga berakhir malam ini, semuanya'

"Maaf mengganggu, tuan Orion" Orion bergeming dan melihat ke sumber suara, Latifa berdiri di sana.

"Ah, nona Latifa. Ada apa?" Orion berdiri dengan bantuan tangan kirinya.

"Aku ingin tahu, apa anda juga ikut bertarung bersama kami?"

"Ya, tentu saja" Orion mengangguk.

"Dengan kondisi seperti itu?" Latifa melirik ke perban-perban yang melilit tubuh Orion.

"Jangan khawatir, meski kelihatannya begini. Aku sudah sembuh, bahkan tangan kanan ku yang patah pun juga sudah sembuh" Orion membuka lilitan perban yang ada di tangan.

SRET

Orion melihat ke tangan kanannya, tangannya sudah kembali seperti sebelumnya. Bahkan bekas jahitan di bahunya juga menghilang.

"Sepertinya kelompok medis kalian memiliki potion, apa aku benar?" Orion mengepalkan tangan kanannya dan melihat ke Latifa.

"Tidak, kami tidak memiliki benda berharga seperti itu. Ini hanya ramuan percepatan pemulihan dan beberapa ramuan lainnya, sepertinya tingkat penyembuhan diri mu yang tinggi"

"Mungkin saja, tapi. Syukurlah sekarang aku sudah pulih, sehingga aku bisa mengerahkan seluruh kemampuan ku…."

"Kalau begitu, ayo kita ke tempat pertempuran. Mungkin saja mereka akan menyerang kita" Orion berjalan.

"Baik, tuan Orion" Latifa menyusul dari belakang.

"Panggil Orion saja, itu lebih baik"

"Baik, Orion. Dan panggil saja aku, Latifa. Itu lebih baik"

"Tentu, Latifa"

"..." Mereka berjalan dengan diam, tidak ada hal yang di bicarakan lagi.

'Canggung sekali….'

'heningnya keadaan sekitar, membuat suasana semakin canggung' Orion berkata di pikirannya.

.

Nama: Latifa

Rank: A

Tingkat kekuatan: 275.000

.

'Pemimpin desa ini memang kuat, dia berada jauh di atas yang lainnya' Orion melirik Latifa untuk melihat statusnya.

Matanya dengan mata Latifa tidak sengaja bertatapan untuk sepersekian detik, Latifa langsung memalingkan wajahnya ke arah lain dan Orion juga kembali melihat ke depan.

'Tapi, kenapa? Latifa berbeda dari para harpie pada umumnya? Dia jelas berbeda secara fisik dari mereka semua'

Orion dan Latifa tetap berjalan dalam kebisuan, hingga akhirnya mereka sampai di tujuan. Yaitu bagian belakang dari desa, terlihat jelas banyak harpie yang berkumpul disana.