14 Ketakutan Rose

Setelah 10 menit, Leon selesai memberi Anggota Pengikut Koin, dengan masing-masing 100 Koin Emas.

Saat semua pengikut mendapatkan Koin Emas, mereka semua berterima kasih kepada Leon dan pergi. Sekarang yang tersisa bersama Leon, tinggal Anggota Haremnya, yang belum diberikan Koin.

Leon melihat keempat wanita, dan berhenti saat dia melihat Rose.

Mengetahui tatapan Leon berhenti di arahnya, Rose langsung menundukkan kepalanya, tidak berani menatap Leon secara langsung.

Melihat itu Leon berbicara kepada Rose. "Saya merasa kamu menjauhi saya Rose, apa itu karena kamu mulai membenci saya?" Leon bertanya kepada Rose, saat matanya menatap lurus ke arahnya.

Rose yang mendengar perkataan Leon, tubuhnya mulai menggigil.

"Sa-saya tidak berani Tuan" Tubuh Rose secara tidak sadar mundur selangkah, saat tubuhnya bertambah gemetar.

Melihat tingkah laku Rose, mata Leon menyipit, saat dia berjalan kehadapan Rose.

Mengetahui Leon berjalan kearahnya, Rose mundur selangkah saat Leon maju selangkah, dan itu terus berlanjut, sampai Leon tidak tahan lagi, dengan prilaku Rose.

"Saya meminta mu untuk berhenti melarikan diri, dan kalo kamu masih tidak berhenti, saya akan pergi meninggalkan mu." Leon terpaksa harus membentak Rose, karena dia tahu, Rose tidak akan berhenti mundur, kalo dia tidak tegas.

Mendengar teriakkan Leon, Tubuh Rose langsung membeku ditempa dan Rose merasa dunia disekitarnya mulai hancur, saat itu juga air mata mulai mengalir dimatanya.

Tanpa memberi waktu untuk Rose melarikan diri lagi, Leon berjalan cepat ke arahnya, dan Leon sampai dihadapannya setelah 5 detik berjalan.

Melihat wanita menangis di hadapannya, Leon sebenarnya merasa bersalah, tapi Leon juga sadar, kalo dia tidak tegas, Rose akan selalu menjauhinya.

Memeluk Rose yang sedang menangis, Leon berbicara lembut kepadanya, "Rose, kamu tidak salah, yang salah sebenarnya saya. Kalo saat itu saya tidak memberi perintah ceroboh, kejadian seperti itu tidak akan pernah terjadi. Kerena itu saya ingin meminta maaf kepada mu."

"Tidak tidak. Tuan tidak salah, yang salah saya. Saya telah gagal memahami apa yang Tuan maksud." Rose menggelengkan kepalanya dengan kuat, setelah itu dia membenamkan kepalanya ke dada Leon lagi, saat dia bergumam dengan suara pelan. "Jangan tinggalin aku Tuan"

Walaupun suara yang diucapkan Rose pelan, Leon masih bisa mendengarnya, dan dia juga mendengar suara tangisan Rose.

"Saya berjanji, sampai kapanpun saya tidak akan pernah meninggalkan mu. Jadi kamu bisa tenang, dan jangan menangis lagi." Leon memeluk rose dengan kuat, seperti dia tidak ingin Rose pergi meninggalkannya.

"Ta-tapi Tuan tadi bilang ingin meninggalkan saya." Rose berbicara sambil dengan kuat memeluk Leon kembali.

"Dasar bodoh" Leon menjentikkan kepala Rose, "Itu semua hanya gertakan, mana mungkin saya mengusir kamu pergi" tambah Leon, sambil mengacak-acak rambutnya.

Disisi lain, tiga wanita yang tersisa, memandang Leon dan Rose dengan terharu.

"Seberapa beruntungnya kita memiliki Tuan yang begitu baik." Perkataan Lisa dipenuhi rasa syukur, mendengar perkataan Lisa, Yuna dan Mera menganggukkan kepalanya.

Sebenarnya bukan hanya tiga wanita yang senang dengan Leon. Para pengikut yang masih berada di dekat mereka, juga senang, saat melihat sikap Tuan mereka yang begitu baik, kepada mereka.

Yang membuat mereka senang itu karena, tidak semua pria memiliki sifat seperti Leon, yang memperlakukan mereka seperti seorang wanita, dan rata-rata pria yang sering ditemui para wanita, itu semua hanya menggunakan mereka seperti alat.

Leon disisi lain tidak memperhatikan apa yang terjadi, dia melihat Rose yang berada di peluknya.

"Apa sekarang kamu sudah tenang?" Leon bertanya kepada Rose, saat dia melepas pelukannya.

Mengetahui tangan Leon berada di pundaknya, Rose dengan enggan melepaskan diri, dari pelukan Leon.

"Iya Tuan, saya sudah sedikit tenang." Rose menjawab pertanyaan Leon, saat dia berdiri dihadapan Leon.

Tiga wanita yang tersisa, melihat mereka sudah selesai, pergi menghampiri Leon dan Rose.

Melihat mereka sudah berkumpul, Leon berkata, " kalo begitu mari kita selesaikan masalah kita sekarang."

Leon mengeluarkan 800 Koin Emas dari penyimpanannya, dan membagikan kepada mereka, dengan masing-masing wanita 200.

Setelah pembagian selesai, Leon menyuruh mereka pergi untuk melatih pengikut baru, dan Rose melanjutkan hukumannya.

Sebenarnya Leon ingin membatalkan hukuman Rose, tapi Rose sendiri bersikeras untuk bertanggung jawab, dan melanjutkan hukumannya.

Hukuman yang diberikan Leon kepada Rose, sebenarnya tidak terlalu berat, dia hanya menyuruhnya untuk tidak pergi berburu selama 1 hari dan mengurus semua kebutuhan mereka, saat para pengikut pergi berlatih.

Tapi karena Rose tidak ingin membatalkan hukumannya, Leon tidak bisa berbuat apa-apa, saat dia melihat mereka pergi dengan urusan masing-masing.

Melihat mereka sudah pergi sepenuhnya, Leon memeriksa kembali koin yang di milikinya.

Leon membuka Sistemnya, saat dia melihat jumlah kekayaan yang dimilikinya, "Hmm, koin saya sekarang tinggal 44 Koin Platinum dan 400 Koin Emas."

Walaupun Leon sudah membagikan koinnya kepada yang lain, melihat dia masih memiliki lebih dari 40 Koin Platinum, membuatnya sedikit terkejut.

"Apa ada kesalahan?" Bingung dengan jumlah koin yang di luar harapannya, Leon kembali mengingat, saat dia membagi koinnya.

Saat itu Leon memberikan 100 Koin Emas kepada 56 Pengikut, dan dia juga memberikan 200 Koin Emas kepada Empat Anggota Haremnya. Kalo di jumlah, koin yang d bagikan Leon sekitar 6.400 Koin Emas atau bisa disebut juga 6 Koin Platinum dan 400 Koin Emas.

Saat sebelum Leon membagikan Koin, dia memiliki sekitar 50 Koin Platinum dan 800 Koin Emas, atau bisa di sebut 55.800 Koin Emas.

"Sepertinya memang tidak ada kesalahan." Leon sampai ke kesimpulan itu, setelah dia selesai menghitung semua koinnya.

"Hahaha, sepertinya saya bisa membeli 2 atau 3 markas sekarang." Leon berkata sambil ketawa.

Leon merasa sangat senang, mengetahui koin miliknya mampu untuk membeli markas lebih dari satu.

Leon menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, untuk memeriksa, apakah di tempatnya berada, masih terdapat wanita. Setelah memastikan tidak ada seorangpun wanita, Leon mengarahkan kepalanya ke langit.

"Karena hari hampir malam dan tempat ini akan menjadi gelap gulita. Saya harus segera menemukan tempat untuk markas, sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan." Leon berdiri dari tempat istirahatnya, dan berjalan keluar area Deterrent Monster.

Sebenarnya ada alasannya kenapa Leon sangat mementingkan masalah ini dan ingin masalah ini cepat selesai. Itu karena dia tidak ingin tidur di tempat terbuka seperti ini, yang menurutnya sangat berbahaya, walaupun Leon memiliki Deterrent Monster, item itu tidak bisa menjamin keamanan mereka semua.

Sambil berjalan, Leon memikirkan sesuatu.

"Kenapa saya tidak membuatnya di sini?" Leon bertanya kepada diri sendiri, tapi setelah berpikir sejenak, dia menggelengkan kepalanya.

"Itu sepertinya tidak mungkin." Desah Leon, saat dia terus berjalan mencari tempat yang menurutnya aman dan bagus untuk berburu.

Alasan kenapa Leon tidak memilih tempat mereka sekarang, itu karena, saat Leon membuat markas, inti markas mereka akan terbuat ditempat Leon memulai markasnya.

Dan tempat Leon berada itu di Wilayah Luar Hutan Pemakaman, tempat yang menurut Leon, masih kurang cocok untuk dijadikan markas. Walaupun wilayah luar masih masuk wilayah Hutan Pemakaman, wilayah ini juga masih sering dikunjungi oleh seseorang.

Mengetahui itu, tidak mungkin Leon bertindak gegabah, memulai markasnya di tempat yang bisa diketahui oleh seseorang.

___________________________

Buat kalian para pembaca, saya mengucapkan terimakasih telah menyempatkan diri membaca novel saya, System Organization Harem.

avataravatar
Next chapter