webnovel

Swords Of Resistance: Endless War [Indonesia]

Sebuah kisah fantasi di Alam Semesta paralel tentang pertarungan politik dari para Raja dan Penguasa. Dimulai dari peperangan, intrik politik, hingga drama kehidupan. Cerita ini hanya fiksi belaka. Kesamaan nama tokoh, tempat, kejadian, dan sebagainya hanyalah kebetulan dan atau terinspirasi dari hal-hal tersebut.

VLADSYARIF · Fantasy
Not enough ratings
99 Chs

Bab 42, Keruntuhan Keluarga Usher, Part 2

Bis itu berhenti di sebuah halte, seorang perempuan yang mengenakan jaket hitam serta pakaian serba hitam turun dari bis tersebut. Di halte ada seorang perempuan dengan wajah yang cantik rupawan dan dia segera menghampiri Charla dan memeluknya.

"Oh, Saudaraku. Aku benar-benar kangen kamu," kata perempuan itu berbohong.

Charla membalas pelukan dari agen Stasi tersebut, "Aku juga kangen denganmu, saudaraku."

Mereka melepaskan diri masing-masing, "Ayo kita pulang. Aku telah menyiapkan hidangan spesial khusus untukmu, Charlotta," kata Angelise sembari menarik tangan Charla menuju ke rumahnya.

Charla memasuki rumah yang cukup sederhana berwarna putih tersebut. Rumah kecil ini merupakan markas operasi Stasi di Kota Weiden in der Oberpfalz untuk wilayah Ceko dan Bavaria.

"Akting yang bagus, Ange," puji Charla.

"Aku hanya melakukan yang terbaik saja, Nona Charla," balasnya. "Ini (akting) memang butuh keyakinan untuk itu (bekerja dengan sempurna). Jika tidak, itu akan terbongkar, dan informasi penting akan diketahui oleh musuh," katanya sambil mempersiapkan makanan untuk mereka berdua.

Sambil menyantap makan siang, perempuan itu memberikan informasi yang dia miliki tentang Keluarga Usher.

"Rumah itu terletak di dua belas kilometer arah tenggara Kota. Mereka adalah orang yang pesakitan dan bahkan merelakan kehilangan harga dirinya dengan mempraktikan inses."

"Benar-benar gila dan sangat menjijikkan," keluh Charla dengsn ekspresi wajah yang kesal dan jijik.

"Aku sarankan kau menempuh jalur hutan untuk pergi ke rumah Keluarga Usher," katanya menunjukkan peta kawasan Weiden in der Oberpfalz dengan garis hitam yang menghubungkan silang merah hingga mencapai huruf U.

"Terima kasih. Nanti malam aku akan memulai eksekusinya," kata Charla.

"Semoga berhasil, kami masih belum mengetahui seperti apa kekuatan mereka," balas Angelise.

.

.

Pada suatu malam yang dingin, gelap, dan sunyi, dengan awan-awan menggantung sangat rendah di langit, Charla yang berpakaian layaknya ninja berjalan kaki sendirian melewati kawasan pedesaan yang suram di pedalaman Republik Bavaria. Ketika sudah tiba waktu tengah malam, akhirnya Charla menemukan kediaman Keluarga Usher yang bernuansa sendu.

Rumah bernuansa sendu tersebut dijaga oleh para penjaga berbadan besar dan kekar bersenjatakan claymore. Para penjaga tersebut sedang menikmati dinginnya malam ditemani dengan opium yang aromanya sangat sensasional.

Charla berjalan menuju ke arah rumah tersebut, beberapa penjaga yang merasakan kehadiran tamu tak diundang segera maju untuk menyerang Charla. Mereka segera berlari dan menyerang Charla, akan tetapi dia terhindari berbagai macam serangan tersebut, sambil melakukan serangan balik yang fatal dengan menusuk leher dan kepala mereka dengan pisau jagdkommand.

Para penjaga di bagian depan rumah Keluarga Usher yang suram dan kelam telah Charla bunuh. Dia menendang pintu rumah tersebut dengan keras sehingga daun pintunya langsung rusak.

Dia memasuki rumah Keluarga Usher yang pintunya telah dia hancurkan dengan tendangannya. Dari arah sebuah ruangan, keluarlah beberapa orang berandalan bersenjatakan pedang berlari ke arahnya.

Charla berjalan perlahan menghampiri mereka. Seseorang berandalan mengarahkan pedangnya ke arahnya, tetapi dia menangkis tangan kanan musuhnya yang memegang pedang lalu memukul-mukul dadanya, dan menendang perutnya dengan keras sehingga tubuhnya terpental menghantam sebuah lemari.

Ninja itu melompat dan menendang kedua orang berandalan sehingga mereka terpental menghantam dinding rumah Keluarga Usher yang kelabu dan kelam. Charla menghindari tebasan dari salah seorang berandalan dan dia langsung menyikut belakang kepalanya dengan keras sehingga musuhnya pingsan dan Charla lalu melemparkan tubuh musuhnya.

Charla mengeluarkan pistol Glock34 dan menembaki berandalan yang telah dia lumpuhkan.

Charla berjalan ke arah lemari yang ada di pojok dan memasang sebuah peledak berkekuatan besar. Setelah itu dia berjalan ke dalam rumah yang suram dan kelam tersebut.

Charla memasuki lorong dari rumah bernuansa suram dan kelam tersebut. Beberapa bawahan dari si kembar Usher keluar dari pintu-pintu ruangan mereka. Mereka lalu segera berlari untuk menyerangnya, namun Charla menangkis serangan mereka dan membanting, dan menghajar mereka hingga mereka terkapar. Setelah itu, Charla menusuk jantung mereka dengan katananya.

Charla berjalan lebih dalam lagi menuju ke tempat produksi obat-obatan terlarang di rumah Keluarga Usher yang besar, kelam, dan suram. Charla menendang pintu besi berwarna biru tersebut dengan sangat keras, sehingga pintu besi tersebut terlepas, dan menghantam beberapa orang yang sedang membuat obat-obatan terlarang.

Mereka yang ada di ruangan tersebut lalu mengambil pedang mereka dan berlari untuk menyerangnya, namun dia menghindari setiap serangan dari mereka, memukul-mukul, dan terakhir menusuk jantung mereka. Charla mengeluarkan pistol Glock34-nya dan menembaki mereka. Seluruh orang di ruang produksi obat sudah dia habisi dan Charla berjalan ke arah sebuah rak dan memasang bom berkekuatan tinggi.

Setelah memasang dua bom berkekuatan tinggi di Rumah Keluarga Usher, dia segera pergi meninggalkan rumah tersebut.

.

.

Di luar rumah Keluarga Usher.

Usher bersaudara dan para bawahannya tengah berjalan menuju ke arah speed boat-nya dengan sedikit terburu-buru. Mereka bersiap untuk pergi menuju ke tempat persembunyian mereka yang lain.

"Melihat satu per satu bawahanku dibantai membuatku ketakutan. Aku tidak ingin kita semua bernasib mengenaskan. Kita tinggalkan rumah kita tercinta menuju ke tempat persembunyian yang terletak di seberang danau," ujar Roderick dengan ekspresi yang sedikit ketakutan. Dia membelai lembut saudarinya Madeline dalam pelukannya yang juga ketakutan.

"Jangan khawatir, Tuan, dan Nyonya. Kami pastikan kalian aman dan juga aku sudah menaruh benih-benih deep ones yang akan langsung menyerang musuh jika dia keluar dari rumahmu," ucap Bodyguard-nya menenangkan kedua Tuannya yang lemah dan sedang dilanda ketakutan.

"Saatnya kita berangkat." Sang Nahkoda lalu menyalakan mesin speed boat-nya dan di tengah gelapnya malam berbulan purnama yang berwarna merah, kapal pesiar tersebut berjalan menembus danau hitam yang kelam.

Setelah berlari melewati lorong demi lorong, Charla keluar dari rumah Keluarga Usher yang besar, kelam, dan suram tersebut. Dia melihat sebuah kapal pesiar pergi meninggalkan rumah yang besar, kelam dan suram tersebut. Dia melihat Roderick dan Madeline berada di kapal tersebut.

Dari danau tersebut, keluarlah beberapa ekor monster humaoid setengah ikan dengan penampilan yang begitu menyeramkan (deep ones) yang berukuran dua meter tingginya. Mereka berlari untuk menyerang Charla, namun dia menebas gerombolan deep ones yang menyerangnya, sehingga darah, dan organ tubuh mereka berceceran di tanah.

Charla mengarahkan tangan kanannya ke arah speedboat tersebut dan mengumpulkan mana-nya untuk dia tembakkan.

Melihat Charla tengah mengumpulkan seluruh kekuatannya, sang Nahkoda mengambil sepasang jarum suntik, dan segera menyutikkannya ke arah tubuh si kembar Usher.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Roderick Usher dengan ekspresi terkejut.

"Aku hanya ingin mencoba serum ini. Apakah serum Tiamat ini berhasil pada manusia pesakitan seperti kalian," kata sang Nahkoda yang juga turut menyuntikkan sebuah serum ke tubuhnya.

Perlahan terjadi sebuah reaksi pada tubuh mereka bertiga dan sang Nahkoda tertawa dengan jahatnya. Perlahan tubuh mereka membesar menenggelamkan speedboat tersebut dan berubah menjadi naga. Tubuh mereka bertiga saling bersambung dalam sebuah proses mutasi akibat dampak serum Tiamat.

Charla menembakkan kekutannya, namun tidak memberikan dampak kerusakan pada musuhnya.

Dari dalam danau tersebut muncullah sesosok naga berkepala dua berbadan besar dengan sayapnya yang lebar. Kepala yang satu berwarna gelap seperti tubuhnya, sedangkan kepala naga yang satunya berwarna putih keabu-abuan.

Di leher kedua naga tersebut ada tubuh Roderick Usher dan Madeline Usher, sedangkan di badannya ada tubuh sang Nahkoda.

Naga berkepala dua itu menyemburkan api yang berwarna biru ke arah Charla. Sebuah perisai bermotif simbol air melindungi Charla sehingga dia terlindung dari semburan api yang mematikan dan juga menimbulkan sebuah uap dan kabut akibat efek bercampurnya api dan air.

Naga itu mengepakkan sayapnya dengan sangat kuat sehingga kabut dan uap itu menghilang. Naga berkepala dua itu menatap Charla dengan pandangan yang merendahkan.

"Sekarang kita tidak lemah lagi, Madeline," ujar kepala naga dengan tubuh Roderick Usher yang menonjol pada lehernya.

"Yah, kita harus singkirkan pengganggu ini agar kita bisa hidup normal," balas Madeline.

Naga berkepala dua itu segera terbang meluncur untuk menerkam Charla, namun Charla menghindarinya dan tangan kanannya menggenggam ujung dari ekor naga berkepala dua tersebut.

Naga berkepala dua itu menggoyang-goyangkan kedua ekornya agar Charla terlepas. Charla mengerahkan tenaganya agar dia tidak terjatuh. Dia mengumpulkan banyak kekuatan pada tangannya untuk mendaki tubuh naga tersebut.

Charla kemudian berlari dengan cepat dan menggengam tanduk dari naga berkepala gelap.

"Menyingkirlah dari tubuh Roderick, bocah sialan!" teriak Madeline sambil menyemburkan api ke sembarang arah.

Naga itu terbang dengan tidak teratur untuk menyingkirkan Charla.

Charla tetap tenang meskipun ini adalah pertama kalinya dia berada di sebuah situasi antara hidup dan mati. Charla menarik belatinya dan menusukkannya ke leher kepala naga Roderick, namun belati itu langsung hancur karena kulit naga yang kuat.

"Hahahaha..... Kulit kami jauh lebih kuat daripada tank dan mainan seperti itu tidak akan melukai apalagi membunuh kami," ejek Roderick.

Charla terdiam sebentar sambil berpikir cara untuk membunuh musuhnya. Bagaimanapun juga ini pertama kalinya dia berhadapan dengan musuh yang bermutasi menjadi Chimera.

[Saya menyebut Chimera karena merupakan gabungan dari beberapa individu atau makhluk.]

"Jika ini seperti melawan Smaug, itu artinya ada bagian yang lemah pada naga ini. Smaug memiliki kulit yang begitu kuat, akan tetapi ada luka kecil yang merupakan kelemahannya, dan langsung membunuhnya ketika panah itu menembusnya. Jika ini Smaug, artinya kelemahan naga ini ada tiga, yaitu Roderick, Madeline serta di badan tiamat. Aku pernah mendengar cerita dari Paman Nikolaus. Ras tiamat memiliki regenerasi tubuh yang luar biasa hebatnya. Luka pada tubuh mereka bisa beregenerasi dengan sangat cepat. Kalau aku harus membunuhnya, artinya aku harus membunuh mereka bertiga secara bersamaan. Sebenarnya aku bisa membunuh salah satu di antara mereka, tetapi kerena mereka berada dalam bentuk satu, aku khawatir akan buang-buang tenaga karena kemampuan regenerasi mereka yang luar biasa. Kalau begitu aku harus membunuh mereka bertiga dalam waktu yang bersamaan," pikir Charla.

Charla menenangkan pikirannya dan mengumpulkan kekuatannya. Dia membuat sepasang bayangan kloning dirinya lalu mengikatkan ketiga tubuh mereka dengan tali ke duri pada leher Naga tersebut. Tiga wujud Ninja berseragam biru gelap dan mengenakan masker gas itu segera melompat ke bawah dan menembaki tubuh Madeline, Roderick, dan sang Nahkoda.

Timah panas yang Charla tembakkan menimbulkan luka parah pada tubuh ketiga Orang tersebut.

"Berhasil," gumam Charla dengan senang.

Madeline berteriak kesakitan, sedangkan Roderick terbakar amarah.

"Hentikan, keparat! Jangan kau lukai Madeline-ku tersayang," ujar Roderick yang marah.

Tiga wujud Ninja berseragam biru gelap itu melempar beberapa shuriken yang melukai Roderick, Madeline, dan sang Nahkoda. Charla kemudian menembaki mereka bertiga secara bersamaan hingga mereka tewas.

Naga itu terjun ke bawah dengan kecepatan tinggi. Charla segera memotong talinya sehingga tubuhnya ikut terjun. Dia berusaha bergerak agar tubuhnya ketika terjun mendarat di danau.

Naga itu terjun bebas dan menghantam rumah Keluarga Usher yang berukuran besar, beratmosfer kelam & suram, dan terjadilah sebuah ledakan yang cukup besar yang menghancurkan rumah tersebut beserta naga berkepala dua yang menghantam sebagian dari Rumah Keluarga Usher.

Api yang membara telah menerangi kawasan Desa yang suram tersebut yang membakar rumah Keluarga Usher beserta naga berkepala dua.

Charla berenang ke tepi danau dan melepas topeng gas-nya.

Sambil menatap Bulan Purnama yang sinarnya semerah darah, Charla berkata, "Keluarga Usher akan runtuh di saat malam bulan purnama yang sinarnya semerah darah. Barang siapa yang memasuki istana ini, dia adalah seorang Penakluk. Barang siapa yang membunuh sang naga, perisai ini akan dia menangkan."

.

.

Cerita ini sangat terinpirasi dari cerpen karya Edgar Allan Poe yang berjudul "Keruntuhan Keluarga Usher." Saya hanya meniru cerpen tersebut dan memodifikasinya dengan menambah sedikit unsur Parodi.