Dengan sisa air matanya Deana melepas dengan enggan tubuh Pino.
"Kangen tahu! Seharian nggak ngabarin aku!"
Pino mengulurkan buket bunga yang dipegangnya ke arah Deana. Gadis itu menerima dengan senang hati dan mencium bunga yang Pino berikan. Mawar biru. Kesukaan Deana.
(Jangan komen, "ada ya mawar biru, cess?" cek google sana. Kalo nggak ke rumahku sini, banyak, punya tetangga tapi. Wkwk)
Deana tersenyum dan mendongak menatap Pino. "Tiup lilinnya. Udah mau habis ini." ujar Pino.
Deana melakukan make a wish terlebih dahulu dan meniup lilin membuat Pino tersenyum lebar.
"Selamat 20 tahun, Sayang." bisik Pino dan mencium kening Deana.
"Makasih abang." balas Deana tersenyum lebar sambil mengusap sisa-sisa air mata di pipinya.
"Turun ke bawah yuk."
Deana cemberut. "Nggak di kamar aja? Mau kangen-kangenan." rengeknya manja.
"Abang belum makan. Tadi beli makanan dan abang tinggal di dapur."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com