webnovel

bagian kedua

~•terkadang kita bingung apa yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri•~

"hey apa kau benar-benar ingin mengusirku?kalau kau benar-benar mengusir ku aku akan menangis"ucapnya sedih

"iya-iya,sekali lagi kau ngomong kupotong lidahmu"dengan nada kesal

"ihhh jahat nya Tante ini,oke kalau begitu....kenalkan namaku rafael Hadrian wiranda,artinya Laki laki yang mematuhi janji dan memiliki kekuatan untuk menyembuhkan banyak orang. nama yang bagus bukan?"ujarnya bangga

jira termenung,nama yang bagus begitu indah,cocok sekali untuknya.

ya kali jira ngomong kayak gitu ke Rafael

"jelek,jelek sekali....seperti tai"nadanya meledek

"waw, ucapan mu menusuk jantungku..akang sakit loh, neneng jahat sekali melukai hati akang"dengan ekspresi sedih meledek

"berisik kamu alay,oke sekarang giliran ku,perkenalkan diriku Jira Kanza Humaira.

artinya adalah orang yang tak henti-hentinya berupaya meraih apa yang diinginkan dalam hidup."dengan ucapan yang sedih

tentu saja artinya berbeda dengan apa yang ia jalani.

"kenapa kau sedih jira?apakah namamu kurang bagus?"

"nggak namaku bagus sekali,iya untukku saja.

mungkin orang lain tidak?"

"Rafael sedih juga...."

"kenapa sedih?"jira penasaran

"aku gak di kasih baju,malu woiii"sambil menutupi kemaluannya

seketika jira pun sadar, berarti dia ngomong sama Rafael dengan keadaan telanjang?bahkan ia juga di handuk,bodoh emang.

"maaf aku lupa,tapi boleh keluar dulu?aku juga pengen pake baju. nanti kalau aku sudah pake baju,aku kasih baju ku untukmu"

Rafael pun keluar dari kamar jira, seketika ia termenung...kenapa ia bisa di rumah jira ya?apakah dulu dia orang gila dulunya?dan kabur ke rumah jira?

di dalam kamar,jira sedang berganti baju... ia pusing, terlalu memikirkan apa yang ada di luar nalarnya. yang jira pikirkan hanyalah mati.

ia sudah tidak kuat,lelah akan semua mental dan fisik. meskipun jira tertidur,tetapi tubuhnya masih lelah...

untuk melampiaskan kelelahan nya,jira membuat luka di sekujur tubuhnya,dan itu alasan jira untuk tidak memakai baju pendek dan celana pendek. karena kalau ia berpakaian pendek,lukanya terekspos...ia tidak mau membuat orang lain tambah jijik dengannya,apalagi dikasihani itu membuatnya semakin sedih.

"jira udah belum di bajunya?aku kedingingan anjer woi"Rafael menggedor pintu

jira segera mengusap wajah nya yang terkena air mata,dan sedikit menaburi bedak agar mukanya tidak pucat.

"iya tunggu bentar".

jira pun membuka pintu dengan pakaian yang serba panjang

"nih sana cepet pake baju"ujarnya pergi

dan tanpa jira tau Rafael melihat nya menangis.

SWEET SADNESS

siang menjelang,jira selesai berkebun,di bantu oleh Rafael. tentang Rafael,jira memperbolehkan Rafael tinggal dengannya, dengan syarat ia harus menjadi pembantu nya jira.

"Ra...aku lapar,makan yukkk"ucapnya sembari merengek

"iya bentar aku masak dulu"

mereka pun memasuki rumah,jira sibuk memasak sedangkan Rafael sibuk menata meja makan.

seperti pemuda yang baru saja menikah.

hidangan pun tersaji, ekspresi Rafael sungguh takjub melihat makanan yang enak tersaji di depan matanya. dia pun segera mengambil gorengan yang jira buat, tiba-tiba gerakannya terhenti

"eitss,baca doa dulu. gak sopan tau"ujarnya sembari merebut gorengan yang akan Rafael makan

mau tak mau Rafael menurut,setelah berdoa jira mengembalikan gorengan rafael. begitu lahap Rafael menyantap makanan jira,jira hanya tersenyum karena masakan ia di makan oleh orang lain selain dirinya.

makanan yang ada di meja pun habis, sekarang bagian Rafael cuci piring dan jira membersihkan meja makannya.

omong-omong kenapa mereka tidak canggung ya? seperti suami istri ya mereka hehe.

malam menjelang,jira bingung...hanya ada satu kamar di rumahnya ini. dan bagaimana Rafael tidur?di sofa?ia tidak Setega itu, masalahnya selimut di rumahnya juga ada satu,kalau misalnya selimut ini dia pake pasti Rafael kedinginan.

"kamu mau tidur dimana?"ucapnya

"aku terserah kamu sih,tapi masa kamu tega ngebiarin aku tidur di sofa"ujarnya memelas

benar juga. nanti kalau rafael masuk angin dia juga yang ribet ya,tidak ada pilihan lain selain tidur bersama.

"ya udah sini tidur di kasur,tapi kamu jangan lewati batas ini ya"ucapnya sembari menunjuk guling sebagai pembatasnya

Rafael senang,tentu saja bisa berdua dengan jira,asique.

"ok hihiii"dengan nada senang

Rafael tertidur lelap, sedangkan jira?tidak bisa. karena keseharian nya yang suka tertidur di kala jam 3,ia hanya bisa termenung,menangis,insecure hingga beban pikiran nya pun bertambah.

sebenarnya jira juga bingung,kenapa dia begini?kenapa ia tidak bisa mengerti perasaan nya?jira gak tau harus bagaimana dan berbuat apa agar dirinya bangkit dari kegelapan ini. hatinya sungguh berat,entah berat karena apa, sungguh jira ingin memaafkan orang lain,tetapi bagaimana?kalau dia sendiri tidak bisa memaafkan dirinya.

jira hanya bisa melamun dan bertanya kepada dirinya sendiri

-kenapa mencintai orang lain sangatlah mudah sementara mencintai diri sendiri sangat lah susah. bahkan memaafkan orang lain begitu mudah sedangkan aku?kenapa aku susah memaafkan diriku sendiri?-

jira hanya bisa menghela napasnya,yang dia ingat hanyalah kesalahan dirinya sendiri sementara kebaikan nya tidak diingat?

memang susah ya mencintai diri sendiri, bagaimana jira bisa menghadapi dengan kuat jika ia berbuat kesalahan selalu diingat seumur hidup olehnya.

cahaya rembulan masuk ke dalam kamarnya melewati celah jendela. jira kembali overthingking,mengingat apa kesalahan yang ia perbuat dan menyesal seketika, padahal itu bisa menjadi pelajaran untuk jira bukan?

begitulah manusia yang tidak bisa memaafkan dirinya sendiri,susah sekali untuk mempercayai kalau dirinya itu bisa menjadi yang terbaik dan kesalahan yang ia perbuat bisa dijadikan pelajaran untuk dirinya.

jira gelisah,ia membalikkan badannya menghadap Rafael. begitu indah bulu mata Rafael,mancung,berkulit putih dan mempunyai badan yang sempurna. jira kembali insecure dan ia mencoba membalikkan badannya ke samping agar insecure dirinya terhadap Rafael pudar.

tetapi Rafael menahan gerakan itu agar jira tidak bisa membelakangi dirinya.

"cukup overthingking nya,itu tidak baik untuk mental dan fisik mu. kalau saja kamu tidak benci dan tidak mempercayai dirimu sendiri, pasti kamu bisa jadi yang terbaik"ujarnya sembari tersenyum

seketika jira diam tak berkutik, ucapan Rafael benar adanya. akhirnya pun jira menangis

"b-bagaimana caranya?a-agar aku bisa mencintai diri ku sendiri?"ucapnya terisak

tangan Rafael segera menghapus air mata jira,ia kembali tersenyum

"kamu pasti tau jawabannya"

Rafael membawa tangan jira yang berada di dalam selimut dan menyimpan tangan jira kepada hatinya jira,ia berkata

"disitulah"ujarnya sekali lagi

"disitu kamu bisa mendapatkan jawaban apa yang kamu mau. selama ini kamu enggan mendengarkan hatimu,dan membuat pikiranmu terbebani"Rafael tersenyum manis

jira pun ikut tersenyum,hatinya tenang. air matanya mengalir deras, ucapan Rafael membuat jira tersadar akan kelakuan yang ia perbuat sendiri.

"nanti aku bantu ya,supaya kamu bisa mencintai dirimu sendiri. aku juga pengen hehe."

kalau dilihat-lihat jira itu cantik,hanya saja ia tidak bisa mengurus dirinya sendiri.

"hey"ucapnya memanggil

jira yang sedang menangis pun,segera menghapus air matanya dan melihat Rafael.

"sebenarnya dirimu cantik jira,hanya saja kamu tidak bisa merawat dirimu sendiri.

kalau begitu bagaimana kita bareng-bareng mencari jati diri kita bagaimana?"

ucapan Rafael sangat menggiurkan,jira pun hanya bisa mengangguk sembari menahan tangis

"nahhh gitu dong, sebagai gantinya jira udah ya nangis nya?ganti nangis mu itu menjadi semangat agar kamu bisa menghadapi ujian ini"

jira yang sedang menangis seketika ia bersemangat dan berteriak

"OKE KALAU BEGITU....SEMANGAT BUAT DIRIKU!!!"

Rafael pun tertawa atas tingkah jira itu,mereka pun segera tidur agar bisa menghadapi ujian esok untuk diri mereka masing-masing.

soon ya untuk chapter tiga hehe(☞゚∀゚)☞