webnovel

DEAL

Aku baru saja tiba di lantai 13 ketika kami berselisih jalan. Pria itu melewatiku dengan tampang yang terlihat amat kesal. Aku segera melirik jam ditanganku dan memastikan bahwa aku tidak terlambat mengantarkan kotak makan siang. Tapi kemana pak direktur mau pergi??, apa dia ada rapat ya??.

Tepat ketika aku memasuki kamar, ponselku bergetar. Pria itu kembali mengirim pesan padaku.

From : Pak Direktur

"Aku benar-benar ingin makan, kenapa mereka tiba-tiba datang dan menyuruhku rapat. Sial sekali!!!!".

Yak ampunn. Jadi itu sebabnya tampangnya kesal begitu. Ngomong-ngomong, sepertinya akan ada yang menikah dihotel ini. Aku melihat beberapa karyawan sibuk menata taman hotel. Sepertinya pernikahan diadakan di luar hotel.

From : Pak direktur

"Masak apa hari ini??".

Aku kembali mendapat pesan.

"Iga bakar madu dan sup kentang".balasku.

Beberapa saat kemudian pesan masuk kembali datang.

From : Pak direktur

"Oh, igaku..T.T..".

"Rapatnya baru akan selesai 1 jam lagi. Setelahnya aku harus mengecek persiapan pesta di bawah. Kau...makan duluan saja".

Aku hanya tersenyum membaca pesan itu. Sepertinya memang tidak akan sempat makan bersama, pak direktur pasti sangat sibuk. Jadi segera setelah menuliskan kata "baiklah", aku langsung membuka kotak bekalku.

Tapi belum sempat aku mulai menyantap bekalku, Pria itu kembali mengirim pesan.

From : Pak direktur

" Setidaknya pakai basa basi seperti "apa tidak apa kalau aku makan sendirian??. Atau mau kutunggu dan makan bersama saja". Kau ini tega sekali membiarkanku kelaparan sendirian..>_<..".

Eeee...jadi apa yang harus kubalas??. 

From : Pak direktur

"Rapatnya selesai 15 menit lagi. Aku segera kesana. Jangan habiskan iganya!!!".

"jangan habiskan iganya!!!"

"JANGAN HABISKAN IGANYA!!!!"

"JANGAN HABISKAN IGANYA!!!!"  

Wuahhh, jadi dia benar-benar takut aku menghabiskan iga bakar ini. Cih!!. Memangnya aku sanggup menghabiskan iga sebanyak ini??. Dasar!!!.

Dan benar saja, 15 menit kemudian pria itu sudah berada didepanku, duduk sambil menyantap iga buatanku dengan lahap, bahkan sempat mengeluh karena iga di kotak bekalku jauh lebih besar. Aku hanya menatap pria itu dengan pandangan datar.

"Iganya enak sekali!!!. Rasanya perutku hampir meledak karena tidak bisa berhenti memakannya".

Benar!!. Kau juga memakan bagianku, dan aku tidak bisa berkata apapun lantaran kau yang menggajiku..-_-..

"Apa kau langsung pulang setelah ini. Kau hanya bekerja sampai pukul 5 sore kan??".

Bagaimana dia bisa tau???, aku bahkan belum meminta izin darinya.

"Ya, saya ada sedikit urusan ditempat lain".

Pria itu berjalan kearah jendela kamar hotel dan berkata sambil memperhatikan para pegawai bekerja. "Apa gaji yang kuberikan tidak cukup untukmu hanya bekerja disini saja. Atau karena kau mendapatkan makanan gratis di restoran daging itu, makanya kau bekerja disana??".

Apa!!!, Bagaimana dia bisa.....

"Lebih tepatnya saya bisa numpang masak dan menggunakan bahan dari restoran itu. Mereka mengizinkan saya melakukannya. Makanan tadi juga saya masak di restoran itu". Jawabku mulai gugup.

Pria itu menatapku seolah menuntut penjelasan yang lebih rinci.

"Ini tidak berarti aku tidak punya dapur". Aku kembali menjelaskan. "Bumbu di dapur saya tidak selengkap bumbu di dapur restoran dan  kulkas kecil di tempat saya tidak terlalu dingin,  beberapa bahan makanan jadi cepat busuk. Makanya saya beruntung karena restoran itu mau memperkerjakan saya".

"Kau kan bisa menyimpan bahan makanan dan masak di disini. Jadi akan lebih menghemat waktu dan kau tidak akan sering telat datang dan di marahi seniormu". Pria itu berkata dengan nada santai sambil kembali membaca laporan ditangannya.

Jadi...sepertinya aku sedang dievaluasi. Apa setelah ini dia akan memotong gajiku??. Benar juga, dia kan direktur, jelas dia tau kinerja para pegawainya termasuk yang sering datang terlambat seperti ku. Jangan-jangan laporan ditangannya itu adalah laporan tentangku, tapi akukan punya alasan kenapa selalu datang terlambat, dan salah satu penyebabnya adalah karena pak direktur sendiri.

"Kalau saya bawa-bawa daging atau memasak disini, bukankah itu akan menggangu bapak. Saya masak pukul setengah 5 pagi. Setelah itu harus menunggu bus lewat. Jarak rumah saya ke hotel ini sekitar 1 jam dan jarak ke restoran saya bekerja sekitar 15 menit. Dan juga harus melewati para senior yang ikutan minta jatah makan agar saya tidak dilaporkan ke atasan karena ketauan punya kerja sampingan, jadinya saya harus banyak menyiapkan kotak bekal sambil bersih-bersih restoran. Tapi...sepertinya mereka tetap melaporkan saya, karena buktinya saya sedang dimarahi sekarang". Aku menggerutu kesal sambil tertunduk. Sudahlah, semoga saja aku tidak dipecat.

Pria itu menatapku lalu meletakkan map laporan ditangannya diatas meja dan kembali berdiri disamping jendela. "Makanya kau masak disini saja!. Tidak usah bawa daging, nanti kau bisa belanja bersama sekertarisku untuk mengisi kulkas dengan bahan makanan yang kau perlukan termasuk beli perlengkapan memasak. Akan kusuruh supir menjemputmu agar kau tak telat lagi. Dan tak perlu takut seniormu menyita kotak bekalmu, karena mereka pasti kupecat kalau sampai melakukan pembullyan pada pegawai baru lagi".

Benarkah???

"Dan, mereka tak melaporkanmu. Aku hanya setiap hari melihatmu dari sini, kau digiring ke samping hotel. Kau yang harusnya melapor. Bikin kesal saja!!!!".

Aku melirik kearah jendela yang ditunjuk pria itu. Lalu berjalan kearah jendela itu dan memang benar, aku melihat tempat biasa para senior meminta kotak bekalku. Wuaahhh, jadi pria ini sudah tau kalau aku sering di bully dan diam saja selama ini. Pemikiran ini jelas membuatku kesal.

"Bagaimana kalau kita langsung pergi saja sekarang. Jam kerjamu sebentar lagi selesai kan??".

"Eeee...Apa???. Kemana???". Kenapa tiba-tiba saja topiknya berubah seperti ini??.

"Tentu saja cari baju. Apa kau tidak ingin datang kepesta. Buffetnya enak-enak loh!. Koki Kim biasa masak makanan paling enak, kau pasti taukan hotel ini tak hanya terkenal karena pelayanannya tapi juga makanannya".

Aku mengerutkan dahi bingung. Memangnya aku boleh datang. Aku kan bukan tamu undangan.

"Tenang saja kalau kau bersamaku, mereka tidak akan mengusirmu keluar. Aku juga tak mau duduk sendirian, orang-orang pasti mulai mendekatiku dan akhirnya aku jadi tak sempat makan karena harus melayani mereka bicara".

Ohh, jadi aku seperti tameng begitu.

"Benar!!. Aku bisa bilang "pasanganku pasti kelaparan, jadi kami permisi dulu",hahaha".

"......."

"Ayolah. Kau ini suka sekali bengong. Acaranya mulai pukul 7 malam. Jadi kita cari baju sekarang saja!".

______^-^________