webnovel

Met Again

Chanyeol berlari menghampiri sebuah kamar dengan tulisan 'Byun Baekhyun' di depan pintunya, dia hanya mematung di depan pintu.

Chanyeol tidak berani masuk, dia hanya menatap gadis itu dari celah kaca yang terdapat pada pintu kamar perawatan, gadis itu tampak lemah dengan selang infus yg terpasang di punggung tangan kirinya, juga alat bantu nafas yg sudah di ganti dengan selang nasal, dia menatap Baekhyun dengan tatapan sayu dan entah kenapa dia merasakan penyesalan yang entah bersumber dari mana.

"Apa yang aku lakukan?, bukankah itu hanya mimpi, apa sebelumnya aku pernah mengenalnya?, aku merasa bersalah padanya, tapi untuk apa aku merasa bersalah padanya, bahkan--"

"Arghh... " Chanyeol kembali merasakan denyutan menyakitkan di kepalanya, dan telinganya berdenging membuat laki-laki itu ambruk di depan pintu kamar Baekhyun.

"Baekhyun-ah mianhae" gumamnya, pandanyanya kabur, dan samar-samar dia melihat orang-orang berlari menghampirinya, semuanya bergerak melambat, dan tak lama Chanyeol pun kehilangan kesadaranya.

"...kau hamil Baek"

"Aku hamil?, oppa jangan bercanda"

"Aku penyuka sesama jenis"

"Oppa apa kau akan menikahiku"

"Oppa, kapan kita akan menikah"

"Oppa!! Awas!!"

'brakk'

Dahi Chanyeol berkerut, dia tampak gelisah, tak lama Chanyeol mulai membuka matanya, kepalanya masih berdenyut hebat, saat ini dia terbaring di sebuah kamar yang di dominasi warna putih dan deretan sofa di samping tempat tidurnya.

Ini persis dengan kejadian beberapa tahun lalu, dia kembali terbangun di sebuah kamar VIP di rumah sakit.

Dia tidak tahu sudah berapa lama dia pingsan, saat ini dia sudah menggunakan baju pasien, yang menandakan jika dia pingsan dalam waktu yang tidak sebentar.

"Eoh?, kau sudah bangun dr. Park??"

Seorang perawat laki-laki memasuki kamar Chanyeol dan mendapati dirinya yang duduk di pinggir tempat tidurnya.

"Nam Joon-ssi" chanyeol memaanggil perawat laki-laki itu

"Ya, dokter Park" laki-laki itu mendekat pada Chanyeol

"Berapa lama aku tidak sadarkan diri??" chanyeol terlihat lemah, dia meminta Namjoon melepaskan infus yang terpasang di punggung tanganyaa.

"Mungkin hampir dua hari" Namjoon melepaskan infus itu dan menekan tangan Chanyeol agar darah tidak keluar dari bekas infus yang di lepas itu.

"Dua hari??, selama itu??" chanyeol membelalak, dia tidak percaya dia pingsan dan tertidur selama itu.

"Ya itu benar" namjoon membereskan baki yang berisi verban dan perlengkapan lainya.

"Namjoon, apa gadis korban tabrak lari itu sudah sadar?"

"Gadis?, aah... Nona Byun?, dia sudah sadar pagi tadi" Namjoon mengingat pasien yang dia pindahkan ke ruang perawatan seperti yang chanyeol perintahkan saat berada di ruang gawat darurat.

Chanyeol berdiri dari tempat tidurnya dan berjalan keluar, meninggalkan namjoon begitu saja.

"Dokter Park kau mau kemana?, kau belum pulih, ku mohon kembalilah" Namjoon mengejar Chanyeol yang berlari entah kemana.

.

.

.

Chanyeol kembali berlari menghampiri sebuah kamar dengan tulisan 'Byun Baekhyun' di depan pintunya, kali ini pun dia hanya mematung di depan pintu.

'ceklek'

Pintu kamar Baekhyun tiba-tiba terbuka dan menampakan seorang wanita cantik yang hendak keluar.

Wanita itu memperhatikan Chanyeol, dia sedikit aneh melihat laki-laki itu memakai baju pasien rumah sakit ini.

"Oh?, bukanya kau dokter yang merawat anakku?" Irene mengenali Chanyeol walaupun laki-laki itu hanya mengenakan baju pasien.

"Omo!"

Irene kerkejut, saat Chanyeol tiba-tiba berlutut di kakinya.

"Nugu?" Junmyeon yang mendengar sedikit keributan di depan pintu kamar, menghampiri Irene yang terlihat masih berdiri di ambang pintu.

JunMyeon terkejut saat melihat laki-laki yang berlutut di kaki istrinya, wajahnya tidak asing, dan Junmyeo mengenalinya.

'Park Chanyeol?'

"Apa yang kau lakukan?, bangunlah" Junmyeon berdiri di samping Irene.

"Tidak! Aku-"

"Masuklah, temui dia" Junmyeon memotong kalimat Chanyeol.

Irene tidak mengerti apa yang terjadi disini, dari mana Junmyeon mengenal Chanyeol, dan kenapa Chanyeol berlutut di kakinya, dia benar-benar bingung dengan situasi ini.

"Apa yang terjadi sebenarnya?" Irene mencari tahu.

"Dia merindukanmu setiap hari" Junmyeon mengabaikan pertanyaan Irene, dia masih berfokus pada laki-laki yang tidak bergeming dari tempatnya saat ini.

"JunMyeonie, ada apa ini?" Irene menyentuh lengan suaminya.

"Aku akan menjelaskanya nanti" Junmyeon melihat wajah wanita cantik itu.

"Masuklah, temui Baekhyun" Lagi-lagi Junmyeon mengatakan hal yg Irene tidak mengerti.

Junmyeon menarik Irene untuk meninggalkan kamar Baekhyun, dan meninggalkan Chanyeol yang masih berlutut di depan pintu.

Chanyeol bangkit dan mendekati tempat tidur Baekhyun.

Gadis itu masih tidur, kondisi gadis itu sudah membaik setelah beberapa hari, walaupun luka di tangan dan kakinya masih terlihat, itu hanya luka kecil saja.

"Maafkan aku" Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun "...maafkan aku karena tidak bisa mengingatmu"

Chanyeol merasakan sesak luar biasa di dadanya.

"...apa kau hidup dengan baik Baek?, Mianhe, jeongmal mianhae aku tidak bisa melindungimu selama ini"

Chanyeol terus saja menggenggam tangan Baekhyun.

Baekhyun membuka matanya perlahan saat merasakan tanganya di genggam seseorang.

"Oppa~" samar-samar dia melihat sosok Chanyeol.

"Baek"

"Oppa, aku merindukanmu" Baekhyun belum sepenuhnya bangun.

"Maafkan aku, ternyata bagian yang hilang dariku adalah dirimu" Chanyeol tidak bisa menahan air matanya.

"Chanyeolie Oppa?" Baekhyun membuka matanya lebar-lebar saat sosok yang dia lihat benar-benar Chanyeol.

"Ya Baek, ini aku" Chanyeol sangat bersyukur jika gadis itu tidak melupakanya seperti yang terjadi padanya.

Baekhyun menghambur ke pelukan laki-laki yang sangat dia rindukan itu, walaupun di masa lalu pertemuan mereka cukup singkat, tapi pertemuan itu cukup membekas di hati keduanya.

.

.

.

Seoul 5 years ago

Junmyeon terlihat berbicara dengan dokter yang merawat Baekhyun.

"Kapan aku bisa membawa putriku ke Osaka dokter?" Junmyeon menanyakan kemungkinan keadaan Baekhyun.

"Apa di sana bisa langsung masuk ke rumah sakit?, kondisinya cukup serius" dokter itu memastikan.

"Aku sudah mempersiapkan semuanya" Junmyeon yakin.

"Baiklah, kau bisa membawanya" Dokter itu memperbolehkan Junmyeon membawa Baekhyun ke osaka.

"Terimakasih dokter" Junmyeon terlihat lega, laki-laki itu hendak kembali ke kamar perawatan Baekhyun.

"Byun Junmyeon-ssi" dokter laki-laki itu memanggil Junmyeon yang hemdak keluar dari ruanganya "...aku rasa ini milik putrimu" dokter itu menyerahkan selembar foto, yang ternyata foto Baekhyun dan seorang laki-laki.

Junmyeon mengerutkan dahinya, dia merasa tidak mengenal laki-laki itu, tapi ada sesuatu yang membuatnya terkejut yaitu sebuah strip pemeriksaan kehamilan yang menunjukan hasil positif.

"petugas menemukan itu di saku anakmu" dokter itu menepuk pundak Junmyeon "...dan anakmu kehilangan janin yang di kandungnya karena kecelakaan itu.

"Ah, Terimakasih...aku akan menyimpanya"

Junmyeon dan Irene tampak duduk di bangku sebuah taman, keduanya terlihat tenang dan memandangi orang-orang yang berlalu lalang di sekitar mereka.

"JunMyeonie" Irene memegang pundak suaminya"...Gwenchana?"

"Aku baik-baik saja" Junmyeon hanya tersenyu menatap wanita disampingnya.

"Apa kau mengenal dokter Park?" Irene penasaran dengan kejadian di kamar Baekhyun, dimana pria itu mengatakan jika Baekhyun merindukan laki-laki itu.

"Tidak, aku tidak mengenalnya" Junmyeon dengan nada tenang.

"Lalu kenapa--"

"Irene-ah" Junmyeon memotong kalimat wanita itu.

"Hmmh?" Irene menautkan kedua alisnya saat Junmyeon memberikan selembar foto yang sedikit kotor dan terdapat bercak darah.

"Apa ini?" Irene menerimanya "...Baekhyun?, dokter Park??, apa mereka" Irene terkejut saat melihat foto di tanganya.

"Astaga!" Irene kembali terkejut saat melihat strip yang tertempel di belakang foto itu.

"Ya, ternyata anak kita sudah dewasa" Junmyeon tersenyum hambar, sedangkan Irene masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat saat ini.

.

.

.

Tbc.