Tangan Calvin kini mulai beralih menahan leher Niko, sembari mengelusnya dengan pelan. Calvin semakin intens memperdalam ciumannya. Perlahan Calvin mulai membaringkan kembali kepala Niko di atas bantal, ia tak berhenti melumat bibir Niko, mencium, menjilatnya dengan hangat. Kedua tangan Niko sudah bertengger di leher Calvin, membiarkan Calvin naik di atas tubuhnya, kemudian Calvin kembali menciumnya dengan nafsu.
Niko mengerang kenikmatan, suaranya begitu erotis membuat singa yang ada di dalam diri Calvin menberontak.
Bibir sexy Calvin sekarang mulai menjalar di setiap sudut tubuh sensitif milik Niko. Lidahnya pun ikut bermain-main di tengkuk leher dan daun telinga Niko. Bahkan Calvin sedikit mengigitnya dengan keras, nafasnya kini menjadi tak beraturan. Calvin benar-benar tak bisa menahan hasratnya yang mulai menggerogoti pikiranya.
"Mhh, a-yang berhenti," kata Niko.
Tangan Niko bergerak pelan, berusaha menahan aksi Calvin yang meliar. Calvin yang mendengar suara Niko mendesah, malah semakin membuatnya gencar dan tak bisa memberhentikan sejenak kegiatanya itu.
"Kamu menggoda sekali sayang," Calvin kembali meraup bibir pucat Niko sembari menggerakan kepunyaanya dengan milik Niko, menggeseknya perlahan-lahan yang masih terbungkus dengan celana dalam. Pergerakan itu menimbulkan suara desahan yang tak bisa di berhentikan.
"Stop…" racau Niko, tangannya meremas punggung Calvin.
Calvin mendengar jelas suara Niko. Namun, instingnya tak mau menuruti kemauan Niko. Bahkan sekarang Calvin ingin melakukan hubungan i*ntim bersama Niko. Calvin tidak mampu menahannya lagi.
Tangan nakalnya kini menyusup ke dalam baju Niko, ibu jari dan telunjuk yang saling bertemu itu, mulai memilin nipple Niko dan kembali membuat kekasihnya itu berkali-kali mengeluarkan suara rintihan sensual.
"Ah, calvin…"
"Teruskan eranganmu aku suka," Calvin mengecup pipi Niko kemudian beralih mencium bibirnya sekali lagi.
Bibirnya masih menempel di bibir Niko, membuatnya menjadi basah karena, air liur mereka yang bertemu dan saling bertukar. Calvin menarik pelan pakaian dalam milik Niko, Sehingga menjadi setengah telanjang dan hanya memakai baju saja.
"C-calvin," kata Niko pelan.
Niko mendadak takut sekaligus merinding. Namun, setelah melihat ekspresi wajah Calvin yang sangat sulit untuk di terka, Niko yang memang rada lemas badannya dan tak bisa melanjutkan keinginan Calvin sekarang juga, menjadi bingung harus melakukan apa? Apalagi, kekuatan Calvin yang memang lebih mendominasi.
Niko buru-buru menahan lengan Calvin ketika mau memasukan satu jarinya ke dalam hole miliknya. Calvin berhenti dan berbalik menatap Niko yang menggelengkan kepalanya pelan. "Jangan," ujarnya Pelan.
Bibir Calvin tersenyum, dia mendaratkan kecupan manis di pipi Niko. " Sebentar aja yah… aku ingin melakukannya sayang hum," suaranya terdengar memohon sembari memandang Niko penuh harap. Berharap agar Niko mau menginjinkannya.
Niko dapat merasakan saat Calvin mengeluarkan nafas hangat yang menerpa wajahnya itu. Calvin tak bisa berhenti untuk sekedar mencium bibirnya, sampai kekasihnya itu mau menganggukkan kepalanya.
"Sayangg," panggil Calvin dengan sorot matanya memelas.
"Aku gak bisa menahan lagi,"
Calvin memanyunkan bibirnya, menggoyang lengan Niko pelan. Pokoknya Calvin harus menuntaskanya sekarang, Yogurt miliknya sudah berada di ujung tombak dan ingin cepat di keluarkan.
"Calvin jangan" jawab Niko.
"Sayang, sebentar aja yah," Calvin kembali membujuk Niko dengan suaranya yang manja, dia mulai mengendus-ngendus leher Niko hingga membuat sang empu mendesau dan merasakan ada kelenjar aneh yang kini merasuk kerelung jiwanya..
Calvin berhenti mengendus, dan kembali menatap Niko.
"Boleh, kan?" tanya Calvin.
"Aku pelan-pelan janji, aku nggak bakal main kasar. Please sayang boleh, hum?"
"Boleh, yah? Nanti aku beliin Action figure Naruto deh dari jepang langsung?!" kata Calvin sembari membujuk little babynya. Karena Calvin tau, Niko itu pecinta Anime naruto, bahkan bukan cuma Naruto saja tetapi, juga One piece yang melegenda.
"Calvi—,"
"30 volume komik One piece, 4 komik black clover lanjutan Vol 30?, sama 1 vol blue lock yang terbaru?" Calvin memberi penawaran, Niko mengigit bibir bawahnya. Demi apapun Niko mau semua itu, dia nggak perlu lagi membaca komik One piece dan manga lainya lewat website. Tapi, penawaran Calvin membuatnya kesal. Niko mendengus kecil, mengingat bagaimana Calvin dapat memberi segalanya yang Niko mau, asalkan Niko juga mau membantu memberikan keinginan Calvin sekarang ini.
"Tapi—,"
"Semuanya yang Niko mau, aku bakal turutin!,"
Niko berdecak pelan, Ah! Kenapa sih? Calvin selalu bisa membuat Niko berkata Iya?! Kalau sudah berkaitan dengan itu semua, Niko nggak mungkin bisa menolaknya. Tapi, Niko yang sekarang benar-benar lemas dan tak bertenaga. Apalagi harus menuruti kemauan Calvin yang sekarang? Dan memang itu semua harus menguras banyak tenaga dan… suara.
"Yaudah, bol—,"
"YES!" seru Calvin senang sebelum Niko menyelesaikan kata-katanya.
Niko membersut hidung. Sementara, Calvin? Dia terkekeh karena raut wajah Niko yang mengkesal gara-gara paksaan dari Calvin meskipun semuanya itu adalah sogokkan. Calvin tau betul kelemahan Niko, cuma membelikan apa pun yang berhubungan dengan kesukaan Niko, salah satunya adalah anime! Niko tak akan bisa menolaknya.
"Kamu curang ah," lirih Niko.
Matanya berkaca-kaca dan membuat Calvin yang melihatnya malah semakin merasa gemas. Kemudian Calvin menarik-narik bibir Niko, sembari memainkan pipinya dengan geram, meskipun Calvin melakukanya dengan sangat lembut tapi, tetap saja Niko tidak suka jika di gitukan. Eh, bukan tidak suka. Tapi, ah! Pokoknya susah untuk menjelaskan lebih rinci…
"Itu, bukan curang sayang. ini namanya saling menguntungkan," Calvin mencolek hidung Niko sambil senyum-senyum menggoda.
Niko mendengus, suaranya terdengar pelan.
"Tetep curang calvin…" balas Niko.
Air mata Niko kini menetes dan mulai membasahi wajahnya yang tampak pucat.
Calvin tak bisa menahan bibirnya untuk menarik senyum. Calvin mengecup kening Niko, hidung Niko, kemudian berakhir di bibir Niko dengan satu kecupan bunyi, dan tentunya sesuatu yang membuat Niko suka. Calvin juga membantu mengusapkan air mata Niko yang mengalir.
"Niko jangan nangis dong, aku jadi makin pengen nih," Calvin mengerucutkan bibirnya, Niko yang mendengar hal tersebut langsung membulatkan matanya lebar dan refleks memukul bahu Calvin pelan. Sumpah! si Calvin bener-bener deh. Kayaknya yang ada di dalam otaknya Calvin tuh cuma ada pikiran mesum sama kotor.
"Kamu ih!" seru Niko kesal
"Hehe," Calvin tertawa kecil.
"Kok, gemesin!!," kata Calvin, tangannya ikut memainkan pipi Niko yang sudah lama tidak di cubitnya. Niko jadi suka di perlakukan manis sama Calvin. Tanpa Niko sadari, Niko tersenyum sembari memandang wajah Calvin.
Calvin masih saja mencubit gemas pipi Niko. Membuat yang di cubit mengaduh meski sebenarnya dia senang.
"Vin, jangan di cubit terus. Pipi aku bisa tirus, gara-gara kam—,"
Niko terdiam, menarik mimiknya mundur saat Calvin mulai menatapnya dengan tatapan mengunci.
"Calvin?" panggilnya pelan.
"..."
Calvin tak menjawabnya, bahkan sekarang perhatian Calvin beralih. Dada Niko berdetak cepat dan tidak karuan, saat melihat Calvin yang beralih naik ke atasnya. Calvin mulai mengungkung Niko, kemudian kedua tanganya jatuh di sisi kanan dan kiri Niko. Seringai serigala timbul birainya. Sementara, Niko dia mengigit bibir bawahnya serta ketakutan. Apa, Calvin serius dengan hal itu? Baru saja Niko mengira, bahwa Calvin akan memberinya belas kasihan. Sepertinya, itu semua tidak akan berlaku buat sosok seperti Calvin.
"V-vin, kamu-kamu mau ngapain?...."
"Calvin, aku-aku—," Calvin menarik tangan Niko dan menaruhnya untuk mengalung di leher Calvin. Niko tak menolaknya, dia menuruti kemauan Calvin dan matanya masih terpaku memandang Calvin dari bawah.
"Vinn,"
"Apa, sayang?" Calvin tersenyum.
"Aku—,"
"Kamu bilang tadi boleh?" Calvin mengingatkan lagi kata-kata Niko barusan.
"Iya. T-tapi aku—,"
"Aku mau kamu," katanya dengan suara parau, matanya menggelap. Calvin kembali meniupkan udara hangat di telinganya membuat Niko mengerjap.
"Boleh?" tanya Calvin berbisik di telinga Niko.
Menyadari wajah Calvin yang sangat dekat seperti ini, tentu saja Niko tidak mungkin bisa menolak. Seluruh yang ada di diri Calvin itu menarik dan menggoda.
Niko menganggukan kepalanya pelan. Bibir Calvin tersenyum, Calvin membuka sesuatu yang membungkus miliknya itu, benda itu menyembul keras dengan sempurna, rasanya Calvin sudah tak tahan ingin segera memasukan miliknya ke dalam calon lubang holenya. Calvin memainkan ujungnya di bibir hole milik Niko.
"A...yang a-nu jangan di mainin, em—,"Wajah Niko bersemu dan merasa tidak tahan ingin segera merasakan kenikmatan.
"Sabar sayang. Kamu, nakal banget ya!!" ucap Calvin merasa gemas.
Niko tersenyum tipis saat Calvin mencubit pipinya pelan.
"Calvin," panggil Niko.
"Hum?"
Calvin mengangkat tubuh Niko membenarkan posisinya," kenapa sayang?" tanya Calvin mulai menatap Niko sejenak.
"Aku tuh baru bangun loh, kamu mah nggak kasian sama aku," cicit Niko membuat Calvin tersenyum lebar, iya! Calvin juga tau kok. Tapi, bayangkan saja selama seminggu, Calvin harus menunggu dan menahan semuanya. Dan, sekarang? Calvin sudah mendapat kesempatan emas, kenapa tidak di pergunakan dengan baik? begitu pikir Calvin.
kemudian Calvin melebarkan kaki Niko yang mengangkang, lalu Calvin memasukan rudal miliknya ke dalam hole Niko. Dengan sekali hentakan, kepunyaanya telah masuk sepenuhnya ke dalam hole Niko.
Niko meracau sakit sembari memejamkan matanya. Kedua tangannya masih mengalung di leher Calvin.
"Kenapa masih sempit?" batin Calvin. Padahal, dia sudah dua kali melakukanya bersama Niko. Sudahlah itu tak penting. Sekarang Calvin semakin nafsu karena Niko.
"Calvin kenapa berhenti?," tanya Niko. Pipinya memerah sembari menatap Calvin dengan mata sayu.
"Jadi, kamu udah nggak sabar? Hum," Niko mengangguk kepalanya pelan membuat Calvin tersenyum.
"Bisakah aku bergerak sekarang?" Niko mengangguk cepat, Calvin memegang kedua kaki Niko supaya tetap mengangkang lebar, bibirnya mencium ganas bibir Niko sembari menggerakan pinggulnya.
Niko mendesah di setiap hentakan milik Calvin.
"Teruskan erangan mu ," lirih Calvin semakin mempercepat gerakan pinggulnya.
Niko semakin mendesah tidak jelas. Sementara, Calvin juga ikut-ikutan berteriak, hole milik Niko mulai becek dan terus mengeluarkan bunyi aneh.
Bunyi kulit bertemu kulit dan decitan ranjang semakin memenuhi ruangan tersebut. Dengan gerakan sang dominan yang semakin cepat, dan akhirnya mereka mau cuming
"Cal-vin niko mau cum," kata Niko pelan.
"Cum di dalam?" Niko mengangguk.
Desahan mereka sama-sama menyatu saat erengan puncak membuat mereka merasa nikmat.Hole kepunyaan Niko basah dan lumer karena yogurt milik Calvin benar-benar banyak.