2 Duo

"Ah, iya. Aku mau ketemu sama kamu. Eh, gak taunya malah ketemu di sini, soalnya aku kangen sih sama kamu. " Jawab calvin dengan senyum menawanya. lagi-lagi membuat siapa saja yang melihatnya meleleh termasuk dua makhluk Tuhan yang sekarang berada di dekat calvin.

"Calvin bisa aja, aku juga kangen" Jawab keyla malu, tanganya menarik-narik ujung rok sepannya.

Di samping itu ada seseorang yang diam-diam sedang memperhatikan keduanya, ia merasa iri dan tak suka melihat Calvin bersikap manis terhadap orang lain selain dirinya.

Niko yang sedari tadi berdiri di samping calvin menghentak-hentak kakinya. Ia memandangi kedekatan mereka yang semakin lama membuat panas hatinya.

"Kamu udah makan?" Tanya calvin, calvin menyibak anak rambut keyla yang menggangunya.

Keyla menggeleng," belum" Jawabnya.

"Sok manis" Batin niko, niko memilih untuk mengalihkan pandanganya dari mereka.

"Kok belum sih? Atau mau aku beliin?" Keyla menggelengkan kepalanya," Gak usah, ini juga mau beli makan." Jawabnya.

"Kita makan sama-sama di kantin" Ajak Calvin yang sudah menggegam tangan keyla.

"Katanya ada presentasi , calvin bohong ah. Gak suka!" Batin niko.

Keyla bergeming dia berganti menatap niko di sampingnya. " Ajak niko juga. Nik lo belum sarapan juga kan?" Keyla beralih bertanya pada niko.

Niko mengangguk tapi dia menolaknya. "Gak, kalian aja. Gue mau ke kelas nanti ganggu lagi."Jawab niko, setelah mengatakan itu niko ingin beranjak tetapi langkahnya terhenti oleh calvin.

"Gak ganggu!"

"Gue yang bayarin?" Niko bergeming. Sekalipun di bayarin tetap saja si niko ogah-ogahan buat ikut. Kalau cuma melihat mereka berdua terus mesra-mesraan? Gak dulu deh.

"Kita makan sama-sama, gak papa kan sayang?" Lanjut calvin, keyla mengangguk tak masalah.

"Ga–"

"Ayolah nik" Paksa keyla memasang wajah memohon.

Niko pasrah dan akhirnya mau menerima ajakan mereka. "Hm" Sahut niko, keyla merasa senang dia tersenyum.

Niko menahan sesak di dadanya waktu melihat calvin merangkul bahu keyla dengan lembut. Niko cemburu tapi seharusnya dia nggak punya hak.

Calvin menyadari hal tersebut, ia nggak bisa berbuat banyak. Calvin tampak bingung, resah, menghadapi keadaan yang sekarang

Niko berjalan membuntut di belakang mereka. Pemandanganya membuat siapa saja yang melihatnya akan merasa iri termasuk dirinya. Siapa yang tidak mau bersanding dengan sosok calvin? Wajah rupawan yang sangat mendukung di tambah calvin adalah salah satu mahasiswa FK yang berprestasi paling menonjol. Karena itu, membuat calvin menjadi populer di kalangan Fakultas lain.

Mereka berdua tampak serasi satu sama lain. Berjalan beriringan di barengi dengan canda tawa di setiap langkah mereka.

Calvin menoleh ke belakang, ia menatap sendu pacar gelapnya. Niko yang merasa di tatap langsung beralih melihatnya. " Maaf" Begitu sorot matanya. Niko menghela napasnya merasa tak peduli dengan calvin.

" Sayang" Panggil keyla, keyla duduk di kursi samping calvin.

"Kenapa sayangku?" Sahut calvin, calvin menoleh sembari menata rapi rambut keyla.

Niko mendengus, menatap tidak suka ke arah dua insan tersebut. Sedari tadi niko hanya memainkan garpu dan sendoknya, dia belum menghabiskan baksonya karena mendengar percakapan mereka. "Kesel"Batin niko.

"Kamu bisa kan, antarin aku ke tempat les piano?"Keyla memandang lekat wajah calvin yang nyaris sempurna.

"Les piano?" Ulang Calvin, keyla menganggukan kepalanya," Bisa kan?"

Calvin terdiam, calvin memincingkan matanya melihat niko yang sekarang duduk di hadapannya. Bagaiamana ini? Calvin sudah ada janji dengan seseorang, seseorang itu adalah niko. Nggak mungkin calvin membatalkan gitu aja janjinya dengan niko. Niko sudah sangat sering mengalah buat keyla, calvin tau kalau niko akan marah jika calvin menerima ajakan keyla.

"Tolak! Tolak gak! Kalau gak. Gue bakalan marah sama lo,—" Tatapan penuh ancaman buat Calvin.

"Iya sayang" Balas calvin lewat bahasa tubuh. Dan begonya si niko paham-paham aja sama apa yang di maksud Calvin.

Calvin kembali tersenyum, manis sekali. "Hum, kayaknya aku gak bisa key. Soalnya agenda siang nanti ada rapat sama anggota BEM" Dalih Calvin, calvin mengusap kepala keyla yang membuatnya kembali terenyuh dengan sikap lembut calvin.

Keyla tersenyum kecil. Tentu saja hal itu tidak akan terjadi, akhir-akhir ini calvin banyak berubah. Dia berbeda dari biasanya, dia bukan calvin yang di 3 tahun lalu keyla kenal. Walaupun, sikap calvin masih saja perhatian. Bukan! Bukan— berarti keyla tidak percaya. Keyla percaya sepenuhnya dengan calvin bahkan sedetikpun tak pernah terlintas dalam pikiran keyla tentang Keburukan calvin yang selama ini dia sembunyikan dari keyla.

Keyla memakluminya, " Gak papa deh. Aku ngerti" Jawab keyla, walaupun dalam hatinya menyimpan rasa kekecewaan.

Keyla melanjutkan makannya begitu juga dengan Calvin dan Niko.

"Kok gak di habisin?" Tanya calvin.

"Di habisi—" Keyla melirik calvin yang bertanya pada niko. Keyla mengira pertanyaan itu akan di tunjukkan pada dirinya.

"Di tanya kok malah diem? di habisin dong. Kan, gue udah bayarin lo"Katanya, Niko menatap jengah ia tersenyum kecut.

"Gue bisa bayar sendiri" Niko menyesap es teh manis, kemudian beranjak dari duduknya.

"Mau kemana nik?" Tanya keyla, niko menoleh seraya tersenyum. Seberusaha mungkin ia harus bersikap biasa ketika di hadapan keyla sahabatnya.

"Gue mau ke toilet. Ntar lo duluan aja," Keyla mengangguk.

Setelah kepergian niko, calvin juga ikut beranjak. Dia pamit pada keyla untuk pergi ke Fakultasnya tetapi sebenarnya dia ingin menemui niko.

"Aku duluan ya" Ucap calvin.

"Buru-buru banget? Bukannya masih ada 15 menit?!" Sahut keyla, calvin mengecup pucuk kepala keyla lalu tersenyum.

"Maaf, ya sayang. Aku sibuk" Ujarnya pelan.

Keyla tersenyum getir. " Gak papa. Yaudah, sana" Suruh keyla, kemudian calvin berlari keluar arena kantin.

Calvin berjalan menuju toilet dan ingin menemui niko di sana. Calvin melihat satu-persatu pintu toilet yang terbuka. Hingga bertemu dengan pintu yang masih tertutup dan terletak paling ujung. Calvin tersenyum meringah, ia segera mendekati toilet tersebut. Calvin sangat tau kalau niko ada di dalam, calvin memberikan tanda toilet rusak di depan kamar mandi sebelum banyak orang yang melihatnya.

Calvin menunggunya hingga niko keluar dari dalam toilet. Calvin menoleh saat mendengar suara kenop pintu terbuka. Dugaan calvin benar kalau niko baru saja ingin keluar, niko berhenti melangkah dia sangat terkejut ketika melihat calvin sudah berdiri di hadapanya.

"Calv—" Calvin menyelonong masuk ke dalam toilet lalu menutupnya kembali sembari menguncinya.

"C-calvin lo mau ngapain?" Tanya niko panik. Niko memundurkan langkahnya hingga punggungnya menabrak dinding toilet.

Calvin menahan tangan niko dan tak memberinya kebebasan. Niko masuk ke dalam kungkunganya yang membuatnya tak bisa begerak.

"Lo mau ngapain sih anjing!" Seru niko kesal, memangnya calvin belum puas membuatnya bete hari ini.

"Aku mau kasih kamu hukuman" Niko cango, hukuman? Hukuman apa woi! Yang ada seharusnya di sini niko yang marah.

"Hukuman?" Calvin mengangguk sementara niko memutar bola matanya dan kembali menatap calvin.

"Jan ngadi-ngadi! Awas sat, mending lo balik deh sono ke gedung Fk" Usir niko, niko memberontak namun tetap saja kedua tanganya di tahan oleh calvin.

"Tuh, kan!!" Kali ini niko yang jadinya bego gara-gara calvin.

"Apaan??"

"Kamu cuek"

"Gak. Minggir gue mau keluar"Niko mendorong tubuh calvin, calvin beralih mengukung di kedua belah kaki niko hingga membuatnya tak bergerak.

"Kamu cemburu?"Suara calvin melembut.

"Gak ada hak" Niko malas membahasnya.

"Muachh" Calvin mencium bibir niko dengan suara.

"Aku suka kamu cemburu. Tapi, jangan jauhin aku kaya gini nik"

"Serah, Sekarang gue mau keluar!"

"Aku belum selesai"katanya.

"Dosen gue udah masuk. Ntar aja pulang ngampus"Niko merasa dongkol meladeni calvin.

"Tapi, janji dulu jangan ngambek kayak tadi" Niko berdehem.

"Di jawab jangan cuma hum"Niko berdecak.

"Iya ayanggggggg. Puasss lu anjing!! Minggir ah"

"Kok, lucu" Calvin mencium paksa bibir niko sampai membuatnya mencak-mencak dan justru calvin merasa senang dan membiarkan niko keluar dari dalam toilet.

avataravatar
Next chapter