Svard melangkah dengan tergesa-gesa. Ia ingin berlari, tapi kakinya juga terseok-seok. Kedua tangannya tidak ada di samping mengimbangi pendiriannya, tapi tangan kanannya sibuk memegangi dada, sementara tangan kirinya sibuk mencari pegangan. Rasa sakit itu tiba-tiba kembali ketika ia sedang turun dari lantai 12 ke basement parkir hendak pulang.
Hujan dan petir seolah menjadi pemantik penyiksaan itu. Svard yang tidak sadar bahwa Gothenberg akan diguyur hujan badai sore ini melenggang keluar begitu saja alih-alih berdiam di ruangan tertutup dan menahan sakitnya di sana. Jika sudah begini, ia sendiri yang kewalahan.
BLAR!
Petir kembali menyambar. Hujan badai itu semakin menjadi-jadi, seolah seisi air dan energi di langit telah tumpah di Gothenberg.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com