webnovel

Kekuatan Do'a

Sepertinya mau seberapa banyak pun waktu yang Davian miliki dia tidak akan pernah punya waktu untukku.

Sedari awal aku memang tidak yakin untuk menerimanya menjadi suamiku. Bagaimana caranya cinta bisa tumbuh di antara kami berdua jika keduanya sama-sama menolak untuk hidup bersama.

Hari ini sepanjang hari aku hanya tertidur sembari menonton drama Korea terbaru yang sedang tayang di tvN. Adzan magrib tiba-tiba berkumandang dan segera ku hentikan Video yang sedang ku putar. Entah kenapa tiba-tiba saja hatiku terenyuh aku merasa begitu sedih, perasaanku tiba-tiba terasa sakit, nafas ku begitu sesak mendengar lantunan adzan berkumandang.

Aku segera bangun dan berjalan ke kamar mandi berwudhu kemudian mengambil mukena yang selalu ku simpan di lemari.

Aku tidak pernah sholat, terakhir aku sholat ya ketika pertama kali menjadi istri Davian dan setelah itu aku tidak pernah sholat lagi, Davian jarang ada di rumah dan kalaupun ada di rumah dia hanya menyuruhku untuk sholat tanpa membimbingku.

Entah lah aku jadi berpikir mungkin dia menyesal sudah menikahiku.

"Allahuakbar"

Anissa tampak khusuk sholat magrib meskipun ada beberapa ayat yang dia sendiri lupa.

"Assalamualaikum warahmatullah"

"Assalamualaikum warahmatullah"

"Ya Allah kira-kira sholatku sah gak yah? Ada beberapa lantunan ayat yang aku lupa"

"Apa nanti aku tanya Davian saja yah? Ahh tapi ngapain mesti nanya ke dia segala sih kan bisa searching google Nissa" ucap wanita itu sembari memukul pelan kening nya sendiri.

"Insya Allah sah sayang ..." ucap Davian tiba-tiba dan sontak membuat istrinya itu terperanjat kaget.

"Astaghfirullah .."

"Kenapa sih kok kaget gitu?" tanya pria itu sembari berjalan mendekat ke arah istrinya itu lalu duduk di sebelah istrinya.

"Ya kamu dateng gak assalamualaikum dulu, ya jelas aku kaget lah" kesal wanita itu.

"Hehe .. iya abis nya aku kaget pas buka pintu mau salam eh liat kamu lagi sholat makanya salam nya aku tunda sampai kamu selesai sholat nya" ucap Davian cengengesan.

"Yaudah salam sekarang kalo gitu" ucap Anissa, Davian tampak tersenyum lebar.

"Iyah, Assalamualaikum Aisyahku" ucap Davian full senyum.

"Tumben … Iyah waalaikum salam"

"Tumben apa?" tanya Davian bingung.

Anissa tampak melipat kedua kakinya dalam posisi menyila.

"Tumben pulang jam segini terus pake segala bilang Aisyahku, perasaan kata-kata itu udah hilang selama beberapa bulan lalu deh kok di pake lagi" ucap Anissa cuek.

"Oh jadi gak boleh yah?" tanya Davian.

"Bukan gak boleh, cuma aneh aja" ucap Anissa, dia lalu melepaskan mukena yang dia pakai, namun belum sempat mukena itu terlepas dari kepala Davian tiba-tiba menyeka kain polos itu.

"Jangan di lepas, bentar lagi isya tanggung biar sekalian sholat isya. Aku mandi dulu bentar terus wudhu abis itu kita sholat berjamaah yah"

"Iya"

Davian tidak menjawab apapun dia hanya tersenyum kemudian berdiri dan berjalan menuju toilet.

Adzan isya kurang lebih tinggal 5 menit lagi tapi Davian masih belum keluar dari toilet.

"Dia ngapain sih lama banget di kamar mandi, masa main air dulu ck astaghfirullah ya kali, kan Davian bukan bocil yah"

Allahuakbar Allahuakbar

Adzan isya akhirnya berkumandang, Davian akhirnya keluar dengan baju Koko yang sudah rapi di padu dengan sarung berwarna putih polos. Tangan nya tampak memegang sebuah sajadah berwarna hitam kuning.

"Lama banget sih kamu di air, ngapain?" tanya Anissa polos.

"Ya .. aku mandi ngapain?" jawab Davian bingung. "Yaudah ayo sholat dulu ngobrolnya nanti sehabis sholat" ucap Davian lagi dan di jawab anggukan oleh istrinya itu.

Allahuakbar

Tak lama kedua nya selesai melaksanakan sholat isya, Anissa mencium telapak tangan suaminya sebelum melanjutkan nya dengan doa.

Wanita itu tampak mengangkat kedua tangannya.

"Ya Allah, kenapa di saat aku berfikir dia tidak memperdulikan aku lagi. Dia justru datang dengan membawa senyum bahagia padaku? Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana lagi ya Allah"

"Jika pria yang sekarang berstatus suamiku ini memang bukan jodohku, aku mohon ya Allah jangan biarkan ada sedikitpun rasa yang tumbuh di antara kami berdua karena aku yakin hal itu akan sangat menyakitkan jika aku dan dia benar-benar berpisah"

"Sejak awal aku tidak yakin dengan pernikahan ini, apalagi pernikahan ini didasari atas paksaan, ya Allah jauhkan lah dia dari hidupku jika memang di antara kamu sudah tidak ada jodoh lagi aamiin Allahumma aamiin"

"Fuhhh .."

Anissa terperanjat kaget ketika ada angin yang menerpa bagian wajahnya.

"Astaghfirullah seneng banget bikin orang kaget heran" ucap Anissa masih terperangah.

Davian hanya tersenyum sembari membereskan sajadah dan menyimpan nya kembali di lemari.

Tak jauh berbeda Anissa juga merapikan mukena dan sajadah yang baru saja dipakainya dan menyimpan nya di tempat semula sembari menyipitkan kedua matanya mengarah pada sang suami.

"Pfft …" Davian tampak terkekeh melihat ekspresi dari istrinya itu. Laki-laki itu kemudian duduk di samping kasur dan menatap sang istri yang berjalan ke arah nya.

"Nyebelin .." ucap Anissa memanyunkan bibirnya kemudian duduk di samping suaminya.

"Maafin aku yah, beberapa bulan ini aku sibuk di kantor sampe lupa kalo aku punya istri yang harus dimanja juga" ucap Davian memegang tangan sang istri yang ada di samping nya.

"Ngapain minta maaf?" ucap Anissa cuek.

"I..iya gak apa-apa, aku paham kok Nis. Aku tahu pada dasar nya semua wanita sama. Termasuk kamu salah satunya, aku gak aneh-aneh kok sumpah" ucap Davian sembari mengacungkan jari telunjuk dan tengah hingga membentuk huruf v.

"Apaan sih lagian siapa yang mikir aneh-aneh coba?" ucap Anissa sembari menatap wajah suaminya.

Tanpa aba-aba Davian langsung memeluk istrinya itu, entah apa yang terjadi namun rasanya laki-laki itu begitu merindukan sang istri.

"Aku sayang sama kamu Nissa, demi Allah rasa ini sudah ada sedari awal tapi aku masih belum yakin dengan perasaan aku sendiri sampai akhirnya aku tahu bahwa perasaan ini nyata" ucap laki-laki itu lantang tanpa jeda sedikitpun.

Deg

"Ya Allah perasaan macam apa yang sekarang hinggap di hatiku"

Jantung wanita itu tiba-tiba saja berdetak begitu kencang, ada perasaan merinding saat Davian mengungkapkan perasaan padanya.

Tenggorokan nya tiba-tiba saja tercekat, kering dan kosong.

"Nis .. Nissa …" Davian beberapa kali memanggil nama istrinya namun tak ada jawaban hening seketika.

"Nissa, kamu gak apa-apa?" tanya Davian sekali lagi.

Entah kenapa tiba-tiba Anissa menangis dan memeluk suami nya begitu saja.

"Ya Allah kamu kenapa Nissa?" tanya Davian yang kaget karena tiba-tiba istrinya itu memeluknya sambil menangis sesegukan.

"hiks hiks hiks Ya Allah ya Robbi Davian aku gak tau harus kayak gimana?"

"Kamu kenapa? Ada yang salah sama omongan aku? Atau omongan aku barusan bikin kamu gak suka atau gimana?" tanya Davian yang benar-benar dibuat bingung oleh istrinya itu.

"Hiks hiks aku baru sholat sekali hiks hiks …" ucap gadis itu sambil sesegukan menahan tangis yang sulit dibendung. "

"Iyah terus kenapa?" tanya Davian lagi.

"Davian … hiks hiks .. aku baru sholat sekali dan berdoa panjang banget sama Allah … eh Allah langsung kabulin doa aku .. hiks hiks" ucap wanita tak hentinya menangis sambil bercerita pada sang suami.

tbc