webnovel

Teruaki LEV

(POV Lev)

Namaku Lev. Seorang laki-laki. Aku juga murid di Kelas 1-F. Kalian pasti baru mendengar namaku. Benarkan?

Tidak apa-apa, aku memang jarang terlibat dalam suatu pergaulan. Aku lebih senang menyendiri. Bukan karena aku pendiam atau tidak punya teman. Hanya saja, kekuatan anehku sedikit membatasiku untuk bergaul.

Kekuatan anehku adalah: Ketika anggota tubuhku bersentuhan dengan anggota tubuh orang lain, maka orang tersebut akan lupa siapa aku.

Ya, benar-benar lupa. Seolah-olah dia tidak pernah mengenalku sama sekali. Simpelnya, jika sahabatku dari kecil bersalaman denganku, dia akan sepenuhnya lupa siapa diriku ini.

Kekuatan anehku pertama kali aktif saat aku hendak membayar hutang. Saat itu, aku menutup kedua mata temanku dari belakang untuk mengejutkannya. Namun, yang terjadi tidak sesuai harapan. Ketika aku menyodorkannya sejumlah uang, ia malah pergi meninggalkanku.

Dia bilang: "Aku tidak mengenalmu." Dan pergi begitu saja.

Kejadian itu, terus berlanjut. Setiap orang yang berkontak fisik denganku akan langsung melupakanku. Aku yang tidak sadar dengan kekuatan anehku itu terus menerus berkontak fisik dengan temanku, hingga akhirnya semua orang melupakanku.

Sejak pertama kali masuk Kelas 1-F, aku sudah menjelaskan pada teman-teman tentang kekuatan anehku. Mereka menerimaku apa adanya. Kami berteman seperti biasa, seolah-olah tak ada yang aneh pada diriku. Namun, mereka agak menjaga jarak ketika sedang bersamaku. Jujur saja, aku merasa sangat canggung.

Tapi, beberapa murid seperti Hoshi, Shuu dan Roman, mereka justru terlihat sangat ingin menyentuhku. Seolah aku adalah sebuah harta karun. Seolah aku adalah gadis seksi yang hanya memakai bikini. Malah aku yang sering menghindari mereka.

Wajar saja, ketika kau dilarang untuk menyentuh sesuatu, justru kau malah sangat ingin menyentuhnya. Benarkan?

Sampai saat ini, belum ada satupun anak Kelas 1-F yang berhasil menyentuhku. Aku selalu waspada ke manapun aku pergi. Setiap kali berjalan, aku selalu melihat ke arah depan-belakang-kanan-kiri atas-bawah bahkan diagonal. Aku tidak ingin menabrak seseorang. Aku takut dilupakan lagi.

Namun, suatu hari rekorku ini pecah. Ada seorang gadis yang sengaja menarik tanganku. Sialan! Kenanganku bersama dirinya akan segera hilang. Dia akan lupa siapa aku.

"Oi, Shino. Apa yang kau lakukan?" tanyaku sambil diseret olehnya.

"Ayo, bantu aku mengambil buku-buku di perpustakaan. Kamu piket hari ini juga, kan?" katanya sambil bergegas. Suara Shino terdengar agak samar. Dia sedang memakai helm. Anak-anak yang lain memperhatikan kami.

"Anu... kau tidak lupa padaku, Shino?" tanyaku, agak merasa aneh.

"Tentu saja tidak. Lihat tanganku, Lev!" Aku langsung melihat tangannya. Dia memakai sarung tangan. "Dengan begini aku masih bisa mengingatmu bukan?" tanyanya, masih menyeretku.

Shino menyeretku dengan pakaian lengkap. Dia memakai jaket lengan panjang, rok panjang, kaos kaki panjang, sarung tangan dan helm full face. "Kau seperti geng motor Shino," kataku, mengejek. Shino mengabaikan dan masih menyeretku.

"Lain kali, kau yang harus memakai helm, ya, Lev. Hehehe." Shino tertawa kecil.

Setelah kejadian itu, aku mulai memakai sarung tangan dan seragam lengan panjang. Tapi, aku tidak memakai helm. Lagipula, kenapa Shino dulu memakai helm? Aku tidak akan seceroboh itu sampai menyentuh kepalanya.

Sejak saat itu, anak-anak di Kelas 1-F mulai banyak yang mendekatiku. Hoshi, Shuu dan Roman yang sudah lama gatal ingin menyentuhku, jadi sering menggelitiku. Sejak hari itu, aku jadi lebih bisa berbaur dengan teman sekelas. Tidak ada jarak maupun rasa canggung lagi pada diriku dan teman-teman.

"Hei Lev, boleh aku meminjam sarung tanganmu?" Akemi mendatangi mejaku.

"Oh, tentu. Silakan." Aku melepas kedua sarung tanganku dan memberikannya pada Akemi.

Tak lama kemudian, Akemi datang lagi. Dia mengembalikan sarung tanganku.

"Ini Lev, terima kasih," ucapnya sambil menyerahkan sarung tanganku.

Ketika aku hendak mengambilnya, Akemi malah menjatuhkan sarung tangan itu, dan menjabat erat tanganku. Kami berjabat tangan tanpa memakai sarung tangan. Apa yang sebenarnya dipikirkan Akemi?

"Oi, Akemi. Apa yang kau lakukan?" tanyaku pada Akemi yang daritadi menjabat tanganku.

"Anu... kau ini siapa, ya?" wajah Akemi tampak kebingungan.

Sial, kekuatan aneh ini aktif lagi.

Sepertinya Akemi ingin memastikan apakah kekuatan anehku masih aktif atau tidak. Lagipula, kami tidak terlalu dekat. Melupakanku sepertinya bukan suatu masalah yang besar baginya.

"Hehehe, aku cuma bercanda." Akemi tertawa kecil, "sepertinya, kekuatan anehmu itu tidak akan aktif terhadap orang yang punya kekuatan aneh juga," kata Akemi.

Aku masih syok. Tanganku masih menjabat tangan Akemi. Tangannya begitu lembut.

Saat merasa di surga karena bersalaman dengan bidadari yang satu ini, tiba-tiba seorang menepuk pundakku dari belakang.

*Puk.

Sebuah tatapan tidak suka terpancar dari wajah Hoshi.

"Anak ganteng... jangan lama-lama salamannya!"

"Singkirkan tangan kotormu, itu!" Roman juga ikut memarahiku.

Aku pun melepaskan jabatan tangan dari Akemi, dan meminta maaf padanya.

Akemi hanya tersenyum.

Setelah mendapat petunjuk dari Akemi, aku langsung menyentuh bagian tubuh teman-temanku, mulai dari Hoshi, Ota, Shino sampai Maggiana.

Ternyata benar seperti yang dikatakan Akemi. Mereka semua tidak melupakanku. Bahkan saking senangnya, aku sampai menampar wajah Shuu berkali-kali, dan dia tetap masih bisa mengingatku.

Sejak saat itu, aku pun berubah menjadi murid normal di Kelas 1-F. Aku tidak jadi anak pendiam lagi.

Aku harus berterima kasih pada Shino dan Akemi!

---------------------------

Murid Aneh 5: Teruaki LEV

Kekuatan Aneh: Memory Crusher

Letak Bintang: Daun Telinga Kanan

Next chapter