webnovel

Suamiku pilihan ayah

Jihan seorang gadis berparas cantik anak semata wayang dari Wisnu Fernandez, pemilik dari perusahaan Company Fernandez Group, Jihan mempunyai sahabat yg baik bernama Maura, Jihan selalu curhat dengan Maura sahabatnya begitu pun sebaliknya Maura selalu curhat kepada Jihan. Namun suatu ketika Jihan disuruh menikah oleh Wisnu ayahnya, dengan seorang CEO pemilik dari perusahaan Malik Surya Grup yang cukup Wisnu kenal dengan baik. Jihan ingin menolak pernikahan tersebut tapi ia takut kalau sang ayah akan kembali jatuh sakit, karena memiliki penyakit jantung. Pernikahan Jihan pun terjadi dengan sangat sederhana dirumahnya hanya dengan dihadiri keluarga dekat dari ke dua belah pihak. Bagaimanakah kisah pernikahan antara Reza dan Jihan? Apakah ada orang ketiga di antara pernikahan mereka? Mari kita baca ceritanya!!!! # Ceritanya hanya pemikiran dari author #

nurul_anggi · Teen
Not enough ratings
182 Chs

20.Serius membaca novel

Sementara kini Jihan terlihat tengah fokus dengan membaca novel nya hingga jihan tak menyadari Amel masuk ke dalam ruangannya.

"Buk jihan?" panggil Amel di depan pintu.

"Iya amel." ucap Jihan melihat amel.

"Boleh saya masuk buk?" tanya Amel.

"Silahkan amel." ucap Jihan tersenyum ramah.

"Maaf buk, saya ingin mengambil berkas yg tadi, sudah ibuk jihan tanda tangani?" tanya Amel melihat Jihan.

"Sudah amel, Ini." ucap Jihan menyerahkan berkas ke Amel.

"Terima kasih, buk Jihan kenapa tidak makan siang?" tanya Amel melihat Jihan yang masih duduk dikursi kerjanya kembali membaca novelnya.

"Apa sudah waktunya jam makan siang amel?" tanya Jihan mengalihkan pandangannya dari novelnya melihat Amel .

"Sudah buk, coba ibu lihat jam di tangan buk Jihan." ucap Amel.

"Astaga Amel... benar, sudah waktunya jam makan siang, untung kamu datang kemari." ucap Jihan.

"Iya buk, mungkin ibuk terlalu serius membaca buku sampai- sampai Amel datang buk jihan tidak menyadarinya." ucap Amel.

"Iya amel, memang saya begitu serius membaca bukunya, soalnya seru Amel ceritanya." ucap Jihan senang.

"Kalau saya boleh tau, buk Jihan baca buku apa ya?" tanya Amel.

"Saya lagi baca buku novel Amel." ucap Jihan.

"Wah... ternyata kita sama dong buk, saya juga suka baca novel apalagi bergenre romantis." ucap Amel tersenyum.

"Oh iya, berarti kita sama dong suka baca novel yg bergenre romantis." ucap Jihan.

"Iya buk, buk kalau gitu saya pamit dulu ya soalnya mau makan siang buk". ucap Amel.

"Iya amel, memang nya kamu mau makan siang dimana amel?" tanya Jihan.

"Di cafe A buk." ucap Amel.

"Oh...ya sudah kalau gitu kita jalan sama aja Amel, kebetulan saya juga mau pulang kerumah." ucap Jihan beranjak dari duduknya.

"Baiklah buk." ucap Amel.

"Mari amel kita jalan?" ucap Jihan melangkah jalan dengan diikuti Amel.

"Iya buk." ucap Amel jalan sambil membawa berkas di tangannya.

"Buk, saya mau meletakkan berkas ini dulu ya ke ruangan saya?" ucap Amel sambil menunjuk kan berkas di tangannya.

"Iya amel, saya akan tunggu kamu disini." ucap Jihan berdiri tak jauh dari ruangan amel.

Tak lama Amel meletakkan berkasnya Amel pun menghampiri Jihan kembali.

"Mari buk kita jalan lagi?" ucap Amel.

Jihan mengangguk kan kepalanya saja saat perkataan Amel.

Sepanjang jalan Amel dan Jihan mengobrol hingga mereka tiba di depan lift masing- masing, khusus CEO dan karyawan.

"Amel, kamu masuk ke lift sama saya saja ?" panggil Jihan melihat amel ingin masuk ke lift khusus karyawan.

"Tapi buk, saya inikan karyawan biasa saya harus masuk lift khusus karyawan." ucap Amel.

"Amel, jangan membantah ini perintah saya" ucap Jihan.

"Baiklah buk." ucap Amel.

Jihan dan Amel masuk ke dalam lift yang sama Jihan menekan tombol menuju lantai bawah tak berapa lama lift terbuka Amel dan Jihan segera keluar dari dalam lift, mereka jalan menuju parkiran mobil.setelah sampai di parkiran mobil jihan dan Amel berpisah menuju mobilnya masing-masing.

"Buk, saya pamit duluan ya." ucap Amel berdiri didepan mobilnya.

"Iya amel silahkan." ucap Jihan.

Amel masuk kedalam mobilnya dan melajukan mobilnya ke cafe A sedangkan Jihan ia berjalan menuju mobilnya, setelah sampai di mobilnya Jihan melajukan mobilnya ke rumahnya.

Di rumah Wisnu

Tok...tok...tok...

"Assalamualaikum ?" ucap Reza di depan pintu rumah.

"Waalaikum salam." ucap asisten rumah dari dalam.

Ceklekkk

"Ada pak wisnu nya mbak?" tanya Reza.

"Ada, maaf... tuan ini siapa ya?" ucap asisten rumah melihat reza.

"Saya reza, saya ingin bertemu pak wisnu saya sudah ada janji dengan pak wisnu." ucap Reza.

"Oh...tuan Reza calon suaminya nona Jihan?" tanya asisten rumah.

"Iya benar mbak." ucap Reza.

"Silahkan masuk tuan, tadi bapak menyuruh saya kalau tuan reza sudah datang tuan di suruh datang ke meja makan saja, pak wisnu sudah menunggu tuan Reza disana ? "ucap assisten rumah mempersilahkan Reza masuk.

"Iya mbak, baiklah." ucap Reza

"Mari tuan, saya antarkan ke meja makan." ucap assisten rumah jalan mengantarkan Reza ke meja makan.

Setelah sampai di meja makan Reza langsung menghampiri wisnu,sedangkan asisten rumahnya kembali bekerja.

"Pak wisnu? "ucap Reza sambil menyalami tangan wisnu.

"Nak Reza, panggil apa tadi?" ucap wisnu memperbaiki panggilan Reza kepada Wisnu.

"Ayah, maksud reza." ucap Reza.

"Ingat ya nak Reza jangan panggil pak wisnu lagi tapi panggil ayah." ucap wisnu mengingat kan.

"Baiklah ayah, Reza akan mengingatnya, ayah hal apa yg ingin ayah bicarakan masalah pernikahan?" ucap Reza.

"Nak reza tunggu sebentar, nanti ayah akan kasih tau." ucap wisnu.

"Baiklah ayah." ucap Reza.

Wisnu dan Reza pun terlihat bercerita masalah perusahaan mereka masing- masing dengan diiringi gelak tawa.

Disisi lain terlihat Jihan sudah sampai di depan rumahnya, setelah sampai Jihan langsung mematikan mesin mobilnya dan beranjak ke luar dari dalam mobil menuju pintu rumahnya.

"Assalamualaikum?" ucap Jihan.

"Waalaikum salam." ucap asisten rumah.

"Mbak ayah dimana?" tanya Jihan.

"Pak wisnu ada di meja makan nona." ucap asisten rumah.

"Baiklah mbak, saya akan kesana?" ucap Jihan.

"Iya nona". ucap asisten rumah.

Jihan masuk ke dalam rumah menuju meja makan saat jalan menuju meja makan Jihan mendengar gelak tawa ayahnya dengan seseorang yg asing di telinga jihan, Jihan pun menghampiri wisnu dengan langkah yang cepat mengingat Jihan sudah terlambat datang.

Sesampainya di meja makan Jihan melihat seorang laki- laki bertubuh tinggi, hidung mancung, kulit nya putih terlihat cool, tak lain di adalah Reza, seketika Jihan mengalihkan pandangannya ke Wisnu.

"Ayah ?" panggil Jihan.

Wisnu dan Reza menoleh ke arah asal suara, setelah melihat siapa yg memanggil Wisnu. reza kagum melihat kecantikan Jihan tapi reza cepat- cepat mengalihkan pandangan matanya.

"Jihan, kamu sudah sampai sayang?" ucap wisnu.

"Iya ayah, maaf Jihan sedikit telat." ucap Jihan mendekati Wisnu dan mencium tangan.

"Tidak apa- apa sayang, duduklah." ucap wisnu.

"Iya ayah." ucap Jihan

"Jihan sayang, perkenalkan ini Reza calon suami kamu sayang." ucap wisnu memperkenalkan Reza.

"Haaa...Ayah, ayah kenapa gak beri tahu Jihan?"ucap Jihan.

"Ayah sengaja mau kasih kejutan sama kamu sayang dan nak Reza, kalian kan belum pernah bertemu, bagaimana sayang kejutan yang ayah berikan kamu suka?" ucap wisnu.

"Hem." ucap Jihan malas.

"Sayang kok jawabnya Hem aja?" tanya Wisnu.

"Iya ayah, Jihan suka kok." ucap Jihan terpaksa

Reza sedari tadi hanya diam dan mendengar kan percakapan antara ayah dan anak tersebut, sesekali Reza melirik Jihan dan mengalihkannya pandangan nya saat Jihan menatapnya.

"Nak Reza apa nak Reza suka dengan kejutan ayah ?" tanya wisnu.

"Iya ayah." ucap Reza.

"Bagus kalau kalian berdua suka, ayah senang mendengarnya." ucap wisnu.

"Ayah,kapan kita makannya?" tanya Jihan.

"kamu sudah laper sayang?" ucap wisnu.

"Iya ayah, Jihan udah laper."ucap Jihan terpaksa senyum.

"Baiklah sayang kalau kamu sudah laper mari kita makan, nak Reza makanlah?" ucap wisnu.

"Iya ayah." ucap Reza.

Mereka bertiga pun mengambil makanan mereka masing- masing dan melahapnya tanpa ada pembicaraan.

Komen yang positif biar author tambah semangat!!!