webnovel

Chapter 25 : Akhir Perjalanan Yang Indah

Setelah lima hari berlibur diatas Kapal Pinisi, akhirnya Haris dan Maya segera kembali ke kota Sorong. Mereka berdua tinggal di hotel yang sama seperti awal mereka tiba sebelum mereka ke Bandara untuk kembali ke Surabaya.

Sebelum mereka meninggalkan kota Sorong, Haris dan Maya ingin mengeksplor kembali aneka makanan yang ada disana. Ada satu makanan yang menjadi favorit mereka berdua, yaitu Abon Gulung, makanan itu merupakan oleh-oleh khas berupa roti gulung. Isian normal dari roti gulung ini yakni abon, potongan daun bawang, dan daging cincang. Namun, ada banyak variasi yang ditawarkan seperti pedas, asin, isian tuna, isian sosis, cokelat, dan susu.

Maya dan Haris ketagihan menyantap roti itu karena menjadi salah satu dessert menu yang ada di Kapal. Untuk itu mereka berdua sepakat sebelum pergi meninggalkan kota Sorong wajib membeli roti itu sebanyak yang bisa mereka bawa.

"Sayang, kita beli sepuluh dus apa nggak kurang?" tanya Haris pada Maya setelah menghitung keranjang troli Maya yang berisikan Roti Abon Gulung.

"Mas, memangnya kurang? Ini sudah banyak loh. Mau beli berapa lagi coba?" tanya Maya balik mencoba meyakinkan suaminya.

"Aku rasanya kurang deh, kalau makan sehari satu rol nggak kenyang. Kasihan cacing diperut aku pada demo ketagihan. Gimana dong kalau begitu? Masa musti jauh-jauh ke Sorong lagi buat beli?" Rengek Haris yang sudah seperti anak kecil.

Maya tak kuasa menahan tawanya melihat kelakuan suaminya itu.

"Baiklah, Mas. Kamu ambil lagi terserah berapa. Biar cacing diperut kamu happy," ungkap Maya dengan menahan tawa.

Akhirnya Haris dengan semangat mengambil beberapa kardus lagi roti itu. Lalu ditaruhnya di dalam keranjang troli istrinya. Maya hanya menggelengkan kepalanya melihat ulah Haris yang lucu seperti anak kecil.

Setelah dirasa cukup, mereka berdua segera ke kasir untuk membayar. Haris dan Maya kemudian pergi meninggalkan toko oleh-oleh dan bergegas menuju Bandara. Pesawat mereka akan take off satu jam lagi sehingga mereka tidak perlu terlalu buru-buru dan masih memiliki cukup waktu untuk bersantai.

Perjalanan liburan di Raja Ampat adalah satu momen paling indah bagi Haris dan juga Maya. Mereka tidak pernah menduga jika liburan mereka akan menjadi second honeymoon experience setelah mereka menikah. Keduanya merasakan arti dari honeymoon yang sesungguhnya. Berada di atas Kapal mewah berhari-hari dengan segala macam aktivitas yang menyenangkan, hak itu membuat keduanya bersyukur bisa diberi kesempatan untuk merasakan keindahan alam yang luar biasa hebatnya.

Setibanya di Bandara, mereka berdua segera melakukan check in tiket dan memasukkan barang bawaan mereka kedalam mesin bagasi. Haris kembali memeriksa Gate keberangkatan yang tertera pada boarding pass yang tadi di dapatkan saat check in.

"Sayang, sebaiknya kita menunggu disana saja," tunjuk Haris kepada salah satu deretan kursi tunggu keberangkatan.

"Baiklah, Mas," ucap Maya setuju seraya berjalan menuju kursi tunggu.

Karena masih kurang beberapa menit lagi, Haris meminta Maya untuk mengecek ulang semua dokumen penting keberangkatan mereka. Haris juga menanyakan apakah Maya tidak ingin makan atau minum apapun. Haris cukup khawatir dengan kondisi Maya yang dirasa terlalu kelelahan akibat aktivitas selama liburan.

"Nanti setelah tiba di Surabaya sebaiknya kita ke rumah sakit terlebih dulu," ungkap Haris karena rasa khawatir yang cukup mendasar. Pasalnya Maya terlihat letih dan sedikit pucat.

"Nggak usah, Mas. Aku baik-baik saja. Jangan terlalu menghawatirkan aku." Maya bersikeras meyakinkan Haris jika dirinya baik-baik saja.

Tak ingin berdebat dengan istrinya, Haris lebih memilih mengalah dan tidak memaksakan kehendaknya.

***

Tepat pukul setengah enam sore, Haris dan Maya sudah tiba di Bandara Juanda Surabaya. Setelah mengambil barang bawaan mereka, tidak lama setelah itu mereka berdua segera menuju parkiran mobil dan bersiap meninggalkan Bandara. Mengingat sudah mendekati jam makan malam, Haris bertanya kepada Maya untuk makan malam bersama dimana.

"Mau makan dulu nggak?" tanya Haris setelah lepas meninggalkan Bandara. Maya mengangguk setuju walaupun sebenarnya ia sudah merasa lelah dan mengantuk.

Akhirnya mereka menuju salah satu tempat makan yang menyuguhkan berbagai macam menu khas Jawa Timur. Maya dan Haris turun dan segera memesan lalu mencari tempat duduk yang masih tersisa karena hampir semua tempat full pengunjung. Setelah mendapat tempat duduk, mereka berdua segera menikmati makanan mereka yang sudah tersedia di depan mejanya.

Ditengah tengah menikmati makanan mereka, tiba-tiba Haris mendapati telepon dari Ibunya. Haris segera menerima panggilan telepon itu dan berbicara beberapa menit. Maya sendiri hanya diam dan lebih memilih fokus dengan makanannya. Ia sadar beberapa menit lagi akan bertemu dengan ibu mertuanya itu, menjalani kehidupan seperti semula.

Setelah selesai berbicara dengan ibunya, Haris mengatakan kepada Maya bahwasanya sang ibu tengah berada dirumah Renata. Hal itu membuat Maya menghela napasnya dalam. Menghadapi ibu mertuanya saja ia sudah kualahan, apalagi ditambah menghadapi Renata. Sosok wanita yang menurutnya sangat berbahaya. Maya menyadari bahwa Renata adalah ancaman bagi hubungannya dengan Haris. Setelah kejadian beberapa waktu lalu ia mengerti bagaimana sifat asli dari wanita itu.

"Mas, aku boleh tanya sesuatu hal sensitif nggak?" tanya Maya kepada suaminya.

Haris yang mendengar ucapan istrinya itu hanya bisa menatap bingung. "Ada apa? Katakan saja," ucap Haris dengan mesra.

"Kamu sama Renata nggak ada rasa lebih dari sekedar teman kan, Mas?" ucap Maya ragu-ragu.

Sontak Haris tersedak mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Maya, istrinya. Maya yang melihat tanggapan dari suaminya menjadi dilema. Pasalnya ada dua kemungkinan ketika seseorang menjadi terkejut dengan pertanyaan yang kita ajukan. Namun Maya berusaha berpikir positif kepada suaminya. Dirinya meyakinkan hati dan pikirannya bahwa Haris tidak mungkin memiliki hubungan khusus dengan Renata.

"Kamu meragukan kesetiaan aku, sayang?" tanya Haris lirih karena merasa Maya sudah meragukannya. Dirinya sadar bahwa Renata masih memiliki perasaan lebih kepadanya, namun ia tidak. Sayangnya kejadian malam itu benar-benar diluar kendali. Meskipun hanya sekedar berciuman, tapi Haris sudah melakukan dua kesalahan di dalam rumah tangganya.

Kesalahan pertama ia harus menutupi kejadian itu kepada Maya entah sampai kapan, dan yang kedua adalah dari kejadian itu Renata mengira bahwa dirinya masih memiliki perasaan lebih. Dan itu terbukti dengan perubahan sikap Renata kepadanya yang sudah meminta perhatian lebih darinya.

Haris masih menatap Maya dengan perasaan bersalah. "May, jadi benar kamu meragukan kesetiaan aku sekarang?" tanya Haris kembali karena Maya hanya diam. Entah apa yang sedang dipikirkannya saat ini hanya dua yang tahu. Tak ingin merasa suasana menjadi lebih tegang, Haris segera beranjak dari tempat duduknya dan mendekati Maya lalu mengecup kening istrinya dengan segenap rasa cinta.