webnovel

CHAPTER 36 DIRUMAH HIKMA

Setelah mendapatkan pelukan hingga akhirnya Hikma tenang, Bondan langsung membawanya ke rumah karena kini cuaca sudah semakin gelap dan sudah mulai turun gerimis. Bondan tidak ingin nnatinya mereka kehujanan yang akan berakibat buruk ke kesehatan mereka semua.

Bondan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang karena cuaca sedang buruk saat itu, ditambah keadaan jalan yang sangat padat kendaraan sehingga membuat jalanan macet tidak terkendali.

Sebuah jalanan besar tetapi juga banyaknya kunjungan ke daerah ini sehingga membuat jalanan terasa begitu sempit sehingga membuat kendaraan membantu susah untuk jalan. Hikma melihat setiap tetes yang membasahi bumi, sebuah keindahan yang tidak ada tandinganya. Keindahan yang Tuhan ciptakan dengan gratis dan tanpa meminta jaminan apapun kecuali kewajiban menjaga yang memang harus dipenuhi semua orang.

Setelah beberapa saat perjalanan yang memang sangat panjang, akhirnya Bondan dan semua penumpangnya sampai di rumah Hikma. Karena cuaca yang memang hujan sehingga membuat mereka hanya bisa turun satu persatu dengan jemput menjemput agar tidak kehujanan yang nantinya akan berakibat buruk kepada badan mereka semua termasuk Bondan.

Hikma :" Akhirnya sampai juga dirumah, terasa sangat lega bisa kembali ke kontrakan yang kecil ini, walaupun sangat kecil aku sangat bersyukur karena masih bisa mempunyai tempat yang bisa untuk meneduhkan dari hujan ataupun panas"

Batin Hikma sambil tersenyum memandang rumahnya yang masih juga kecil dan belum berubah, rumah yang belum menjadi hak miliknya karen masih kontrak. Tetapi hal tersebut sangat Hikma nikmati karena dengan bersyukur seakan semuanya terasa ringan tanpa beban sama sekali.

Bondan :" Apa yang sedang kau fikirkan hinggatrelihat seperti orang gila? Apakah kamu tidak bisa membantu kami sedikit saja daripada tersenyum sendirian seperti itu?"

Hikma akhirnya melihat Bondan yang sedang mengangkat 5 karung beras, Hikma nyengir karena ternyata bayanganya kini diketahui Bondan, Hikma sangat malu hingga dia salah tingkah juga sambil nyengir ditambah wajahnya yang dihias seimut mungkin agar Bondan tidak marah terhadapnya.

Hikma :" Apa yang bisa aku bantu?"

Tanya Hikma pada Bondan yang masih mengangkat barang dari bagasi mobilya menuju ke halaman rumah Hikma yang sudah teduh dan tidak ada air hujan disana.

Bondan :" Lihatlah nona, pintu rumahmu masih terkunci, tidak adakah mempunyai niat untuk membukanya. Lihat adikmu yang kedinginan dan barang yang sudah menumpuk tidak karuan. Bolehkan minta tolong untuk dibukakan pintu tersebut agar barang dan juga adikmu bisa masuk ke dalam"

Hikma melihat pintu dan nyengir kembali karena dari tadi dirinya seperti kehilangan akal fikirannya dan terlihat sangat bodoh. Hikma kahirnya membuka pintu rumah dan membiarkan smeua aidknya masuk ke dalam. Sedangkan Hikma juga membantu membawakan barang yang memang sanggup dia angkat menuju ke dalam rumah. Agar nanti Bondan tidak merasakan keberatan yang snagat dan Hikma berharap dengan ini mampu meringankan beban Bondan tersebut.

Bondan :" Bawa yang ringan saja, jangan yang berat karena yang berat tersebut adalah bagianku. Bagianmu yang kecil-kecil itu"

Hikma :" Siap laksanakan juragan, saya akan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya"

Ucap Hikma dengan mengangkat tanganya seperti seorang tentara yang sedang siap melaksanakna tuhas dari komandanya. Sungguh sangat menggemaskan sehingga membuat Bondan mencubit pipi Hikma yang semakin hari semakin tembem.

Hikma akhirnya kesal dengan Bondan yang tiba-tiba mencubit pipinya, Hikma membuat mulutnya seakan sedang makan sebuah buaya sehingga membuatnya telihat begitu sangat penuh.

Bondan terkekeh melihat aksi Hikma tersebut, setelah smeua barang masuk ke dalam rumah Hikma, Hikma mulai membereskan rumah tersebut dnegan dibantu adiknya dan juga Bondan yang masih menunggunya. Sudah sangat lama ditinggal sehingga membuat rumah ini tampak begitu kotor dan tidak terawat.

Hikma menyapu semua ruangan dan membersihkan segalnaya dengan kemoceng yang terlihat sudah tidak pantas, Bondan yang bertugas menghilangkan debu dengan kemoceng dan hikma yang menyapu lantai dengan perlahan.

Bondan akhirnya berjalan kembali dan mengambil belanjaanya yang tadi ditinggal dan masih dijaga oleh ke-4 adik Hikma yang masih melongo melihat tingkah Bondan yang sangat membingungkan. Mereka kebingungan dengan semua tingkah Bonda yang bahkan sangat sulit ditebak itu.

Bondan mengangkat kembali barangnya dan menarohnya di bagasi mobil paling belakang, diluar dugaan Hikma ternyata Bondan berbelanja banyak hingga menghabiskan banyak uangnya, ada bebrapa karung beras dan juga kebutuhan lainya yang bisa membantu Hikma.

Hikma nyengir dan murung karena kini dia merasa tidak berguna lagi, matanya kembali meneteskan air mata melihat semua belanjaan yang Bondan belikan tersebut.

Hikma :" Aku memang tidak berguna"

Ucap Hikma saat Bondan masuk ke dalam mobil, Bondan terkejut dan mulai melihat Hikma yang trenyata sedang menangis. Bondan merasa sangat kebingungan dengan apa yang terjadi pada Hikma, katanya tadi tidak terjadi apapun tetapi kini Hikma dengan sangat tiba-tiba menangis tanpa sebab.

Bondan :" Apa yang terjadi kepadamu"

Hikma :" Aku tidak berguna! Bahkan sampai kamu membelikan semuanya kepadaku, itu karena aku tidak berguna, andai aku berguna aku akan dengan sangat mudah membelinya tanpa harus merepotkan siappaun termasuk diirmu"

Hikma akhirnya mendapatkan pelukan kembali dari Bondan untuk menenangkanya.

Bondan :" Jangan mengatakan hal yang tidak, kamu itu sangat hebat trekhusus bagiku"

Segala bentuk kelucuan mereka terekam dengan sangat jelas di fikiran mereka semua bahkan adik Hikma.

Hasan :" Kalian memang pasangan yang sangat cocok"

Ucap Hasan yang melihat Bondan dan juga Hikma yang sedang saling membasahi ketika sedang mengepel lantai. Terlihat sangat sweet sehingga membuat siappaun yang melihatnya akan sangat iri dengan mereka.

Hikma semakin terkejut mendengar ucapan lelaki tua, walau diirnya terlihat masih muda dengan pakaian casual yang terlihat snagat keren. Tetapi tidak ada namanya di dalam hati Hikma, hanya Bondan kini yang menjadi pujaanya dan berhasil merebut hatinya.

Hikma :" Maaf tuan, mengertilah bahwa aku tidak menyukaimu dan kamu pantas mendapatkan seseorang yang jauh lebih baik dariku"

Yusuf :" Nona, cinta bisa tumbuh ketika kita sudah bersama dan cinta mampu tumbuh ketika kita sudah terbiasa"

Hikma kehabisan kekata dan memilih untuk diam, karena bagaimanapun Hikma tidak memiliki sedikit rasapun pada lelaki yang kini sedang berada tepat dihadapanya ini.

Tidak lama lelaki tersebut pergi bersama pengawalnya ketika melihat bayangan Bondan dan semua adiknya telah keluar dari supermarket tersebut. Entah karena alasan apa yusuf sangat menghindari Bondan yang bahkan tidak memiliki niat buruk padanya.

Bondan yang sedikit melihat ada orang yang berkerumun dimobilnya akhirnya berlari mendekati Hikma untuk memastikan bahwa Hikma tetap pada kondisi aman dan tidak terjadi apapun yang buruk kepadanya. Hikma yang melihat kekhawatiran Bondan berlari dengan menggunakna belanjaan hanya terkekeh, ekspresi yang Bondan tampilkan sungguh sangat menggemaskan.

Bondan :" Apa yang dia lakukan kepadamu? Apakah dia menyakitimu dan membuatmu merasa tidak aman? Jika iya aku akan mengejar dan menghajarnya agar tidak kemari lagi mengganggumu"

Hikma hanya terkekeh melihat ucapan Bondan yang ditambah dengan mulutnya yang monyong dan terlihat dibuat-buat. Sungguh sangat menggemaskan hingga Hikma mencubit hidung Bondan yang kini berada tepat dihadapanya.