webnovel

BAB 38 MALAM ITU

Hari yang memang terasa sangat panjang

Bondan akhirnya terpaksa mengambilkan baju untuk Hikma dikamarnya tersebut. Dengan semua yang memang selalu dipakai dengan Hikma mulai dengan kaos dalam atau hal lainya yang sering di pakai Hikma setiap harinya.

Bondan mengetahuinya karena diberi tahu Hikma sebelum dirinya pergi pengambilkan, Hikma mencatat semua yang dibutuhkan dan Bondan yang membacanya. Ada perasaan canggung yang Hikma rasakan, bagaimana tidak karena banyak seklai yang Hikma pakai dan bahkan secara otomatis Bondan kini mengatahui semuanya.

Bondan pun sebenarnya ragu dengan keputusanya ini, Bondan hanya takut ketika dia melihat segalanya maka ada perasaan yang tidak seharusnya tumbuh di dalam diirnya tersebut. Bondan sangat takut jika nanti terjadi hal diluar kendalinya seperti yang pernah terjadi di rumahnya waktu itu.

Bondan :" Kamu memakai semua ini? Apa badanmu itu tidak panas memakai pakaian dengan seribu lapis seperti ini. Aku yang langsung memakai baju saja langsung kepanasan"

Hikma :" Tidak perlu banyak komentar, kmau hanya perlu mengambilkanya untukku. Dan ku mohon jangan terlalu lama karena aku sudah sangat kedinginan ini."

Bondan akhrinya segera pergi dan menuju ke kamar Hikma untuk mengambilkan segala keperluanya yang telah dicatat rapi di dalam selembar kertas yang kini dibawanya. Bondan membuka pintu kamar Hikma, beegitu sesak tetapi sangat wangi rapi dan bersih. Bondan sangat kaget ketika memasuki kamar Hikma, karena baru kali ini ia menginjakan kakinya diruangan ini.

Bondan mulai mencari kaos dalam Hikma yang entah di simpan dibagian mana, setelah sibuk mencari dan akhirnya dia menemukan letak kaos dalam Hikma, berada di kardus yang ia susun seperti lemari, disitu ternyata juga sudah ada pakaian dalam Hikma lain seperti penutup payudara juga celana dalam.

Setelah mengamati satu persatu barang Hikma tersebut, seperti yang Bondan takutkan saat di awal tadi bahwa dia takut akan timbul sebuah perasaan yang sebenarnya tidak pantas untuknya.

Bondan mengangkat penutup payudara Hikma dan mulai terangsang, dengan gerakan cepat Bondan meremas penutup tersebut dengan membayangkan bahwa disitu ada isinya. Bondan bahkan sampai menciumnya dan memasukanya ke dalam kelaminya.

Hal yang snagat ditakutkan oleh Bondan kini terjadi kepadaya. Setelah mendengar teriakan Hikma akhirnya Bondan menyadari bahwa Hikma sedang kedingingan dan menunggunya membawakan ini segera ke kamar mandi. Bondan langsung lari dan menuju ke kamar mandi sampai lupa menutup celananya yang tadi ia buka karena terangsang melihat penutup payudara kepunyaan Hikma tersebut.

Hikma :" Ngapain saja sampai lama? Aku sudah sangat keidnginan dan kamu tega membiarkanku kedinginan seperti ini"

Bondan :" Maafkan aku, aku tadi kebingungan tentang peletakan barangmu dikamar. Maklum karena aku belum tau dimana letaknya sehingga aku mencarinya dengan perlahan"

Hikma hanya diam karena ia sedang memakai pakaianya tersebut, sedangkan Bondan kini sedang duduk diruang tamu danberharap tidak ada bekas apapun di penutup kepunyaan Hikma tersebut. Bondan sangat khawatir perasaanya tersebut sampai ketahuan ke Hikma.

Tidak lama Hikma keluar dari kamar mandi, dan terlihat sangat menawan. Hikma memakai pakaian daster yang bahkan menambah kecantikanya hingga berpuluh persen. Mata Bondan tidak bisa berbohong kalau Hikma memang sangat menawan bahkan perasaanya kini tidak bisa berbohong lagi bahwa ia sangat mencintai Hikma.

Bondan :" Cantik yang natural,kamu trelihat snagat sempurna memakai pakaian ini. Walau terlihat kuno tetapi kecantikanmu sangat terpancar"

Hikma :" Apa kamu bilang?"

Tanya Hikma dengan nada terkejut dan menginginkan Bondan untuk mengucapkanya kembali kepadanya karena Hikma tidak mendengarnya begitu jelas apa yang sebenarnya Bondan katakan tersebut.

Bondan yang sudah tertangkap malu hanya geleng-geleng kepala hingga sampainya Hikma masuk ke dalma kamarnya untuk mengeringkan rambutnya dengan handuk yang sederhana. Sedangkan Bondan duduk di sofa, niatnya mau pulang setelah hikma keluar nantinya. Tetapi Bondan malah nyenyak sampai Hikma keluar dari kamarnya tersebut.

Hikma :" Pasti kelelahan karena seharian telah membantuku membereskan rumah kontrakanku ini. Kasian juga jika aku harus membangunkanya dan menyuruhnya utnuk pulang. Biarkan saja malam ini ia tidur disini. Aku akan membawanya ke kamarku dan aku akan tidur dengan Hasan di depan televisi"

Ucap Hikma yang sedang mendekati Bondan saat itu. Hikma memandang wajah Bondan yang memang terlihat sangat kelelahan tersebut. Hikma mengusap pipi Bondan dengan penuh kaish sayang, sedangkan Bondan yang masih belum nyenyak merasakan hal tersebut dan pura-pura untuk ngelindur, Bondan memegang tangan Hikma dengan erat dan memeluknya di sofa.

Hikma :" Eh, eh kenapa tanganku ditarik. Dikira bantal guling apa ya tanganku ini. Heyy bangun lepaskan tanganku jangan dibuat alas untuk tidurmu ini"

Ucap Hikma sambil mencubit pipi Bondan saat itu tetapi Bondan masih tidak meresponya. Hingga Hikma akhirnya duduk dibawah Bondan dan mengusap rambut Bondan dengan tangan satunya. Sungguh Hikma sangat manis seklai ketika hal seperti ini.

Sedangkan Bondan yang masih pura-pura tidur hanya bisa tersenyum bahagia di dalam hatinya tanpa berani menampakan didepan Hikma takut dia malah menjadi sasaran amukan Hikma saat itu. Karena jika Hikma tahu bahwa Bondan tidur hanya ingin di dekati nya saja maka yang ada ia akan menjadi makan malamnya hari ini.

Hikma :" Sungguh lelaki yang sangat tampan, terima kasih banyak karena selama ini masih sudi mengurusiku hingga besar seperti ini. Sungguh aku tidak tahu lagi bagaimana cara untuk membalas semua kebaikanmu tersebut. Aku sangat menyayangimu"

Ucap Hikma dengan suara lirih dan tetap mengusap kepala Bondan dengan sangat lembut. Bondan menahan tawa dengan semua ucapan Hikma tersebut. Karena dia tidak tahan lagi akhirnya Bondan membalikan badanya dan melepaskan tangan dari Hikkma.

Hikma akhirnya tersenyum karena kini anganya sudah dilepas oleh Bondan. Hikma yang berfikir panjang tidak akan kuat membawa Bondan ke dalam kamarnya akhirnya mengurungkan diir dan memutuskan untuk menyelimutinya saja.

Hikma mengambil selimutnya dan ia berikan kepada Bondan yang terlihat sedang kedinginan. Hikma menyelimuti Bondan dengan penuh perasaan hingga akhirnya ia mendapatkan ciuman yang menyasar tepat di dahi Bondan.

" Terima kasih banyak"

Itu adalah ucapan yang mengiringi ciuman yang Hikma berikan kepada Bondan tersebut. Bondan pun tersenum lebar. Sedangkan Hikma masih mengecek adiknya satu persatu sebelum akhirnya ia akna masuk ke dalam kamarnya sendiir.

Semua adiknya juga mendapatkan satu buah kecupan dari Hikma dengan tambahan cinta yang tidak akan mampu didapatkan darimanapun. Setelah mengecek keadaan rumah dan juga keadaan adiknya Hikma akhirnya mematikan lampu dan ia langsung menuju ke kamarnya.

Melihat hikma yang sudah masuk, akhirnya Bondan terbangun dan memegang bekas ciuman Hikma tadi. Bondan nampak bahagia karena bibirnya terus saja mengukir senyuman.