webnovel

SUAMI TERPAKSA [ENDING]

CERPENCERBUNG5_ · Urban
Not enough ratings
23 Chs

CHAPTER DUAPULUH

FORCE HUSBAND™

{20}

=

=============================

Tanpa terasa, hari ini terhitung 2 hari semenjak Lauren sadar dari masa kritisnya. Setelah mengurus segala urusan administrasi RS. Akhirnya, Laura dan Lauren dipersilahkan untuk pulang ke rumah.

Setelah sampai di rumah, Lauren menatap ruangan tamu dengan pandangan nanar. Ia ingat beberapa kejadian acak, namun sebagian juga ia lupakan.

Setelah menaruh semua koper, Lauren menatap foto pernikahan dirinya dengan Laura. Untung saja ia ingat peristiwa penting tersebut yang hanya ada sekali dalam hidupnya.

Laura menghampiri Lauren, lalu memegang pundak sang suami. Ia berujar pelan, "Bi. Apakah kau ingat dengan peristiwa yang sangat penting dalam hidup kita ?".

Lauren mengangguk pelan, "Iya saya ingat".

Laura mengerutkan alisnya, "Apakah Bi ingat panggilan spesial antar kita berdua ?".

"Ingat"

Laura tersenyum, "Syukurlah. bagaimana kalau Bi mencoba untuk memakai panggilan tersebut? Soalnya terdengar asing diantara kita jika memakai sebutan saya atau kamu".

Lauren menatap Laura dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, "Maaf, saya belum bisa".

Mendengar jawaban Lauren yang terdengar singkat dan sangsi membuat Laura hanya bisa tersenyum Gentir, dan juga mencoba menahan air matanya yang ingin berjatuhan, "Baiklah Bi".

Laura kemudian mengalihkan pandangannya menuju arah dapur, "Bi, aku mau masak dulu ya".

Kemudian Laura  beranjak menuju Dapur. Namun disela perjalanan, Lauren berujar "Saya mohon juga, kamu jangan memanggil saya dengan sebutan 'Bi' ".

Langkah Laura terhenti. Mendengar pernyataan Lauren berhasil membuat hatinya menjadi panas. Ingatan Lauren yang secara acak menghilang berhasil membuat dirinya sakit hati.

Bahkan kini Lauren juga merasa risih menggunakan panggilan spesial antara mereka berdua.

Laura tanpa menoleh berujar dengan terpaksa, "Iya mas".

=========================

"Kamu suka tempat bulan madu kita sayang?". Tanya pak Raffan kepada Lastri.

Lastri memandang lautan Bali dengan tersenyum, "Suka sayang".

Pak Raffan memeluk Lastri dari belakang, "Kamu suka banget sama Bali ya? Sampe - sampe tidak mau diajak ke luar negri".

Lastri mencium lembut bibir pak Raffan yang telah sah menjadi suaminya itu, "Aku lebih suka Bali daripada luar negri. Dan juga, luar negri itu lebih mahal. Daripada harus mengeluarkan uang yang begitu banyak, lebih baik ditabung kan?".

Pak Raffan mengangguk, "Baiklah. Kau benar sayang".

=========================

"Mau kemana malam - malam begini mas?". Khawatir Laura dengan mata yang terkantuk saat melihat suaminya mulai berkemas diri malam - malam.

Lauren tanpa menoleh menjawab, "Saya keluar".

"Iya aku tahu mas bakalan keluar mas. Tapi, mau keluar kemana?".

"Ke rumah teman".

Laura semakin merasa gelisah dan khawatir, "Haruskah sekarang mas? Tidak bisakah ditunda besok? Bukannya gimana mas, malam - malam begini, akan ada banyak begal diluaran sana. Apalagi ini sudah jam 11 malam".

Lauren menggeleng, "Tidak bisa. Aku harus segera kerumah teman. Ini penting"

Mendengar jawaban Lauren yang tidak bisa terbantah membuat Laura hanya bisa pasrah, "Baiklah mas. Tapi, mas tunggu dulu. Mas harus bawa benda ini".

Kemudian Laura berlari menuju arah dapur. Sementara itu Lauren hanya bisa menunggu.

Tak butuh waktu lama, akhirnya Laura datang sambil membawa sebuah botol kecil, "Bawa ini mas".

Lauren merasa sangat kebingungan, "Apa ini?".

"Itu semprotan cabe mas. Kalau ada begal, penjambret, dan jin tinggal semprot itu aja". Ujar Laura menjelaskan.

"Kamu ini ada - ada aja". Jengkel Lauren.

"Kan buat jaga - jaga mas. Udah cukup rasanya aku merasakan akan kehilangan kamu sewaktu masih kritis mas. Sekarang aku tidak mau merasakan hal itu lagi. Aku hanya mau mas selamat dan sehat".

Mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Laura berhasil membuat jantung Lauren sedikit berdebar.

Ketika dirinya sudah merasa sedikit tenang, Lauren mulai beranjak pergi, "Aku pergi dulu".

"Bentar dulu mas". Cegah Laura.

"Apa lagi ?!".

Cup

Laura mencium bibir Lauren dengan lembut, "Aku terima kalau kita belum bisa memanggil dengan sebutan spesial  kita mas. Tapi, kalau yang satu ini aku gak sanggup untuk tidak melakukannya".

Muka Lauren terlihat memerah, tanpa kata dirinya mulai keluar menuju halaman depan.

============================

[AWAS! ADEGAN VULGAR! SKIP JIKA TIDAK SUKA ]

Tubuh pak Raffan dan Lastri tampak bertelanjang dan saling berkeringat. Kedua insan ini sama - sama bergairah untuk melaksanakan kegiatan yang lumrah dilakukan saat bulan madu.

Pak Raffan tampak menghisap payudara Lastri yang kenyal dan besar. Dirinya terus saja menghisap buah dada tersebut sampai Lastri mendesah berat dibuatnya.

"Ahhhhh enak sayang ehmmm". Desah Lastri sambil menarik rambut suaminya itu.

Kemudian pak Raffan kini beranjak menuju leher mulus Lastri lalu meninggalkan jejak kepemilikannya disana.

"Ahhhh.... Enak sayang.... ".

"Enak ya?". Tanya Pak Raffan dengan pelan namun terselip nada menggoda.

"Iya... Ahh... Aku mau dimasukin sayang... Ahhh gak tahan lagi". Goda Lastri

Pak Raffan tertawa pelan kemudian tanpa aba - aba ia memasukkan kejantanan nya menuju intim Lastri.

"AH SAKITTTT !!". Pekik Lastri tanpa kesiapan.

Pak Raffan kemudian berbisik, "Sakit ya? Yaudah dicabut aja kalo gitu".

Pak Raffan beranjak mengeluarkan kejantanannya namun dengan segera juga Lastri mencegah itu terjadi.

"Jangan dicabut sayang ehmmm".

"Katanya tadi sakit".

Lastri berujar dengan pelan , "Sakit tapi enak gimana dong?".

Pak Raffan menggeleng pelan lalu dengan tiba - tiba menggerakkan kejantanannya maju mundur dengan tempo sangat cepat.

"Ah ah ah ah ah". Desah Lastri sambil meremas pantat suaminya yang bergerak naik turun.

"Ahhhhh ". Desah berat pak Raffan tak lupa menghisap payudara istrinya.

Plok

Plok

Plok

Tubuh mereka saling bergerak mengikuti irama. Desahan yang panjang terus - menerus keluar dari mulut mereka. Intinya mereka saling menikmati kegiatan ini hingga akhirnya mereka mencapai puncak kenikmatan bersama.

"Ahhh". Desah Lastri panjang. Dirinya mulai merasa lemas.

Pak Raffan mengeluarkan kejantanannya yang berlumuran cairan intim lalu mengarahkannya kearah Lastri.

Lastri tersenyum penuh arti saat suaminya itu menyondorkan kejantanannya. Tanpa disuruh, dengan senang hati Lastri mulai menggulum kejantanan suaminya.

"Ehhhmmmm ahhh ". Desah pak Raffan dengan berat.

"Manis lho sayang". Goda Lastri.

"Yang punya juga manis". Goda balik Pak Raffan 

Lastri hanya bisa tertawa.

=========================

[Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif --]

TUT !

Laura dengan muka yang memerah menahan amarah melempar ponselnya secara kasar. Kemudian dirinya melirik jam dinding yang kini menunjukkan pukul 2 pagi

Suaminya belum juga pulang sejak pergi tadi. Dan lebih parahnya lagi, ponselnya kini tidak aktif.

Laura hanya bisa mengacak rambut panjangnya tanda frustasi. Bagaimana cara dirinya agar mengetahui dimana sebenarnya suaminya tersebut.

Tring.

Ponsel pintar Laura bergetar tanda ada pesan WhatsApp yang masuk. Laura lalu mengambil ponselnya dan mulai mengecek isi pesan yang masuk.

"Oh dari Laksen". Gumam Laura

[Hai kak. Apa kabar? Kalau kakak tidak sibuk, temani aku chatting ya kak. Kebetulan sekali kakak online pagi - pagi subuh begini. ]

Laura kemudian membalas,

| Hai Sen. Apa kabar? Aku tidak sibuk, hanya saja sedang setres menunggu abangmu yang belum kunjung datang sejak tadi pergi ke rumah teman 😓 |

[Aku juga baik kak. Oh ya?🙄 Apakah Abang harus malam - malam subuh kerumah teman? Apakah sepenting itu temannya?]

| Entahlah Sen. Bagaimana ini?! Aku sangat khawatir 😓 |

[Kakak sudah telfon?]

| Sudah Sen. Tidak aktif |.

[Bagaimana kalau lacak GPS? 😎]

Kening Laura berkerut. Ia berfikir Laksen ada benarnya juga. Entah kenapa dirinya  malah tidak kepikiran dengan ide tersebut sejak tadi.

| Baiklah Sen. Aku lacak dulu ya☺️ |

[Baik kak ☺️, aku juga sudah didatangi oleh senior untuk laporan kegiatan. Sampai jumpa kak 😎]

| Semoga lancar. Sampai jumpa 👐|

Laura kemudian membuka aplikasi pelacak lokasi. Kemudian dirinya menambahkan email ponsel Lauren beserta sandinya.

Setelah menunggu beberapa menit. Akhirnya lokasi terkini ditemukan

•Saat ini pengguna sedang berada di Hotel Cemara Cempaka•

Hati Laura kini terasa sangat mendidih. Apakah suaminya itu berulah lagi?!

==========================

"Iya sayang tidak apa. Hal tersebut lebih penting. Aku bisa periksa sendiri kok. Dan sekarang aku sudah tiba di RS". Ujar Lastri dengan ponsel yang tertempel ditelinga kirinya.

Lastri dengan seorang diri kini berjalan menuju tempat administrasi rumah sakit. Kali ini dirinya akan kontrol mengenai kehamilannya, sementara itu, suaminya tidak bisa mendampinginya karena tiba - tiba saja ada urusan mendadak.

"Baiklah sayang. Jangan marah ya. Jaga diri". Ujar pak Raffan di telepon

"Iya. Baiklah dadah".

Lastri menutup panggilan, lalu menatap staff administrasi rumah sakit dengan intens.

"Pagi mbak. Saya mau kontrol kehamilan saya". Ujar Lastri.

"Baik. Sebentar ya".

Lastri mengangguk setuju kemudian duduk di kursi tunggu.

"Eh si jalang". Ceplos seorang perempuan yang duduk disebelah Lastri.

Lastri mengangkat alisnya sebelah, "Sorry? Who are u?".

Perempuan tersebut tersenyum miring, "Dasar tidak tahu terimakasih. Aku ini adalah orang yang sibuk mengurus pernikahanmu dengan Pak Raffan!".

Lastri tampak berfikir, "Ne.... Nela?".

Perempuan yang ternyata bernama Nela itu tertawa jengah, "Oh, rupanya ingat. Kenapa kau datang kesini wahai pelacur?".

"Jaga ucapanmu". Desis Lastri dengan muka marah.

"Ayolah. Aku harus menjaga ucapanku bagaimana lagi? Memang benar kan kalau kau itu pelacur. Sedang menikmati kekayaan Pak Raffan yang berhasil didapat ya? Itu semua juga karena saya yang membantu pak Raffan! Kalau tidak, kamu mungkin sekarang udah jadi GEM to the BEL!"

Lastri merasa sangat marah, "Kalau tujuan anda hanya untuk menghina saya, lebih baik anda pergi dari sini".

Nela berdiri lalu menendang kursi yang diduduki oleh Lastri, "Jangan sombong. Hidup pelacur gak akan lama". Kemudian Nela beranjak menjauh dari Lastri.

Lastri berusaha menenangkan dirinya sambil mengusap perutnya yang tampak membuncit.

=========================

"Kenapa kamu baru datang mas?". Tanya Laura dengan tatapan mengintimidasi saat melihat suaminya baru saja pulang sejak pergi tadi.

Lauren dengan pandangan lesu menjawab, "Karena tadi ada rapat penting".

Laura merasa semakin muak, sudah cukup rasanya suaminya tersebut berbohong. "Jangan bohong".

"Aku gak bohong". Elak Lauren

Laura memejamkan matanya lalu menjawab, " GAK ADA ORANG RAPAT DI HOTEL YANG TERKENAL TEMPAT SEKS PARA JALANG!".

Mendengar jawaban Laura, membuat Lauren menjadi sedikit gugup, "A.. aku ".

"Aku apa mas?! Ngaku aja deh ! Mas main sama jalang disana ?! Kali ini sama siapa? Hah!!". Desak Laura sambil memegang dadanya yang terasa sangat panas.

Lauren mencoba menjelaskan, "Iya, aku ada kesana tapi bukan main".

"Bukan main? Lantas kesana ngapain? Ngentot?". Pedas Laura.

Lauren menggeleng dengan tegas, "Gak".

"TERUS APA?!".

Lauren tampak menarik nafas panjang. Lalu dirinya menjawab, "Aku mencari informasi".

Laura diam menunggu Lauren menjelaskan kepada dirinya lebih rinci lagi.

Lauren kemudian melanjutkan , "Aku mencari informasi mengenai siapa yang menabrakku saat kecelakaan terjadi".

"Siapa?". Tanya singkat Laura dengan nada penasaran.

Lauren menjawab, "Ibu Ratih".

Laura sangat terkejut, kenapa bisa Ibu Ratih ?

"Apakah mas sudah menemukan bukti bahwa kecelakaan yang mas alami adalah bukan kecelakaan  tunggal?".

Lauren mengangguk, "Aku bahkan diberikan banyak bukti dan dari bukti tersebut aku menjadi percaya dan yakin".

"Lalu kenapa untuk mendapatkan bukti tersebut mas harus ketempat para jalang bekerja?".

"Mantan suami Ibu Ratih yaitu pak Raffan yang menyuruhku kesana. Sekalian juga beliau mau memotret pekerjaan Ibu Ratih saat melayani tamu. Karena beliau mau mengambil bukti agar Ibu Ratih dicap oleh Hakim sebagai orang tua yang tidak baik. Sehingga, hak asuh jatuh ditangan pak Raffan".

"Jangan lupa juga mas, kalau Pak Raffan sekarang adalah suami Lastri ". Jelas Laura.

Lauren bingung, "Pak Raffan sekarang telah menjadi suami Lastri? ".

Laura mengangguk, "Iya mas. Mereka menikah tepat sehari setelah mas sadar dari masa kritis. Aku tidak bisa datang sehingga hanya bisa menitipkan hadiah untuk mereka".

Lauren sangat kebingungan.

===========================

[HAI, SEMOGA KALIAN MASIH SETIA MENUNGGU CERITA INI. YUK DI LIKE DAN COMMENT]

[CERITA INI AKAN SEGERA TAMAT GUYS, MUNGKIN 1 ATAU 2 CHAPTER LAGI. SO, THANKS U  YANG SUDAH SUPPORT. I LOVE U 🥰🥰]

[SAMPAI JUMPA]